Sukses


Memori Pahit Berbatov dengan Ferguson, Kabar Menyesakkan lewat Telepon Jelang Final Liga Champions 2011

Bola.com, Jakarta - Mantan striker Manchester United, Dimitar Berbatov, punya pengalaman pahit saat memperkuat klub yang bermarkas di Old Trafford itu. Memori pahit itu terjadi menjelang final Liga Champions 2011 melawan Barcelona. 

Pada musim itu Dimitar Berbatov melesakkan 21 gol di semua kompetisi. Namun, penyerang asal Bulgeria itu gagal mencetak gol dalam tujuh pertandingan di Liga Champions. 

Gaga-gara rekor buruk di Eropa tersebut, manajer MU saat itu Sir Alex Ferguson mengambil keputusan mengagetkan. Pelatih asal Skotlandia itu mencoret nama Berbatov dari skuad untuk laga final Liga Champions 2011.

Ferguson memilih memasukkan Wayne Rooney dan Javier Hernandez sebagai starter. Michael Owen diparkir di bangku cadangan. 

Manchester United akhirnya takluk 1-3 dari Barcelona pada malam itu. Meskipun sudah 9 tahu berlalu, Berbatov masih terkejut dengan keputusan Ferguson tak memainkannya di laga final. Ferguson memberitahukan keputusannya melalui telepon. 

"Beberapa saat sebelum pertandingan, Ferguson menelepon saya dan berkata 'Berbs, bunuh saya, tetapi saya perlu mencoretmu dari skuat'," kenang Berbatov tentang percakapannya dengan Ferguson, seperti dilansir Talksport, Senin (27/4/2020).  

"Jadi seperti itu dan rasanya menyakitkan mendengar itu, karena saya adalah top scorer untuk tim dan Premier League," imbuh Dimitar Berbatov

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Di Balik Keputusan Pindah ke Tottenham pada 2006

Dimitar Berbatov juga mengenang lagi momen kepindahannya dari Bayer Leverkusen ke Tottenham Hotspur pada 2006. Dia mengaku memilih Spurs karena tak ada klub raksasa yang tertarik memboyongnya. 

"Saya heran kenapa Spurs menginginkan saya. Kenapa bukan Barcelona, Real Madrid atau Manchester United. Saya memikirkan berbagai pertanyaan bodoh karena saya merasa telah bermain sangat baik sehingga tim besar semestinya menginginkan saya," urai Berbatov. 

"Saat masih muda, Anda merasa tahu segalanya. Anda berpikir mengetahui jawaban dari semua pertanyaan. Tapi, Anda sebenarnya tidak tahu apa apa." 

"Lagi-lagi intuisi saya mulai bekerja dengan cara yang sama. Saya merasa itu saat yang tepat, memang sulit tapi saya butuh menantang diri sendiri," imbuh Berbatov.

Sumber: Talksport 

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer