Bola.com, Jakarta - Rasanya baru kemarin Liga Inggris 2019/2020 berakhir. Belum hilang euforia suporter Liverpool melepaskan dahaga puasa juara liga selama 30 tahun. Masih terngiang leganya raut wajah fans Manchester United yang bisa menyaksikan tim kesayangannya tampil di Liga Champions.
Kini, kita semua telah disambut oleh tirai Liga Inggris 2020/2021 yang terasa seperti sesuatu yang baru, bak dinanti walaupun sebenarnya gaungnya ya sama saja seperti musim-musim sebelumnya.
Advertisement
Bicara teknis, baik Liverpool dan Manchester United tak banyak bergerak di bursa transfer musim panas ini. Jika tak ingin disebut gagal bermanuver di pasar jual beli pemain, mari kita anggap kedua tim berhasil, setidaknya mengamankan pemain-pemain kuncinya musim depan.
Tengok bagaimana Chelsea bergerilya musim panas ini. Mereka seperti balas dendam setelah larangan transfernya dicabut oleh FIFA. Timo Werner, Hakim Ziyech, hingga Ben Chilwell merapat ke Stamford Bridge. Belum lagi Thiago Silva dan Kai Havertz.
Sah rasanya mengatakan bahwa Chelsea serius menatap Liga Inggris 2020/2021. Tanpa mengesampingkan klub lain seperti Manchester City dan Arsenal misalnya, yang sudah meraih dua gelar dalam 1-2 bulan terakhir, yakni Piala FA dan Community Shield, The Blues agaknya paling gragas dalam urusan transfer pemain.
Namun demikian, Bola.com menggarisbawahi Manchester United dan Liverpool, tentang bagaimana kedua tim 'paling sukses' itu bisa mengambil peran dalam skenario Liga Inggris 2020/2021.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Konsistensi Dipertanyakan
Seperti sudah disebutkan di awal, Liverpool baru saja melepas dahaga puasa gelar Liga Inggris selama 30 tahun. Sesuatu yang pantas dirayakan karena aman rasanya mengatakan bahwa mereka sangat sangat sabar.
Yang lebih mengesankan, Liverpool memastikan gelar juara tersebut jauh sebelum kompetisi berakhri. Perbedaan poin dengan Manchester City di peringkat kedua juga sangat jauh.
Catatan miringnya adalah, selepas memastikan juara Liga Inggris 2019/2020, penampilan anak asuh Jurgen Klopp justru seperti ala kadarnya. Mereka bahkan dikalahkan Manchester City 0-4.
Liverpool juga kandas di Piala FA serta Community Shield. Pertanyaan yang kini harus dibebankan adalah konsistensi.
Liverpool telah menetapkan standar sendiri. Mereka harus, setidaknya, berada di sekitar standar tersebut. Dilihat dari 2-3 musim belakangan, statistiknya lebih baik dari musim ke musim. Lalu bagaimana dengan musim 2020/2021?
Manchester City, Chelsea, Manchester United, dan Arsenal mendatangkan banyak pemain. Liverpool? Baru satu, itupun berstatus pelapis Andy Robertson.
Mungkin, Jurgen Klopp ingin mempertahankan 'The Winning Team'? Kita lihat saja.
Advertisement
Bisa Lebih Baik dari Empat Besar?
Tantangan bagi Manchester United musim ini adalah mengaplikasikan omongan dengan tindakan. Tiga semifinal dan finis ketiga di Liga Inggris musim lalu sebenarnya suatu kemajuan bagi Ole Gunnar Solskjaer, tetapi tugasnya sekarang adalah mengambil langkah yang lebih nyata, yang berbuah gelar.
Pesan dari Solskjaer sejak kedatangannya pada Desember 2018 adalah tentang 'squad rebuilding' yang membutuhkan waktu, tetapi rasanya fase tersebut sudah lewat, dan kini saatnya tancap gas dengan sebuah trofi juara, terutama juara Liga Inggris.
Sejak kedatangan Bruno Fernandes pada bulan Januari, United telah menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan performa yang baik dalam jangka panjang. Namun demikian, itu harus direplikasi di seluruh musim jika mereka ingin kembali ke bentuk penampilan mereka seperti saat Setan Merah masih di bawah naungan Sir Alex Ferguson.
Gelandang Ajax Donny van de Beek adalah tambahan yang positif untuk skuat di lini tengah. Tapi, itu saja belum cukup. Memperbaiki 'jarak' dengan Liverpool dan Manchester City akan bergantung pada seberapa baik mereka tampil di bursa transfer sebelum penutupan bursa transfer 5 Oktober.
Setelah itu, start kompetisi akan sangat penting. Mulailah dengan baik dan mereka tidak perlu menjawab pertanyaan tentang apakah mereka bisa lolos ke Liga Champions, dan perhatian akan beralih ke tekanan pada Liverpool dan Manchester City di papan atas klasemen. Jika memulai Liga Inggris 2020/2021 dengan buruk, niscaya Solskjaer akan menghadapi pertanyaan tentang masa depannya menjelang Natal akhir tahun ini.
Sumber: Berbagai sumber