Bola.com, Jakarta - Musim lalu, Tottenham Hotspurs melangkah hingga partai puncak Liga Champions dan harus berhadapan dengan pesaing beratnya di Premier League, Liverpool. Pada laga tersebut, The Lilywhites harus merelakan trofi Si Kuping Besar berlabuh ke tangan The Reds setelah takluk 2-0 di Stadion Wanda Metropolitano.
Spurs ingin mempertahankan penampilan gemilangnya baik di Inggris maupun di Eropa dengan mendatangan sejumlah pemain, seperti Ryan Sessegnon, Tanguy Ndombele, dan Giovani Lo Celso.
Advertisement
Pembelian pemain tersebut juga tidak terlepas dari ingin perginya sejumlah pilar Spurs pada musim panas ini, seperti Toby Alderweireld, Christian Eriksen, dan Danny Rose.
Spurs tampaknya susah mengulangi penampilan apiknya pada musim lalu setelah mengawali musim dengan sejumlah hasil yang mengecewakan.
Dua kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan membuat anak asuh Mauricio Pochettino tercecer di posisi ketujuh dengan raihan delapan poin.
Kekalahan di ajang Piala Liga semakin memperburuk awal musim Spurs. The Lilywhites harus takluk dari tim Liga Dua Inggris, Colchester, lewat babak adu penalti. Dengan hasil tersebut membuat Spurs menjadi satu-satunya tim Big Six yang tersingkir di Piala Liga.
Apa saja kesalahan yang dibuat Tottenham Hotspur sejak final Liga Champions musim lalu? Berikut rangkuman empat kesalahan Spurs yang disadur dari Squawka:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Formasi Berlian yang Statis
Menggunakan formasi berlian sudah menjadi ciri khas Pochettino sejak awal musim lalu. Sepanjang musim ini, Harry Wink kerap ditempatkan sebagai gelandang bertahan dengan Ndombele dan Moussa Sissoko yang berposisi sebagai gelandang box-to-box.
Son Heung-min dan Christian Eriksen ditempatkan sebagai gelandang serang membantu Harry Kane dalam mengkreasikan serangan. Trio ini dapat menjadi ancaman yang berbahaya bagi pertahanan lawan jika tidak dapat diantisipasi dengan baik. Posisi Heung-min dan Eriksen dapat diisi Erik Lamela atau Lucas Moura jika Pochettino ingin melakukan rotasi pemain.
Kombinasi di atas terasa cukup sulit bagi Spurs untuk menghasilkan kombinasi yang efektif dalam melancarkan serangan.
Heung-min dan Lucas Moura lebih produktif di lini tengah, sedangkan Eriksen dan Lamela tampil lebih sentral daripada yang lain. Pochettino menginginkan gelandang Spurs bermain di sekitar Kane. Hal ini membuat alur serangan Spurs mudah diprediksi pertahanan lawan.
Formasi 4-2-3-1 mungkin dapat dicoba Pochettino sebagai alternatif. Kembalinya Dele Alli dapat dimanfaatakan dalam penerapan formasi tersebut. Alli dapat ditempatkan sebagai gelandang serang untuk mengkreasikan serangan untuk mendukung Kane, sedangkan Heung-min dan Lucas Moura dapat tampil melebar di sisi sayap.
Â
Advertisement
Melego Kieran Trippier
Melepas Kieran Trippier nampaknya memunculkan masalah bagi tim asal London tersebut. Bek asal Inggris tersebut dilepas ke Atletico Madrid musim panas ini dan langsung menjadi pemain andalan.
Beberapa eksperimen dilakukan oleh Pochettino di posisi bek kanan Spurs. Juan Foyth sempat mengisi pos bek kanan selama pramusim sedang dibekap cedera pergelangan kaki. Serge Aurier sempat ditempatkan di posisi bek kanan Spurs. Bek Pantai Gading tersebut tampil memukai kala berhadapan dengan Crytal Palace dengan mengkreasikan assist pada laga tersebut.
Davinson Sanchez juga pernah dicoba pelatih asal Argentina tersebut. Pemain asal Kolombia tersebut tidak menampilkan permainan yang memukau kala berhadapan dengan Arsenal. Setelah mencoba tiga pemain di atas, Aurier merupakan pilihan terbaik Pochettino untuk dipasangkan sebagai bek kanan reguler.
Â
Sering Terlambat dalam Melakukan Pergantian Pemain
Setiap tim mendapatkan tiga kali kesempatan pergantian pemain. Kesempatan melakukan pergantian pemain diberikan ketika tim ingin merubah strategi atau saat pemain mengalami cedera.
Namun, Pochettino dinilai tidak dapat memanfaatkan pergantian pemain dengan baik. Pochettino sering terlambat dalam melakukan pergantian sehingga pemain yang baru diturunkan tidak mampu beradaptasi dengan kondisi permainan.
Saat Spurs ditaklukan Leicester, Eriksen diturunkan pada menit ke-79. Pergantian tersebut dinilai terlambat untuk dilakukan. Pochettino dapat membuat kreativitas penyerangan Spurs lebih hidup jika memasukan Eriksen lebih awal.
Advertisement
Tidak Melepas Pemain yang Ingin Hengkang
Pochettino masih menyimpan pemain yang ingin hengkang, seperti Danny Rose dan Christian Eriksen. Keduanya tidak memberikan permainan terbaiknya dalam beberapa pekan terakhir. Pochettino juga gagal melepas Toby Alderweireld dan Eriksen yang kontraknya akan habis pada Juni mendatang. Rose dan Jan Vertonghen juga sudah tidak betah di Spurs.
Kini, Pochettino mempunyai pekerjaan rumah yang banyak untuk mengembalikan performa Spurs. Menambal kekurangan dan menjual pemain yang tidak betah dapat membuat Spurs kembali ke jalur yang tepat. (Tegar Juel)
Sumber: Squawka