Bola.com, Jakarta - Manchester United tak selalu menikmati musim yang menyenangkan pada masa kejayaannya saat masih diarsiteki Sir Alex Ferguson. Ada kalanya Setan Merah harus menjalani periode suram karena banyak target yang gagal terwujud, serta menyuguhkan penampilan jauh di bawah harapan.
Musim 2011-2012 menyisakan banyak cerita pilu bagi Manchester United. Bukan hanya kehilangan gelar pada lima menit tambahan waktu, Setan Merah juga dipermalukan Manchester City di Old Trafford.
Advertisement
Musim tersebut menyajikan persaingan seru antara Manchester United dan Manchestter City. Kedua tim berebut gelar Premier League hingga pekan terakhir, bahkan gelar juara ditentukan hingga tambahan waktu.
Manchester City menjadi juara setelah menang 3-2 atas QPR di Stadion Etihad. Man City sempat tertinggal 1-2 dari QPR. Pasukan Roberto Mancini baru mencetak gol dan membalikkan kedudukan pada masa tambahan waktu.
Manchester City mengumpulkan 89 poin, sama dengan United yang pada pekan terakhir menang 1-0 lawan Sunderland. Namun, The Citizen berhak atas gelar juara Premier League karena punya keunggulan selisih gol dari sang rival.
Musim itu, juga ditandai kekalahan Manchester United pada derby kontra Manchester City. Lengkaplah sudah penderitaan Setan Merah.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Momen Menyesakkan di Old Trafford
Old Trafford harusnya menjadi rumah yang nyaman bagi Manchester United. Akan tetapi, apa yang terjadi pada 23 Oktober 2011 adalah anomali. United menelan kekalahan telak dari Manchester City.
Manchester United kalah dengan skor 1-6. Sebuah rekor buruk bagi Setan Merah. Lebih terasa menyakitkan karena mereka kalah dari sang rival sekota yang ketika itu membangun kekuatan besar.
Mario Balotelli membuka petaka bagi United lewat golnya pada menit ke-22. Setelah itu, laga berjalan berimbang dan babak pertama skor tetap 0-1 untuk Man City.
Babak kedua dibuka dengan kartu merah Jonny Evans pada menit ke-47. Setelah itu, segelanya berubah menjadi rumit bagi Manchester United. Mario Balotelli mencetak gol pada menit ke-60.
Lalu, ada empat gol lain yang bersarang di gawang David de Gea. Empat gol tersebut dicetak Sergio Aguero, Edin Dzeko (2 gol), dan David Silva. Manchester United hanya mendapat satu gol hiburan dari Darren Fletcher. United kalah 1-6.
Berdasarkan catatan Opta, Manchester United terakhir kali kalah kebobolan enam gol atau lebih di Old Trafford terjadi pada 1930. Ketika itu, United kalah dari Sunderland. Sebuah kekalahan yang sangat menyakitkan bagi Manchester United.
Susunan pemain:
Manchester United: David De Gea, Rio Ferdinand, Patrice Evra, Jonny Evans, Chris Smalling, Ashley Young, Darren Fletcher, Nani (Chicharito), Anderson (Phil Jones), Wayne Rooney, Danny Welbeck
Manchester City: Joe Hart, Vincent Kompany, Micah Richards, Joleon Lescott, Gael Clichy, Gareth Barry, James Milner (Alexandar Kolarov), David Silva, Yaya Toure, Sergio Aguero (Samir Nasri), Mario Balotelli (Edin Dzeko)
Advertisement
Selebrasi Ikonik Mario Balotelli: Why Always Me
Mario Balotelli benar-benar menjadi pusat perhatian di tengah sukses Man City mempermalukan United di Old Trafford. Bukan hanya soal dua gol yang dicetaknya, tetapi juga cara dia merayakan golnya.
Mario Balotelli melepas jersey yang dipakai untuk menunjukkan tulisan di kaos dalamnya. Pemain bengal asal Italia tersebut menunjukkan kaos dengan tulisan 'Why Always Me'. Aksi itu akan terus dikenang semua fans Manchester City.
"Mario menarik saya pagi itu dan mengatakan ia ingin mencetak sesuatu untuk kaus yang ia kenakan di laga tersebut. Saya katakan ia tidak bisa mencetak sesuatu yang kontroversial, dia tidak bisa mencetak sesuatu yang bisa menyinggung fans United atau yang lainnya," kata mantan kitman Manchester City, Les Chapman.
"Ia berpikir selama satu atau dua menit dan kemudian membuat dua atau tiga ide. Saya katakan, tidak Mario, saya kira itu tidak pantas."
"Dan kemudian, dia akhirnya, yang memiliki ide tersebut, tiba-tiba ia mengatakan bagaimana jika 'Why always me'. Begitu ia mengatakannya, saya tahu itulah kalimat yang pas."
balotelli - why always me pic.twitter.com/hFL9lutrgD
— CLUB FUTBOL (@ClubFutbolEST15) July 21, 2019
Penjelasan Mario Balotelli
Mario Balotelli yang memilih sendiri kalimat 'Why Always Me'. Pemain yang pernah membela Inter Milan tersebut mengaku ada alasan khusus mengapa memakainya. Namun, Mario Balotelli tak ingin menyebut apa alasannya kepada publik.
"Saya mengenakan itu dengan banyak alasan, namun saya meninggalkannya kepada semua orang untuk mengartikannya, saya yakin mereka akan bisa paham maksud tulisan itu," ucap Mario kepada The Daily Mail.
"Chappy membuatkan kaus itu untuk saya, saya memberikan kalimat itu dan dia mencetaknya, Chappy adalah orang baik, salah satu yang terbaik dalam tugasnya," kata Balotelli.
Sumber: dari berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Penulis Asad Arifin, published: 18/4/2020)
Advertisement