Bola.com, Jakarta - Di tengah masa vakum sementara kompetisi Premier League akibat pandemi corona COVID-19, penggemar sepak bola bisa menonton film dokumenter yang menceritakan perjalanan kehidupan dan karier striker Liverpool, Sadio Mane.
Film berjudul, 'Sadio Mane: Made in Senegal’ dirilis Rabu (8/4/2020) lalu bisa disaksikan gratis di Rakuten TV. Dalam film tersebut diceritakan perjalan hidup Mane sejak kecil hingga menjadi salah satu pemain terkenal di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Film ini mengungkap banyak hal menarik tentang predator kelahiran kelahiran Sedhiou, Senegal, 10 April 1992 tersebut. Kisah hidup Sadio Mane yang musim lalu menjadi top scorer Premier League amat menginspirasi.
Berikut simak rangkuman Bola.com cerita-cerita soal Sadio Mane yang jadi bagian penting trisula lini depan ganasLiverpool bareng Mohamed Salah dan Roberto Firmino itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mimpi Memenangi Piala Afrika
Sukses bersama Liverpool dengan meriah gelar-gelar bergenggsi, Mane belum merasakannya bersama timnas Senegal. Mempersembahakan Piala Afrika bagi Senegal menjadi mimpi yang ingin diwujudkan Mane. Tahun lalu, impian tersebut hampir menjadi kanyataan. Sayang di laga final, Mane dan timnas Senegal kalah 0-1 dari Aljazair. Meski begitu, dia belum kehilangan ambisinya. "Tujuanku adalah memenangkan Piala Afrika dengan Senegal. Dan, tentu saja, Liga Premier, serta Liga Champions lagi," ujar Mane.
Advertisement
Julukan Penyihir
Keluarga Mane tinggal di desa kecil bernama Bambali di Senegal, tidak terlalu tertarik pada sepak bola. Namun, hasratnya untuk bermain sepak bola tidak bisa tertahankan.
Saat di desanya tidak ada bola, Mane kecil sering bermain sepak bola menggunakan batu. Di desanya, sebagai pemain terbaik, Mane memiliki panggilan Ballonbuwa atau 'ball wizard'.
Fans Berat El Hadji Diouf Sadio
Mane belum genap 10 tahun ketika Senegal mencapai perempat final Piala Dunia 2002 dan final Piala Afrika. Saat itu, Senegal memiliki tim terbaik dengan diperkuat pemain-pemain bintang seperti Aliou Cisse, Khalilou Fadiga dan El Hadji Diouf.
"Itu adalah era sepakbola Senegal yang paling epik," kata Mane. "Saat itu, Mane menyukai Ronaldinho, tetapi juga El Hadji Diouf, yang benar-benar mendorong kami untuk bermain sepak bola. Pernah Mane mengatakan suatu hari, dirinya akan berada di level mereka,." ujar sahabat Mane, Luc.
Advertisement
Sembunyikan Cedera Kala Bermain di Prancis
Klub Liga Prancis, FC Metz menjadi klub Eropa pertama yang dibela Mane. Pada awal-awal membela Metz, Mane mengalami cedera otot. Namun dirinya merahasiakan hal tersebut kepada siapapun karena takut akan dipulangkan ke Senegal.
"Itu bisa menjadi akhir dari karier saya. Setelah menjalani operasi, cedera itu akhirnya sembuh. Saya bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberi kesempatan untuk bermain sepak bola," katanya.
Awalnya Tak Disukai Jurgen Klopp
Pelatih Liverpool Jurgen Klopp mengaku tidak terlalu senang saat pertama kali diperkenalkan kepada Mane. Klopp yang kala itu masih menjadi pelatih Borussia Dortmund mengaku sama sekalia tidak tertarik untuk merekrut Mane.
"Ada seorang lelaki muda yang duduk di sana. Ia mengenakan topi bisbol dengan miring dan rambutnya memiliki coretan pirang yang masih dia miliki sampai sekarang. Saat itu dia tampak seperti seorang rapper yang baru memulai. Saya berpikir tidak punya waktu untuk ini," ungkap Jurgen Klopp.
Belakangan, sang mentor mengakui bahwa penilaian masa lalunya salah. Ia bahkan menyebut Sadio Mane salah satu penyerang terbaik yang pernah ia latih.
Advertisement
Pemain Afrika Termahal
Pada 28 Juni 2016, Mane bergabung dengan Liverpool. The Reds mengeluarkan 34 juta poundsterling untuk menghadirkan Mane ke Anfield. Dengan biaya sebesar itu, Mane mencatatkan rekor sebagai pemain Afrika termahal.
Debut Mane untuk Liverpool terjadi pada 14 Agustus, dengan mencetak gol keempat dalam kemenangan 4-3 atas Arsenal.Di musim pertamanya bersama The Reds, Mane mencetak 13 gol.
Namanya tercantum dalam PFA Team of the Year. Meski menjalani musim dengan cedera, tapi Mane juga dianugerahi gelar Liverpool Player of the Season.
Dua Kali Dihukum Ronald Koeman
Pada 1 September 2014, Mane ditransfer ke Southampton senilai 11,8 juta poundsterling dengan durasi kontrak empat tahun. Debut Mane baru terjadi 22 hari kemudian dalam kemenangan 2-1 atas Arsenal di Piala Liga Inggris.
Gol pertama Mane untuk Southampton di Premier League terjadi pada 18 Oktober dalam kemenangan 8-0 atas Sunderland. Namun, gol tersebut diakui sebagai gol bunuh diri.
Sepekan kemudian, ia benar-benar mencetak golnya sendiri dalam kemenangan 1-0 atas Stoke City.
Gara-gara terlambat datang ke stadion, Mane tak masuk line-up dalam kekalahan 0-2 mereka di kandang dari Liverpool pada 22 Februari.Mane mencetak hattrick buat Soton di pertandingan kandang terakhir mereka pada 16 Mei 2015, dalam waktu 2 menit 56 detik, dalam kemenangan 6-1 atas Aston Villa.
Gol tersebut menjadi hattrick tercepat yang pernah tercatat di Premier League. Di musim itu, Mane bermain 32 kali dan mencetak 10 gol di semua kompetisi.
Mane lagi-lagi dihukum tak masuk starting line-up oleh Ronald Koeman kala menghadapi Norwich City. Alasannya? Karena ia telat datang di pertemuan sebelum pertandingan.
Advertisement
Awal Karier Profesional
Sadio Mane mengawali karier sepakbolanya di Academie Generation Foot yang berada di Senegal.
Debut profesionalnya baru terjadi pada 14 Januari 2012 kala ia bermain untuk Metz, menggantikan Kevin Diaz pada menit ke-75 dalam pertandingan Ligue 2 menghadapi Bastia.
Di musim pertamanya sebagai pesepakbola profesional, Mane mencatatkan 19 penampilan dengan 12 kali masuk ke dalam starting eleven. Ia hanya mencetak satu gol. Sayangnya, musim tersebut Metz terdegradasi ke Championnat National.
Memaksa Salzburg untuk Menjualnya
Pada 31 Agustus 2012, Mane pindah ke klub Austria, Red Bull Salzburg dengan memecahkan rekor transfer Metz saat itu yakni 4 juta euro.
Mane mencatatkan hattrick pertamanya pada 31 Oktober 2012 ketika Salzburg menang 3-1 atas Kalsdorf di babak ketiga Piala Austria.
Di Bundesliga Austria, Mane mencatatkan hattrick pada 27 Oktober 2013 dalam kemenangan 3-0 atas Grodig.
Pada musim pertamanya bersama Red Bull Salzburg, Mane turut membantu klub menjuarai dua gelar domestik. Namun, di akhir musim, Mane memaksa klub untuk menjualnya. Cara yang ia lakukan adalah dengan tak datang ke tempat latihan, juga tak ikut dalam pertandingan babak kualifikasi Liga Champions.
Advertisement