Bola.com, Jakarta - CEO Crytsal Palace, Steve Parish, mengakui kalau Wilfried Zaha sudah seharusnya bermain bersama klub top. Namun, Parish hanya mau melepas Zaha jika mendapat harga yang tepat.
Wilfried Zaha menjadi incaran utama Arsenal dan Everton pada bursa transfer musim panas 2019. Namun, Crystal Palace terus menahan pemain tersebut karena tawarannya tidak sesuai ekspektasi.
Baca Juga
Advertisement
Pada akhirnya, Zaha masih bermain untuk Crystal Palace. Namun, Parish yakin kalau Zaha akan bergabung ke klub besar jika waktunya tepat.
“Saya yakin, nantinya Zaha akan menemukan klub yang tepat. Crystal Palace akan memastikan kalau karier Zaha berada di jalur yang benar,” ujar Parish.
“Saya merasa momen Zaha untuk pindah tidak tepat pada musim panas kali ini. Selain itu, kami merasa belum mendapat tawaran yang sesuai dengan valuasi kami.”
“Saya sudah melihat performa Zaha selama 10 tahun. Ia mencetak gol pertamanya untuk Crystal Palace ketika berusia 16 tahun.”
“Hal itu membuat saya ingin melihat Zaha sukses dalam perjalanan kariernya,” unkap Parish.
Crystal Palace menolak tawaran menarik dari Everton untuk Zaha, yaitu 70 juta pound ditambah James McCarthy dan Cenk Tosun. Crystal Palace bersikeras melepas Wilfried Zaha dengan harga 80 juta pound.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gagal di Manchester United
Wilfried Zaha pernah menjadi bagian dari skuat Manchester United. Ia bergabung dengan klub tersebut pada 2013, setelah Sir Alex Ferguson pensiun.
Hal itu membuat Zaha melewatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya di bawah arahan Ferguson. David Moyes yang menjadi suksesor Ferguson, gagal mengoptimalkan potensi Zaha di Manchester United.
Zaha memutuskan kembali ke Crystal Palace pada awal musim 2014-15 sebagai pinjaman, lalu pindah secara permanen pada awal musim 2015-16.
Sumber: Sky Sports
Advertisement