Bola.com, Jakarta - "Jika kami menang, pasukanku tak perlu lagi melihat apapun lagi. Jadi, kami akan fokus pada apa yang harus kami lakukan, yakni kemenangan,". Kalimat tersebut meluncur dari Manajer Manchester City, Pep Guardiola, sebelum anak asuhnya melawat ke Amex Stadium, markas Brighton & Hove Albion, Minggu (12/5/2019).
Kunjungan ke daerah yang berjarak 76 kilometer ke arah selatan kota London tersebut bakal mencetak sejarah. Syaratnya, Manchester City harus menang, karena bersua Brighton menjadi laga pamungkas Premier League 2018-2019.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Manchester City berada di puncak klasemen sementara Premiership 2018-2019 dengan koleksi 95 poin. Sergio Aguero dkk hanya unggul 1 poin dari rival berat; Liverpool.
Walhasil, Manchester City bakal mengeluarkan seluruh kemampuan mereka agar bisa memertahankan gelar. Jika terealisasi, mereka bakal memberi label 'hari sedih' bagi Liverpool. Maklum, pada medio Januari 2019, Liverpool sempat berada di posisi teratas dengan selisih 7 poin dari Manchester City.
Namun, selepas tahun baru, Liverpool tampil inkonsisten. Akibatnya, Manchester City mampu memotong selisih, dan kini sudah berada di ambang juara. Satu yang menyesakkan, jika gagal juara, para penggemar Liverpool akan menangisi kans yang sebenarnya sudah terbuka lebar bagi mereka menjadi jawara di tanah sendiri.
Sadar dengan laga krusial kontra Brighton, Pep Guardiola memersiapkan tim layaknya bakal menghadapi pertarungan final. Sky Sports dan BBC menulis, armada Manchester City mendapat 'tempaan' khusus di area sekitar Etihad Campus.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Janji Pep Guardiola
Mereka benar-benar bersiap total menghadapi tim yang pada putaran pertama berhasil dibekap 2-0 via gol Raheem Sterling dan Sergio Aguero. "Saya tak mengira kami bisa berada di ambang juara setelah sempat tertinggal tujuh poin di belakang Liverpool pada awal 2019. Ini seperti mimpi berada di pintu gelar," sebut Pep Guardiola.
Pada sisi lain, Pep Guardiola memastikan timnya tak akan banyak berubah. Ia senang karena Kevin De Bruyne sudah siap bertempur lagi meski Fernandinho dan Benjamin Mendy masih menyingkir.
"Kami sudah memerlihatkan banyak hal, dan tak ada perubahan. Faktanya, kami benar-benar tampil luar biasa sepanjang musim ini," tegas Pep Guardiola. Ucapan sang entrenador berkaitan dengan tugas Manchester City yang belum selesai setelah laga kontra Brighton. Maklum, sepekan ke depan, mereka akan tampil di partai final Piala FA, bersua Watford.
Oleh karena itu, Pep Guardiola ingin menyudahi tugas satu per satu. Modal meraih kemenangan kontra Brighton tergolong banyak. Manchester City selalu menang pada empat pertemuan terakhir kontra tuan rumah, termasuk dalam setiap pertemuan di dua musim terakhir.
Pada tiga kemenangan terakhir, Manchester City selalu unggul minimal dengan marjin dua gol. Kali terakhir Brighton menekuk Manchester City terjadi pada 1 April 1989, kala unggul 2-1, berkat gol Alan Curbishley dan bunuh diri bek Manchester Biru, Ian Brightwell.
Satu yang bakal menjadi keuntungan Manchester City adalah kepastian Brighton tetap bertahan di pentas Premier League. Meski berada satu trip di atas batas zona merah, armada Chris Houghton tak mungkin dikejar Cardiff City.
Â
Advertisement
Bagaimana Brighton?
Artinya, Brighton akan tampil tak terlalu ngotot. Hal itu tersirat dari ucapan sang arsitek. "Saya berpesan ke pasukanku untuk sekadar menghormati Premier League. Ini laga kandang terakhir musim ini, dan jika memang bisa menang, itu sebuah hadiah istimewa bagi fans," tegas Houghton, di situs resmi klub.
Pada sisi lain, Brighton akan menghadapi tekanan luar biasa dari Manchester City. Maklum, selain mengejar gelar, The Citizens juga ingin meneetak beberapa rekor. Satu yang pasti, Manchester City akan mengoleksi trofi ke-4 di era Premier League, atau total enam trofi.
Manchester City juga bakal menjadi tim pertama yang mampu melakukan back to back sejak Manchester United melakukan hal itu pada 10 tahun silam. Manchester City berada di pintu percetakan rekor ketika menjadi tim pertama yang mampu menyelesaikan musim melalui 14 kemenangan beruntun.
Jika bisa menaklukkan Brighton, Manchester City mematahkan rekor 13 kemenangan beruntun Arsenal pada akhir musim 2001-2002. Raihan sempurna di markas Brighton akan membuat Manchester City mengumpulkan 32 kemenangan dalam satu musim, menyamai prestasi mereka sendiri pada periode lalu.
Sinyal lain yang membuat Manchester City bakal membuat fans Liverpool menangis adalah catatan tak terkalahkan pada laga terakhir Liga Inggris. Mereka tak pernah kehilangan 3 poin sejak 2013.
Satu yang menjadi atensi seluruh skuat Manchester City adalah mental. "Faktor kebugaran memang penting, tapi itu bukan yang terpenting. Bagiku, laga kontra Brighton adalah masalah mental dan spirit untuk menang," tegas Raheem Sterling, sayap agresif Manchester City.
Sumber: BBC, Mancity.com