Bola.com, Jakarta - Jurgen Klopp (Liverpool) dan Pep Guardiola (Manchester City) tak diragukan lagi merupakan dua manajer terbaik di Premier League dalam beberapa tahun terakhir.
Pep Guardiola telah membuktikan diri dengan mempersembahkan dua trofi Premier League untuk Manchester City. Sejak tiba di Etihad pada 2016, mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen tersebut membawa The Citizen menjuarai Premier League pada musim 2017-2018 dan 2018-2019.
Baca Juga
Ilkay Gundogan dan 6 Transfer Musim Panas 2024 yang Kini Meredup Bersama Tim Baru: Tak Sesuai Ekspektasi
Liga Champions: Beda Pendapat dengan Pep Guardiola, Gundogan Pertanyakan Mentalitas Man City Seusai Dihajar Juventus
Man City Gagal Pertahankan Keunggulan 3 Gol di Liga Champions, Ilkay Gundogan Sulit Menjelaskan Apa yang Terjadi
Advertisement
Adapun Jurgen Klopp sedang membangun kejayaan bersama Liverpool. Musim lalu, manajer asal Jerman tersebut berhasil mengantar The Reds merengkuh gelar Liga Champions, setelah di final mengalahkan Tottenham Hotspur.
Klopp juga telah mempersembahkan trofi Piala Dunia Antarklub dan musim lalu Liverpool finis di peringkat kedua Premier League.
Kebangkitan Liverpool makin nyata pada musim ini. Klopp mengubah The Reds menjadi tim yang sangat dominan di Premier League musim ini.
Jordan Henderson dan kawan-kawan telah mengantongi keunggulan 22 poin di puncak klasemen Premier League. Mereka hanya butuh enam kemenangan lagi untuk merengkuh gelar Premier League untuk kali pertama setelah 30 tahun puasa gelar liga domestik.
Meski sama-sama telah mengenyam berbagai kesuksesan, Klopp dan Guardiola punya gaya berbeda. Klopp dikenal dengan gaya sepak bola heavy metal, sedangkan Guardiola mengontrol orksetra.
Berikut ini komentar empat pemain yang pernah bermain untuk Pep Guardiola dan Jurgen Klopp sekaligus, tentang perbedaan kedua pelatih, seperti dilansir Planet Football.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mario Gotze
Bersama Guardiola
Jumlah pertandingan: 114
Gol: 36
Trofi: 7
"Pep Guardiola secara teknik adalah salah satu pelatih terbaik. Bermain di bawahnya memperkaya diri," kata Gotze kepada DANZ pada 2018.
"Tapi, saya merasa dia hanya memikirkan apa yang di lapangan dan meninggalkan orang-orangnya. Empatinya kurang besar. Pelatih kelas dunia butuh empati, setiap atlet juga manusia, dan Anda harus mengombinasikan keduanya," imbuh Gotze.
Bersama Klopp
Jumlah pertandingan: 116
Gol: 31
Trofi: 3
"Tak mudah bagi saya (bekerja di bawah Pep), karena saya datang dari Klopp, yang seperti bapak sepak bola. Klopp tertarik membawa saya ke Liverpool. Saya juga tertarik bekerja bersamanya lagi. Dia pelatih kelas dunia dan itulah mengapa dia selalu menjadi opsi," kata Gotze.
"Saya masih berhubungan dengan Jurgen, tentu saja. Dia mengajari saya segalanya tentang sepak bola profesional. Saat itu, saya masih berusia 17 tahun dan datang dari tim muda. Dia mengajari saya segalanya. Dia membiarkan saya bermain," imbuh dia.
Advertisement
Robert Lewandowski
Bersama Guardiola
Jumlah pertandingan: 100
Gol: 67
Trofi: 3
"Menurut pendapat saya Pep Guardiola membuat hampir semua pemain menjadi lebih baik, jadi setiap orang merasa beruntung dilatihnya," kata Lewandowski kepada Bild.
"Saya tahu Pep bisa mengembangkan tim di Inggris. Saya rasa dia tahu apa yang terjadi di sana dan dia juga yang dibutuhkan supaya tim itu bermain lebih baik," imbuh dia, kepada The Sun pada 2016.
"Pep memikirkan sepak bola 24 jam sehari. Obsesi? Itu benar. Dia memikirkan setiap detail dan dia selalu menuntut 100 persen saat latihan maupun pertandingan."
Bersama Klopp
Jumlah pertandingan: 187
Gol: 103
Trofi: 4
"Tentu saja Jurgen bukan ayah saya. Tapi, dengan cara berbeda dia mengadopsi peran itu," kata Lewandowski kepada media Polandia, Prawda Futbolu.
"Dia salah satu faktor utama di balik peningkatkan performa saya dan membuka pintu ke dunia sepak bola yang lebih luas. Dia berkharisma dan tahu cara menciptakan atmosfer di tim. Yang terbaik, dia tahu cara menyeimbangkan kesenangan dan keseriusan."
"Saya senang senang bisa mengenal pelatih seperti dirinya dan orang seperti Jurgen luar biasa. Saya belajar banyak darinya dan itu sangat berarti," imbuh Lewandowski kepada UEFA pada 2019.
Ilkay Gundogan
Bersama Guardiola
Jumlah pertandingan: 147
Gol: 22
Trofi: 7
"Pep punya kharisma besar sehingga Anda otomotis berusaha memberikan yang terbaik saat di lapangan latihan. Ketika Anda tak berada dalam performa 100 persen, dia bisa membangunkan Anda dengan sangat cepat," kata Gundogan, seperti dilansir Sport Bible.
Bersama Klopp
Jumlah pertandingan: 117
Gol: 12
Trofi: 3
"Jurgen pelatih hebat dan mampu memotivasi timnya menjelang setiap pertandingan. Tak peduli itu pertandingan uji coba melawan tim amatir maupun final Liga Champions contohnya," kata Gundogan.
"Dia tahu caranya menangani para pemainnya, bagaimana memperlakukan dan memotivasi mereka. Dia membuktikannya lagi bersama Liverpool. Serangan mereka benar-benar kuat."
Advertisement
Xherdan Shaqiri
Bersama Guardiola
Jumlah pertandingan: 42
Gol: 9
Trofi: 4
"Dia pelatih sangat bagus dalam hal apa yang terjadi di lapangan, tapi komunikasinya dengan saya tak terlalu bagus," kata Shaqiri, seperti dilansir The Sun.
"Guardiola tak banyak berbicara banyak bicara tentang mencadangan pemain. Dia tak bilang kepada pemain mengapa mengambil keputusan itu."
"Tentu saja kadangkala itu sulit bagi pemain, terutama ketika Anda bekerja dan berlatih dengan bagus."
Bersama Klopp
Jumlah pertandingan: 40
Gol: 7
Trofi: 3
"Saya memahami diri saya dengan luar biasa bersama dirinya. Saya menyukai orang yang begitu terbuka, dan kami bisa berbicara dalam bahasa Jerman, tentu saja. Itu hebat," kata Shaqiri kepada Blick pada 2018.
"Klopp membuat saya sangat terkesan, sehingga saya akan bilang, saya ingin memenangi titel untuk pria ini," imbuh Shaqiri.