Bola.com, Jakarta - Kesuksesan Manchester United di ranah sepak bola Inggris, terutama di era Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson, tidak terbantahkan. Namun, performa mereka merosot drastis semenjak Ferguson pensiun pada 2013.
Manchester United belum kembali menjuarai Premier League sejak Ferguson undur diri. Pencapaian terbaik Setan Merah setelah era Ferguson adalah finis di posisi kedua Premier League, tepatnya saat ditangani Jose Mourinho.
Baca Juga
Ruben Amorim Akui Joshua Zirkzee Frustrasi saat MU Imbang Vs Ipswich Town: Jujur Kami Khawatir
Dorr! Belum Disodori Kontrak Baru dari Liverpool, Mohamed Salah: Situasinya Sekarang, Sepertinya Saya Bakal Cabut
Liga Inggris: Steve Cooper Dipecat, Ruud van Nistelrooy Jadi Favorit Manajer Leicester City
Advertisement
Selain itu, Red Devils tak pernah benar-benar jadi penantang serius dalam persaingan gelar. Bahkan, MU kerap gagal menyabet tiket tampil di Liga Champions, seperti musim ini.
Kans Manchester United untuk lolos ke Liga Champions musim depan juga cukup berat. Sepanjang musim ini, penampilan MU tak konsisten dan kerap kalah dari tim-tim semenjana.
Tim besutan Ole Gunnar Solskjaer masih tercicer di peringkat kelima, defisit 33 poin dari Liverpool yang jadi pemuncak klasemen. MU juga tertinggal enam poin dari peringkat empat Chelsea.
Jalan Manchester United kembali ke jajaran elite Premier League maupun di Eropa terbentang panjang dan terjal.
Manchester United perlu menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengangkat performa tim. Berikut 5 langkah yang perlu ditempuh Manchester United untuk kembali ke jajaran elite di Premier League dan Eropa, seperti dilansir Sportskeeda, Selasa (28/1/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Pekerjakan Direktur Olahraga
Manchester United menjadi satu di antara klub Premier League yang tidak memiliki Direktur Olahraga. Padahal, pesaing berat mereka seperti Arsenal, Manchester City dan Chelsea memiliki pos tersebut.
Posisi tersebut cukup penting untuk negosiasi dan pembelian pemain yang sesuai dengan rencana manajer.
Posisi Direktur Olahraga di Manchester United dirangkap oleh Wakil Ketua Eksekutif, Ed Woodward. Ia merupakan akuntan lulusan Universitas Bristol dan menjadi tangan kanan keluarga Glazers.
Woodward dinilai bertanggung jawab atas kegagalan beberapa transfer pemain incaran Manchester United. Ia lebih tertarik mendatangkan pemain yang memiliki potensi nilai pasar yang tinggi.
Itu dibuktikan dengan hadirnya beberapa sponsor besar ke Manchester United dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement
2. Temukan Pola Permainan
Melihat pertandingan Manchester United membuat kita bertanya apa yang mereka lakukan sepanjang waktu di tempat latihan. Mereka bermain dengan kesusahan, kemenangan yang didapat tidak jauh dari keberuntungan daripada sistem yang berjalan baik.
Sejak ditinggal Ferguson tujuh tahun lalu, ada empat manajer telah ditunjuk dengan membawa sistem bermain yang berbeda.
David Moyes tidak memiliki waktu yang cukup untuk menerapkan sistem bermainnya. Louis van Gaal berbicara tentang filosofi selama dua tahun, namun sedikit memberi bukti di lapangan.
Sementara Jose Mourinho bermain dengan sepak bola pragmatis.
Manchester United perlu mendatangkan manajer yang tepat dan mampu mengimplementasikan filosofinya di lapangan. Mereka perlu meniru Guardiola dan Jurgen Klopp yang mampu memberikan filosofi yang jelas bagi Manchester City dan Liverpool.
3. Berhenti Bicara Masa Lalu dan Terima Kenyataan
Penggermar Manchester United selalu bangga klubnya paling sukses dalam sejarah sepak bola Inggris. Tetapi kenyataannya mereka tidak lagi dianggap sebagai klub elite setelah hasil di lapangan berbicara.
Setan Merah belum meraih juara di Liga Champions sejak 2009 dan Premier League sejak 2013. Setelah Ferguson pensiun, Red Devils dalam masa-masa sulit.
Fans sering kali berpegang pada tradisi klub yang menghasilkan pemain legendaris dari akademi United. Namun, itu seperti harapan palsu pada saat-saat ini.
Marcus Rasford adalah satu-satunya pemain akademi yang benar-benar masuk tim utama dalam dekade terakhir. Sementara Scott McTomminay masih terlalu dini untuk mengukur kontribusinya bagi klub.
Manchester United jauh di bawah Manchester City dan Liverpool. Itu membuat beberapa talenta top dunia tertarik bergabung ke sana. Sebaiknya fans perlu menerima ini, membatasi harapan, dan berusaha menerima kenyataan.
Advertisement
4. Banyak Bersabar
Selama hampir dua dekade, Manchester United menyombongkan diri sebagai klub primadona. Mereka sukses meraih trofi demi trofi, serta memamerkan sepak bola menyerang yang menyenangkan untuk ditonton.
Beberapa pemain terbaik di dunia mengenakan jersey klub dan memamerkan keahlian mereka. Para penggemar pun benar-benar menantikan saat tim kesayangan turun ke lapangan.
Namun, semua itu berbanding terbalik dalam beberapa tahun terakhir. Sikap apatis, kekecewaan dan marah adalah perasaan fans untuk menggambarkan Manchester United saat ini.
Manchester United masih butuh waktu lama untuk menemukan kembali jati diri. Setan Merah bisa berkaca dari Liverpool yang mampu bertahan dari cacian untuk kembali perkasa. The Reds baru kembali perkasa dalam beberapa tahun terakhir.
5. Bebaskan Diri dari Bayang-bayang Sir Alex Ferguson
Sir Alex Ferguson merupakan manajer Manchester United paling sukses sepanjang masa. Selama melatih Iblis Merah, ia mempersembahkan 38 trofi.
Itu berarti, Ferguson menyumbang 60 persen dari total trofi Manchester United. Manajer penggantinya pasti memiliki beban yang sangat berat.
Sudah ada empat pelatih yang datang dan pergi setelah Ferguson pensiun. Mereka dicap gagal mengangkat performa tim seperti ere Ferguson.
Beberapa mantan pemain Manchester United seperti, Gary Neville, Paul Scholes, Roy Keane, dan Rio Ferdinand kerap bersuara di media tentang jalan keluar Manchester United dan bagaimana caranya.
Namun, mereka selalu bertumpu pada cara Ferguson dulu. Padahal dinamika sepak bola saat ini jauh dengan masa lalu. Manchester United akan semakin tertinggal jika kembali menggunakan metode itu.
Advertisement