Bola.com, Manchester - Legenda Manchester United, Ryan Giggs, menyebut Javier Zanetti sebagai lawan terberat sepanjang kariernya di kancah sepak bola. Bahkan, mantan kapten Inter Milan itu pernah membuat hidungnya patah.
Ryan Giggs menghabiskan seluruh kiprah sepak bola bersama Manchester United, sejak masih belia hingga menjadi pria dewasa berusia lebih dari 40 tahun. Petualangannya di Old Trafford sangat gemilang, menghasilkan 13 titel Premier League, empat Piala FA, dua trofi Liga Champions, dan beberapa gelar lainnya.
Advertisement
Pemain asal Wales itu bermain di level generasi, dan kerap menghadapi pemain-pemain terbaik. Ternyata, Zanetti dianggap sebagai lawan terberatnya.
"Pemain lawan yang paling berat pernah saya hadapi adalah Zanetti dari Inter Milan. Ia selalu berlari. Dia pernah bermain sebagai gelandang jadi nyaman menguasai bola. Dia bisa bertahan, tangguh, dan pernah mematahkan hidung saya di perempat final (Liga Champions)," kata Giggs kepada MUTV, seperti dilansir Sportbible.
"Zanetti punya segalanya sebagai bek," imbuh Ryan Giggs.
Ryan Giggs berhadapan dengan mantan bintang Argentina itu pada perempat final Liga Champions 1999. Saat itu, sepak bola Italia sedang berjaya, bahkan tujuh final terakhir Liga Champions selalu melibatkan tim dari negara tersebut.
Manchester Uniter berhasil mengalahkan Inter Milan di Old Trafford dengan skor 2-0, sebelum leg kedua berlangsung sulit. Gol telat Paul Scholes akhirnya memastikan Setan Merah lolos ke semifinal.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kontribusi Giggs di Semifinal
Manchester United kemudian bertemu dengan Juventus di semifinal. Pada leg pertama, MU ditahan imbang oleh Juventus di Old Trafford. Saat itu gol MU dilesakkan Ryan Giggs.
Manchester United kemudian melakoni leg kedua yang sulit di markas Juventus. Sempat tertinggal 2 gol, Setan Merah mampu bangkit melesakkan tiga gol dan lolos ke final.
Di laga puncak, Manchester United bertemu Bayern Munchen. Sisanya adalah sejarah.
Sumber: Sportbible
Advertisement