Bola.com, Jakarta - Manchester City tengah dihantam kasus serius. Pelanggaran financial fair play (FFP) membuat The Sky Blues dijatuhi sanksi berat oleh UEFA.
Manchester City dilarang berlaga di pentas Liga Champions dan kompetisi turunannya di Benua Biru selama dua musim, mulai dari 2020-2021 dan 2021-2022. Mereka juga dikenai denda 30 juta euro setelah ketahuan secara serius menipu badan sepak bola Eropa.
Advertisement
Melansir Metro, Manchester City dinyatakan bersalah oleh Badan Kontrol Keuangan Klub (CFCB) UEFA karena telah menggembungkan pendapatan sponsor mereka secara salah. Kasus tersebut sudah bergulir sejak November 2018.
Saat itu, kantor berita asal Jerman, Der Spiegel menerima publikasi surat elektronik yang bocor. Dalam surat tersebut, Manchester City dianggap telah memanipulasi dana sponsor mereka selama rentang musim 2012 hingga 2016.
Dua tahun berselang, kasus Manchester City mencuat kembali dan kali ini lebih buruk dari sebelumnya. Hukuman juga telah dijatuhkan.
Namun, persoalan tidak hanya sampai di situ saja. Sosok utama di balik pembocoran e-mail yang membuat Manchester City sial itu pun semakin dipertanyakan. Melansir dari The Guardian, sosok tersebut bernama Rui Pinto.
Bola.com telah merangkum empat fakta menarik yang perlu Anda ketahui tentang Rui Pinto, sosok sentral di balik hukuman berat yang harus diterima Manchester City. Berikut rinciannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Hacker Asal Portugal
Rui Pinto adalah seorang hacker asal Portugal. Sebagai seorang peretas, mudah saja bagi Pinto untuk masuk ke dalam sistem keamanan Manchester City.
Menurut Der Spiegel, Pinto telah membocorkan sekitar 70 juta dokumen yang diretas dari media Jerman sejak 2016. Namun, retasannya yang paling booming berkaitan dengan penggelembungan dana sponsor yang dilakukan Manchester City.
The Sun menambahkan, Pinto bukan hacker profesional yang dibiayai perusahaan ternama. Dia melaksanakan aksi peretasannya itu hanya di sebuah rumah sederhana miliknya.
Advertisement
2. Tagar #Freepinto
Rui Pinto bukan manusia bebas karena telah dikirim ke penjara sejak kasus Manchester City itu mencuat ke permukaan. Sampai saat ini Rui Pinto masih menunggu kelanjutan kasus untuk dugaan kejahatannya.
Ketika kasus Manchester City mencuat lagi dan kali ini terbukti benar, aksi solidaritas untuk Rui Pinto pun menggema di media sosial. Tagar #bebaskanpinto sempat menjadi trending topik di Twitter.
Fans meminta pria berusia 31 tahun itu dibebaskan dari penjara. Rui Pinto dianggap telah membuka mata dunia tentang liciknya strategi gelap yang mungkin dilakukan klub besar Eropa lainnya.
3. Mendirikan Website Football Leaks sejak 2015
Rui Pinto adalah sosok di balik situs bernama Football Leaks. Pinto adalah pendiri dan penangungjawab sebuah portal tandingan itu sejak 2015.
Sesuai dengan namanya, situs besutan Pinto itu menyuguhkan fakta-fakta dan informasi yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat tentang sepak bola.
Melalui situs ini, pencinta sepak bola dunia bisa mengecek beragam kecurangan-kecurangan yang ada di sepak bola. Sayangnya, situs tersebut tidak lagi beroperasi.
Dari hasil penelusuran Bola.com, admin memutuskan untuk berhenti mengurusi situs tandingan tersebut. Namun, beberapa dokumen yang sempat diunggah masih bisa diakses.
Advertisement
4. Dipenjara di Portugal
Meski kasus yang dilakukan Rui Pinto ini adalah kasus internasional, namun saat ini Pinto tengah mendekam dalam penjara di Portugal. Ia bahkan sempat melontarkan kalimat ancaman kepada sipir dan pemerintah yang bertugas.
Pinto merasa semua orang sedang takut dengannya. Pihak-pihak yang berpotensi dirugikan dengan keahlian Pinto akan melakukan berbagai cara untuk mendesaknya melakukan sesuatu.
"Saya tahu pihak berwenang Portugis takut dengan apa yang saya ketahui dan ini penting agar saya tidak kehilangan akal," ujar Pinto.
"Pernah sekali, pengacara saya hadir ketika para sipir mencari saya di sel. Padahal itu ilegal. Bukan penjaga penjara yang seharusnya melakukannya tetapi jaksa Portugis," tambahnya.