Sukses


Leeds United: Tim Paling Dibenci Seantero Inggris, tapi Dibutuhkan Premier League

Bola.com, Jakarta - Buat penggemar sejati Liga Inggris, pasti tahu betul klub bernama Leeds United, tim yang telah absen berkompetisi di Premier League selama 16 tahun lamanya. Tim 'tradisional' dari Yorkshire besutan Marcelo Bielsa ini dianggap sebagai klub paling dibenci seantero Britania Raya, namun keberadaannya sungguh dinantikan di pentas sepak bola tertinggi di daratan Inggris.

Leeds United dengan gagah berhasil menjadi juara Divisi Championship, atau kompetisi sepak bola kasta kedua Liga Inggris. Tim ini pernah menjadi kekuatan tersendiri di Premier League, bahkan paada 2001 silam, mereka berhasil menembus semifinal Liga Champions.

Ketika itu Leeds United memiliki banyak pemain top seperti Mark Viduka, Harry Kewell, Rio Ferdinand, Alan Smith, Paull Robinson hingga James Milner.

Pada 1992 silam, Leeds United juga menjuarai kompetisi Divisi Utama sebelum otoritas sepak bola Inggris beralih menuju Premier League, sebuah 'liga baru' yang dirancang menyambut sepak bola yang lebih modern dan kelak menjadi liga paling populer di dunia.

Jauh sebelum muncul klub-klub beken seperti Manchester City, Chelsea, apalagi Tottenham Hotspur, Leeds United terbilang konsisten berada di papan atas klasemen. Mereka juga kerap masuk kandidat kuat peraih juara, bersaing dengan Blackburn Rovers, Manchester United, sampai Liverpool.

Nahas, nasib Leeds United berubah drastis akibat masalah finansial. Mereka terdegradasi dari Premier League di tahun 2004. Bahkan Leeds sempat turun ke kasta League One karena dinyatakan bangkrut.

Pada periode 1970-an, Leeds United disebut-sebut menggambarkan sepak bola Inggris yang murni, yakni keras, penuh determinasi tinggi, dan mengutamakan fisik. Penampilan mereka seringkali berujung kasar sehingga mereka dijuluki Dirty Leeds.

Dalam banyak poling, Leeds United sering menjadi tim paling dibenci di Inggris. Bahkan pada musim ini, dilansir dari leeds-live.co.uk, tim asal Yorkshire ini menempati urutan pertama sebagai tim paling dibenci, disusul Millwall, klub dari London.

Tak heran setelah 'menghilang' selama 16 tahun pada 2004 silam, banyak pihak, terutama kubu suporter, yang berbahagia. Namun demikian, keberadaan Leeds United di Premier League juga dinantikan. Berikut sajian khas Bola.com.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Dirty Leeds yang Dibenci dan Dikagumi

Satu di antara sekian figur yang wajib dikenang jika bicara mengenai Leeds United adalah Don Revie. Dialah sang pencetus permainan keras dipadu dengan skill individu. Lewat gaya permainannya, Leeds mewakili imej sepak bola Inggris.

Era 1970-an hingga 1980-an, di mana hooliganism mewabah di Inggris, Leeds United adalah tim dengan suporter barbar yang disegani dan ditakuti. Bisa dibilang, mereka menguasai wilayah Yorkshire.

Manchester memiliki Red Army (Manchester United), London diwakilkan oleh Inter City Firm (West Ham) dan Millwall Bushwackers (Millwall), Birmingham punya Aston Villa Hardcore (Aston Villa) dan Zulu (Birmingham), dan Yorkshire 'mengandalkan' Leeds United Service Crew, di mana pemuda-pemuda di sana lebih memilih Leeds United ketimbang klub-klub lokal lainnya seperti Huddersfield, Bradford, dan Hull City.

Kejayaan Leeds United pada era tersebut membuat suporter mereka congkak. Seringkali, aksi kekerasan dilakukan oleh mereka saat timnya tidak meraih hasil yang diinginkan meski harus diakui loyalitas mereka patut diacungi jempol.

Naik turun prestasi selepas kepergian Don Revie tak membuat suporter Leeds United melemah. Mereka tetap loyal dan stadion Ellen Road, salah satu stadion paling ikonis di Inggris, sering penuh tiap ada pertandingan.

Penantian panjang setelah puasa 16 tahun tidak berkompetisi di Premier League usai sudah. Kini, Leeds United dengan segala tetek bengek prestasi dan warisannya buat sepak bola Inggris akan bisa dinikmati musim depan.

 

3 dari 4 halaman

The Roses Derby: Rivalitas Abadi Manchester United dan Leeds United

Lupakan sejenak Derbi Manchester. Lupakan pula rivalitas Liverpool dengan Manchester United. Musim depan, The Roses Derby bakal menghiasi headline di Inggris.

Ya, pertemuan antara Manchester United dan Leeds United merupakan satu di antara yang terpanas, mungkin yang paling panas di antara derbi lain di Inggris.

Faktor sejarah revolusi industri Inggris dibawa-bawa hingga ke lapangan sepak bola. Sejatinya, Leeds United dan Manchester United merupakan dua tim working class football, di mana Yorkshire terkenal dengan area indusrti wol harus bersaing dengan Manchester sebagai kota penghasil kapas di Inggris.

Pada semifinal Piala FA 1965, terjadi perkelahian brutal yang melibatkan Dennis Law dan Jack Charlton. Dari sanalah awal mula sebutan Dirty Leeds. Sempat mereda pada awal 1970-an, rivalitas kembali membara akibat kelakuan hooligans-nya.

Di luar itu, Manchester United dan Leeds United sebetulnya sering melakukan jual beli pemain. Eric Cantona misalnya, merupakan pemain yang dibeli Sir Alex Ferguson dari Leeds. Kemarahan pendukung berlanjut ketika Rio Ferdinand juga dibajak pada 2002, serta Alan Smith pada 2004.

Musim depan, Leeds United kembali ke Premier League, meramaikan derbi-derbi lain di sepak bola Inggris. Tim ini dibenci seantero Inggris, kecuali tentu oleh pendukungnya sendiri. Suporternya pun dicap biang onar. Namun demikian, keberadannya telah lama dinantikan dan dirindukan.

4 dari 4 halaman

Pep Guardiola pun Gembira Leeds United Promosi ke Premier League

Harapan Pep Guardiola agar Leeds United promosi ke Premier League terwujud. Ya, manajer Manchester City itu sudah lama berharap agar tim yang diarsiteki Marcelo Bielsa itu bisa berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Inggris.

Pep dketahui merupakan penggemar berat Marcelo Bielsa. Kini, kedua sosok bisa saling menyapa musim depan.

"Saya dan manajer top lain menang karena menangani klub-klub top dengan para pemain bintang. Soal Bielsa, ia bisa menyulap semua pemain jadi lebih baik, dan tim-tim yang ia latih juga jadi lebih baik," kata Pep Guardiola tahun lalu.

"Itu sebabnya ia adalah manajer spesial dan orang yang spesial. Saya adalah pendukung Leeds dan semoga mereka bisa berada di Premier League."

"Saya penggemar Bielsa, dia punya kerendahan hati untuk melatih di Championship di tim bersejarah seperti Leeds United di mana ia bisa saja menangani tim yang lebih kuat. Saya mengharapkan yang terbaik untuknya," katanya memungkasi.

Sumber: Berbagai sumber

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer