Bola.com, Jakarta - Pemilik Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha, dipastikan meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan helikopter di tempat parkir King Power Stadium, Sabtu (27/10/2018) malam waktu setempat.
Insiden tersebut terjadi selepas Leicester bermain 1-1 kontra West Ham United pada pekan ke-10 Premier League. Vichai meninggalkan stadion dengan menaiki helikopter berjenis dengan jenis AgustaWestland AW169.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata kepada BBC, baling-baling belakang helikopter tak berfungsi. Akibatnya, helikopter berputar-putar dan terjatuh di tempat parkir.
Tak lama berselang, bola api besar membumbung ke atas langit King Power Stadium dan membakar helikopter tersebut. Setelah melakukan penyelidikan, kepolisian Leicestershire memastikan Vichai Srivaddhanaprabha menjadi satu dari lima korban meninggal dalam kecelakaan tersebut.
Selain pengusaha 60 tahun, keempat korban meninggal lainnya adalah Nursara Suknamai dan Kaveporn Punpare yang merupakan staf Vichai, pilot Eric Swaffer, dan pilot kedua Izabela Roza Lechowicz.
"Dengan penyesalan dan hati yang hancur, kami mengonfirmasi bahwa presiden kami, Vichai Srivaddhanaprabha, adalah salah satu dari korban yang kehilangan nyawa pada Sabtu malam ketika sebuah helikopter yang membawa dia dan empat orang lainnya jatuh di luar King Power Stadium. Tak satu pun dari lima orang di dalam helikopter yang selamat," bunyi pernyataan resmi Leicester City.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dongeng Vichai Bersama Leicester City
Vichai Srivaddhanaprabha merupakan sosok pengusaha sukses di Thailand. Pria kelahiran Bangkok, 4 April 1958 itu mulai membangun kerajaan bisnisnya dengan membuka toko bebas pajak King Power Duty Free pada 1989.
Usahanya itu semakin berkembang ketika Thailand dipimpin Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Pada 2006, toko King Power Duty Free berada di hampir setiap bandara di Thailand.
Bisnis yang terus berkembang membuat Vichai Srivaddhanaprabha kini menjadi satu di antara orang terkaya di Thailand. Menurut Forbes, Vichai memiliki kekayaan hingga 3,9 miliar poundsterling atau setara dengan Rp 76 triliun.
Dengan dana tersebut, Vichai yang merupakan orang terkaya kelima di Thailand membeli Leicester City pada 2010. Dia mengeluarkan dana 39 juta poundsterling (Rp 761 miliar) untuk menjadi pemilik saham mayoritas The Foxes.
Berkat suntikan dana dari Vichai, performa Leicester City menanjak. Setelah berjibaku di Divisi Championship, Leicester akhirnya promosi ke Premier League pada musim 2014-2015. Mereka naik ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola di Inggris itu dengan status juara Divisi Championship.
Pada musim perdana di Premier League, Leicester City kesulitan bersaing. Bahkan, mereka sempat berada di dasar klasemen hingga pekan ke-18 musim 2014-2015.
Namun perlahan, Leicester yang ditangani Nigel Pearson mampu bangkit. Mereka akhirnya sukses menyudahi musim di peringkat 14 klasemen Premier League.
Tak ingin mengulangi hasil minor tersebut, Vichai Srivaddhanaprabha melakukan pembenahan. Dia menggantikan Nigel Pearson dengan Claudio Ranieri, dan mengeluarkan dana 27,3 juta poundsterling (Rp 532 miliar) untuk mendatangkan enam pemain baru pada awal musim 2015-2016.
Perubahan itu membawa dampak positif buat Leicester City. Diperkuat Jamie Vardy, Riyad Mahrez, N'Golo Kante, dan Shinji Okazaki, The Foxes secara mengejutkan berhasil menjuarai Premier League musim 2015-2016.
Prestasi Leicester City di bawah kepemimpinan Vichai Srivaddhanaprabha bagaikan sebuah dongeng. Sebab, mereka berhasil mengungguli tim-tim mapan, semisal Manchester United, Chelsea, Manchester City, Arsenal, dan Liverpool.
Bukan hanya itu, tak banyak bursa taruhan yang menjagokan The Foxes. Bahkan, peluang Leicester City untuk keluar sebagai juara adalah 5000:1.
Kisah skuat Si Rubah menjuarai Premier League untuk pertama kali pun diyakini bakal sulit kembali terulang, tak hanya dalam beberapa tahun, tetapi juga hingga puluhan tahun ke depan.
Advertisement