Milan - Gelandang AC Milan, Ismael Bennacer, pernah berseragam Arsenal pada 2015. Namun, Bennacer menyebut kariernya bersama The Gunners tak berjalan mulus dan merasa disia-siakan.
Bennacer akhirnya meninggalkan Arsenal pada 2017 untuk bergabung dengan Empoli setelah dibeli seharga satu juta euro. Ketika itu, Empoli bermain di Serie B.
Advertisement
"Saya tiba di Inggris pada Juli 2015, lalu tinggal di sebuah hotel selama dua bulan pertama, karena saya tidak ingin tinggal bersama keluarga yang tidak saya kenal," kata Bennacer kepada majalah La Gazzetta dello Sport, seperti dilansir Sportweek.
"Saya berusia 17 tahun dan tidak bisa hidup sendiri, jadi saudara perempuan saya datang untuk tinggal bersama saya, lalu gadis yang saya kencani sejak masih sekolah tiba di Inggris, dan akan menjadi istri saya," tuturnya.
Ismael Bennacer baru mendapat kesempatan turun ke lapangan bersama Arsenal pada September 2016. Namun, dia mengaku dibuang begitu saja ketika menderita dua cedera pasca-melawan Sheffield.
Selain itu, Arsenal juga kerap menempatkannya sebagai sayap kiri dalam serangan menggunakan tiga penyerang. Bennacer mengaku dia belum pernah bermain dengan sistem itu dan perlu waktu, di mana hal itu tak didapatkan dari The Gunners.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Menyesal
"Saya merasakan tekanan luar biasa dan tidak yakin apa yang sedang terjadi. Saya tidak pernah bermain lagi setelah itu," tutur pemain berusia 22 tahun tersebut.
"Tetapi, saya tidak menyesal, karena saya masih dapat berlatih dengan pemain penting seperti Mesut Ozil dan Santi Cazorla. Saya memiliki empat tahun tersisa di kontrak Arsenal, tetapi saya harus berada di klub di mana mereka benar-benar menginginkan saya," ungkapnya.
Advertisement
Keputusan Penting
Bennacer mengaku tidak mengetahui tentang Empoli ketika menerima pinangan mereka. Namun, dia tahu harus berada di klub yang paling menginginkannya, walaupun mesti bermain di Serie B dan meninggalkan Premier League.
"Saya melakukan hal yang sama ketika memutuskan pindah ke AC Milan. Saya memilih mereka untuk sejarah mereka juga, tetapi juga karena itu adalah proyek terbaik bagi saya," bebernya.
Sumber: Sportweek
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Windi Wicaksono/Editor: Achmad Yani Yustiawan/Published: 31/5/2020)