Sukses


5 Kapten Terbaik di Era Liga Premier

Jakarta Peran seorang kapten di sebuah tim sangat besar termasuk di kompetisi Liga Inggris. Kapten berperan menyatukan para pemain di ruang ganti.

Bahkan besarnya peran si kapten tertentu dalam sebuah tim sangat terasa jika sudah berpindah klub. Chelsea begitu merasakannya ketika ditinggal oleh John Terry.

Terry yang biasanya mencairkan suasana ruang ganti mendadak hilang dan Chelsea seperti belum siap. Terry baru salah satu kapten terbaik di Liga Inggris sejak 1992.

Sederet pemain dengan ban kapten di lengannya kerap memberi pengaruh besar dalam tim. Kehadiran kapten khususnya untuk klub Liga Inggris sangat krusial.

Lantas, siapa saja kapten terbaik klub Liga Inggris sejak era Liga Primer? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1. Roy Keane

Tidak ada tim yang sukses di Liga Inggris seperti Manchester United. Saat merasakan era paling dominan dari awal 90-an hingga pertengahan 2000-an, mereka dibantu salah satu kapten paling inspiratif dalam sejarah, Roy Keane.

Keane mengambil alih kapten tim pada awal musim 1997/98 ketika Eric Cantona tiba-tiba pensiun. Tetapi dia melewatkan sebagian besar musim itu karena cedera lutut.

United kehilangan gelar Liga Inggris yang direbut Arsenal, dan pada musim 1998/99, Keane bertekad untuk memastikan bahwa Setan Merah merebut kembali gelar itu. Sosok asal Irlandia itu akhirnya membawa United rengkuh treble, yakni gelar liga, Piala FA dan Liga Champions.

Selama waktunya sebagai kapten United, ia memenangkan tujuh trofi utama termasuk empat gelar Liga Primer. Lebih dari satu dekade, ia tetap menjadi kapten Red Devils terbesar.

3 dari 6 halaman

2. Steven Gerrard

Steven Gerrard tidak pernah memenangkan Liga Inggris sebagai kapten Liverpool. Namun kepemimpinannya bersama The Reds amatlah besar.

Saksikan penampilannya di final Liga Champions 2005 yang mungkin tidak akan pernah dicapai Liverpool jika bukan karena Gerrard. Dia menginspirasi comeback di babak grup dalam pertandingan penting melawan Olympiakos, mencetak gol terakhir dalam kemenangan 3-1 setelah timnya tertinggal 0-1.

Final sangat besar dalam sejarah sepak bola akhirnya tercipta. Liverpool tampak tak berdaya usai tertinggal 0-3 vs Milan di babak pertama sebelum comeback yang terinspirasi Gerrard. Dia mencetak gol pertama yang membangkitkan mentalitas tim dan sukses samakan skor jadi 3-3 dan memenangkan adu penalti.

Gerrard mungkin hanya memenangkan tiga trofi besar sebagai kapten, tetapi tanpa dia di lapangan, Liverpool tak akan dipandang. Yang membuatnya menjadi kapten yang benar-benar hebat adalah teladannya.

4 dari 6 halaman

3. John Terry

Meskipun sudah bermain di Aston Villa, pada setiap pertandingan kandang Chelsea, spanduk besar dapat dilihat tergantung di langit-langit di bertuliskan John Terry, Kapten, Pemimpin dan Legenda acap terpampang di Stamford Bridge. Itu wujud penghormatan fans kepada dirinya.

Dalam hal statistik, Anda tidak bisa berdebat dengan kehebatan Terry sebagai kapten. Dia satu-satunya pemain yang memimpin timnya meraih lima gelar juara Premier League, dan juga memimpin Chelsea rebut empat Piala FA, tiga Piala Liga, Liga Champions, dan Liga Europa.

Kemenangan Liga Champions adalah salah satu yang kontroversial karena Terry diskors untuk final. Namun dia muncul untuk perayaan dalam jersey lengkap. Tetapi hanya orang bodoh yang mengklaim dia tidak memainkan peran besar dalam membawa The Blues ke Munich.

Pada leg pertama semifinal lawan Barcelona, Terry membantu timnya untuk menjaga clean sheet. Mungkin kontribusi terbesarnya adalah pada musim pertamanya sebagai kapten, 2004/05.

Dipilih sebagai pemimpin oleh manajer baru Jose Mourinho, Terry mengomandoi The Blues meraih gelar juara dengan catatan pertahanan terbaik dalam sejarah Liga Inggris. Jelas kepemimpinan Terry masih terasa di Chelsea.

5 dari 6 halaman

4. Tony Adams

Ketika Anda berpikir tentang kapten sepakbola stereotip, pria pertama yang muncul dalam pikiran adalah legenda Arsenal, Tony Adams. Dia menghabiskan seluruh 22 tahun kariernya sebagai bek tengah untuk The Gunners dan meskipun pensiun pada akhir musim 2001/02, bisa dikatakan bahwa mereka tidak pernah benar-benar bisa menggantikannya.

Adams menjadi kapten Arsenal jauh sebelum era Premier League. Dia diberi ban kapten oleh George Graham pada Januari 1988, ketika masih berusia 21 tahun, dan tetap dalam peran itu untuk 14 tahun ke depan sampai pensiun.

Selama waktu itu ia memenangkan empat gelar liga (dua Liga Premier), tiga Piala FA dan Piala Winners Eropa pada tahun 1994. Bisa dibilang prestasi yang paling mengesankanya adalah mampu beradaptasi dengan era baru di sepak bola, ketika manajer Arsene Wenger mengambil alih Arsenal pada akhir 1996.

Pada saat kariernya berakhir, Adams telah membuat 674 penampilan untuk Arsenal dan menjadi kapten klub yang paling sukses. Pada tahun 2011, untuk memeringati ulang tahun ke-125 klub, patung Adams didirikan di luar Stadion Emirates, penghargaan yang tepat untuk salah satu kapten terbesar di era Premier League.

6 dari 6 halaman

5. Vincent Kompany

Meskipun banyak pemain mega-mahal yang telah dibawa Manchester City ke Etihad sejak 2008, tapi rekrutan terbaiknya adalah Vincent Kompany. Pria itu kemudian menjadi kapten tim dan lantas memenangkan dua gelar liga serta dalam perjalanan yang ketiga.

Kompany membantu City untuk memenangkan trofi pertama di era baru , yaki Piala FA pada 2010/11. Sebelum musim berikutnya dia pertama kali dinobatkan sebagai kapten klub.

Manchester City tidak pernah terlihat cukup kuat dalam pertahanannya tanpa Kompany. Dia bukan seorang kapten berapi-api seperti Adams dan tidak mampu bawa timnya menang laiknya Gerrard. Tapi kepemimpinannya dan kualitas organisasinya berada pada level yang menempatkannya di sana dengan kapten terbesar Liga Inggris.

(Eka Setiawan)

Sumber Liputan6.com

Video Populer

Foto Populer