4 Kiper yang Paling Sering Membela Liverpool era Premier League, Siapa yang Terbaik?

Saat kedatangannya, banyak suporter yang ragu dengan kemampuan kiper asal Polandia ini. Maklum saja, Liverpool terbiasa menggunakan kiper dari Inggris sejak era Premier League meski Bruce Grobbelaar, kiper pertama, merupakan kelahiran Afrika Selatan dan berkebangsaan Zimbabwe.

Namun siapa sangka, Jerzy Dudek berhasil menepis keraguan banyak pihak. Dibeli saat masa kepemimpinan pelatih Gerard Houllier, ia merupakan satu dari sekian pahlawan Liverpool pada final Liga Champions 2004/2005 melawan AC Milan.

Pada musim pertamanya saja, yakni musim 2001/2002, ia sanggup membawa Liverpool finis kedua Liga Inggris. Dudek juga berhasil bersanding dengan Oliver Kahn dan Gianluigi Buffon pada penghargaan UEFA Goalkeeper of the Year.

Sayang, kehadiran Pepe Reina yang dibawa Rafael Benitez pada musim 2005/2006 membuat posisi penjaga gawang utama Liverpool hilang dari genggamannya. Pada musim itu pula, ia mengalami cedera lengan dan cuma bermain sebanyak 12 kali.

Pada musim 2007/2008, ia akhirnya hijrah ke Real Madrid. Ia lebih sering dibangkucadangkan selama empat tahun kariernya di Santiago Bernabeu.

Pada 25 Juni 2013, manajer Liverpool kala itu, Brendan Rodgers, membeli Simon Mignolet dari Sunderland dengan dana mencapai 9 juta pounds. Rodgers bahkan mengatakan bahwa kiper asal Belgia itu sebagai satu di antara yang terbaik di Premier League.

Simon Mignolet menjadi kiper utama Liverpool pada musim perdananya. Akan tetapi, memasuki musim 2014/2015, posisinya mulai goyang. Brad Jones, kiper kedua, kerap menggantikannya.

Beruntung, ia langsung merebut posisi penjaga gawang utama setelah Jones mengalami cedera. Meski pada musim tersebut Liverpool urung menjadi juara Liga Inggris, Mignolet tetap menjadi pilihan favorit suporter.

Musim 2016/2017 jadi mimpi buruk buat Mignolet. Manajer Jurgen Klopp lebih memercayai Loris Karius di pentas Premier League. Mignolet 'dipukul mundur' dan cuma diandalkan di ajang Cup saja.

Puncaknya, ketika Liverpool mendatangkan Alisson Becker, Simon Mignolet akhirnya menyerah. Pada Agustus 2019, ia memilih menerima pinangan Club Brugge dengan kontrak lima tahun.

Bersama dengan Bruce Grobbelaar, David James adalah kiper pertama Liverpool di era Premier League. Hengkangnya Grobbelaar pada 1994 membuat eks Timnas Inggris itu menjadi kiper utama.

Ia bermain sebanyak 214 kali di pentas Liga Inggris. David James selalu diandalkan selama kurun waktu lima tahun.

Tak punya pesaing praktis membuat David James selalu jadi pilihan nomor 1. Baru setelah kedatangan Brad Friedel dan Sander Westerveld, posisi kiper berambut kriwul itu tersingkirkan.

Pada akhir musim 1998/1999, David James akhirnya memutuskan hengkang ke Aston Villa. Ia sempat hijrah ke West Ham United dan Manchester Ciy sebelum menemukan kembali performa terbaiknya bersama Portsmouth.

Tahun 2014, ia memutuskan pensiun di klub asal India, Kerala Blasters FC. David James membawa Kerala Blasters finis di tangga kedua Liga Utama India.

Inilah kiper Liverpool dengan penampilan terbanyak di Liga Inggris, Jose Manuel 'Pepe' Reina Paez. Ia mengoleksi 285 penampilan dan dicap sebagai salah satu kiper terbaik era Premier League.

Dibesarkan di akademi La Masia dan sempat memainkan beberapa pertandingan resmi barcelona pada 2000-2002, Pepe Reina hijrah ke Villarreal sebelum berseragam Liverpool.

Sosok Rafael Benitez lantas membawa Pepe Reina ke Anfield pada awal musim 2005/2006. Ia menggeser Jerzy Dudek, sang pahlawan kemenangan Liverpool di Liga Champions musim sebelumnya, dari posisi nomor 1 di bawah mistar gawang.

Pada 2011/2012, meski urung memberikan gelar prestisius buat Liverpool, ia diganjar dengan kontrak baru berdurasi lima tahun.

Menariknya, pada 1 April 2012, 183 penampilan beruntun di Premier League sirna. Ia dihadiahi kartu merah karena terlibat pertikaian dengan James Perch.

Tidak sampai kontraknya habis, Pepe Reina kemudian dijual ke Bayern Munchen. Itu menandakan Reina sebagai penjaga gawang pertama dan satu-satunya yang pernah bermain di empat kompetisi elite Eropa, yakni Spanyol, Inggris, Italia, dan Jerman.

Sumber: Berbagai sumber