Bola.com, London - Mantan dokter tim Chelsea, Eva Carneiro, menyebut pemain sepak bola profesional justru rentan terjangkit virus. Carneiro mengungkapkan pendapat tersebut setelah tahu pelatih Arsenal, Mikel Arteta dan pemain Chelsea, Callum Hudson-Odoi, positif virus Corona.
Mikel Arteta dan Callum Hudon-Odoi adalah pelaku profesional sepak bola pertama di Inggris yang positif terserang virus tersebut. Setelah itu, Premier League menangguhkan semua laga hingga 4 April 2020.
Baca Juga
Legenda Timnas Indonesia Ungkap Dua Kunci Lumpuhkan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Maarten Paes Bisa Jadi Penentu!
Gencar Naturalisasi Atlet, Menpora Tegaskan Tak Lupa Rencana Jangka Panjang
PSSI: Kalau Mau Jadi Singa Asia dan Lolos ke Piala Dunia, Timnas Indonesia Harus Menaturalisasi Pemain Keturunan
Advertisement
Sebelumnya ada asumsi, atlet profesional yang mengikuti diet ketat dan mencapai fisik prima akan terhindar dari virus Corona. Namun, Eva mengatakan sebetulnya mereka malah rentan virus.
"Pemain profesional telah terbukti tertekan kekebalannya secara teratur," kata mantan dokter tim Chelsea itu dikutip Give Me Sport, Sabtu (14/3/2020).
"Itu karena para olahragawan melalukan aktivitas melelahkan, mereka kadang bermain setiap 72 jam, serta pelatihan yang menciptakan ketegangan dalam tubuh," imbuhnya.
Dengan kompetisi yang padat dan pertandingan internasional, menuntut seorang pemain berada di level puncak untuk bermain tiga kali dalam sepekan secara konsisten.
Kelelahan pada tubuh berdampak pada sistem kekebalan mereka. Itu membuat pemain bola rentan terinfeksi berbagai penyakit seperti virus Corona.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Budaya Jenguk Menyebabkan Pengendalian Virus Semakin Sulit
Carneiro yang sekarang bekerja sebagai Dokter Olahraga di The Sports Medical Group, London, mengatakan keinginan dari rekan satu tim menjenguk pemain yang sakit membuat pengendalian virus semakin sulit.
"Secara budaya, mungkin sulit untuk membujuk para pemain dan staf untuk mengubah perilaku yang menyebabkan penyebaran infeksi seperti berjabat tangan dan berpelukan," kata Carneiro.
Sumber: Give Me Sport
Advertisement