Bola.com, Jakarta - Arsenal tampil buruk di Premier League musim ini. Demi mendongkrak penampilan, manajemen The Gunners berencana melakukan perombakan skuad pada bursa transfer Januari 2021.
Arsenal kalah 1-2 dari Everton pada akhir pekan kemarin, (20/12/2020). Ini menjadi kekalahan kedelapan Tim Meriam London di Premier League musim ini.
Baca Juga
Advertisement
Hasil minor tersebut membuat Arsenal terbenam di urutan ke-15 klasemen sementara Premier League. Anak asuh Mikel Arteta itu mengoleksi 14 poin dan terpaut empat angka dari zona degradasi.
Tak ingin semakin terpuruk, Arsenal berencana untuk memperkuat skuad pada bursa transfer musim dingin 2020. Mereka ingin mendatangkan sejumlah pemain baru.
Arteta akan mencari pemain yang bisa mengubah musim Arsenal. Namun, tidak semua transfer mampu menjamin kesuksesan.
Arsenal sudah banyak merekrut pemain selama bertahun-tahun. Akan tetapi, beberapa di antaranya justru menjadi pembelian terburuk klub.
Berikut ini adalah 10 transfer terburuk yang dilakukan Arsenal seperti dikutip dari talkSPORT.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Park Chu-Young
Pemain asal Korea Selatan itu tampil cukup bagus di Ligue 1 bersama AS Monaco. Tidak mengherankan kalau ada sejumlah klub yang mengejar tanda tangannya.
Park Chu-Young akhirnya bergabung dengan Arsenal pada 2011. Namun kariernya di Emirates tidak berjalan mulus, meskipun sang pemain berperingkat tinggi.
Park mencetak 12 gol di semua kompetisi pada musim terakhirnya di Prancis. Namun, dia hanya mencetak satu gol dalam enam penampilan untuk klub London utara pada 2011/2012.
Masa peminjaman di Celta Vigo hampir tidak menghidupkan kembali kariernya. Pada Januari 2014, dia berada di Championship bersama Watford hingga akhir musim.
Park hanya tampil dua kali bersama The Hornets sebelum dilepas oleh Arsenal pada akhir tahun itu.
Â
Advertisement
Andre Santos
Andre Santos datang ke Arsenal dari Fenerbahce tahun 2011 silam. Namun, pemain asal Brasil itu gagal tampil bersinar di Emirates Stadium
Santos berhasil mencatat 33 penampilan bersama Arsenal. Namun, namanya justru tenggelam di bawah bayang-bayang Nacho Monreal.
Santos juga pernah membuat heboh dengan bertukar jersey dengan Robin van Persie dalam pertandingan melawan Manchester United. Kejadian itu membuat fans The Gunners marah.
Arsenal sempat meminjamkan Santos ke Gremio pada pertengahan musim 2012/2013. Namun, sang pemain pada akhirnya dilepas permanen ke Flamengo pada akhir musim.
Emiliano Viviano
Arsenal mendatangkan Emiliano Viviano pada tahun 2013. Kiper Italia itu direkrut dengan status pinjaman dari Palermo.
Viviano sebenarnya mempunyai kualitas yang bagus. Namun, Arsene Wenger menjadikannya kiper pilihan ketiga di belakang Wojciech Szczesny dan Lukasz Fabianski.
Mantan pemain Inter Milan itu akhirnya kembali ke Palermo pada akhir musim. Ia meninggalkan Arsenal tanpa pernah bermain sekali pun di sana.
"Saya tidak pernah bermain di London," katanya. "Saya berlatih dengan pelatih yang berbeda bersama dengan Szczesny dan Fabianski. Tidak pernah terjadi pada saya hanya menonton."
"Dari segi persaingan, itu adalah titik terendah, tetapi untuk pertumbuhan saya, ini adalah tahun terpenting di mana saya kembali ke jalurnya."
Â
Advertisement
Mathieu Debuchy
Debuchy awalnya tampil cukup bagus untuk Arsenal. Namun, cedera dan nasib buruk melanda pemain Prancis itu selama kariernya di Emirates.
Pada akhirnya, Debuchy jarang tampl di atas lapangan. Selama tiga setengah tahun bersama Arsenal, dia hanya membuat 30 penampilan di semua kompetisi.
Dalam musim pertamanya saja, Debuchy melewatkan 36 pertandingan di semua kompetisi karena masalah cedera. Masalah itu terus menghantuinya sebelum akhirnya pindah ke Saint-Etienne pada 2018.
Â
Lucas Perez
Lucas Perez bergabung dengan Arsenal dari Deportivo La Coruna di bursa transfer musim panas tahun 2016. The Gunners memboyong Perez setelah gagal menggaet Jamie Vardy.
Keputusan Perez untuk hijrah ke Inggris sepertinya menjadi petaka bagi dirinya. Sang pemain tidak mendapatkan menit bermain yang cukup bersama The Gunners.
Perez hanya mampu mencetak satu gol dari 11 pertandingan di Premier League. Ia kemudian kembali dilego dengan status pinjaman ke Deportivo La Coruna pada musim berikutnya.
Meski sempat mencetak hat-trick di Liga Champions saat melawan Basel, Perez akhirnya dijual ke West Ham pada 2018.
Â
Advertisement
Granit Xhaka
Xhaka diboyong untuk menambah kekuatan dan kepemimpinan di skuad Arsenal. Meski bisa mencetak gol dari jarak jauh, dia juga menjadi magnet untuk kartu kuning dan merah.
Xhaka didapuk menjadi kapten ketika Laurent Koscielny pergi pada 2019. Namun, kinerja pemain asal Swiss itu sering menuai kritik dari penggemar.
Puncaknya terjadi pada Oktober 2019 ketika sang pemain berseteru dengan penggemar Arsenal dalam pertandingan melawan Crystal Palace. Sebulan setelah ditunjuk menjadi pemimpin tim, ban kaptennya dicabut.
Xhaka sempat mengalami kebangkitan ketika Mikel Arteta pertama kali tiba di klub. Namun, kariernya mulai menukik lagi.
Â
Shkodran Mustafi
Mustafi mampu mencatatkan rekor tidak terkalahkan pada awal karirnya di Arsenal. Semuanya sepertinya berjalan dengan sangat baik bagi pemain asal Jerman tersebut.
Setelah start yang mengesankan itu, kemudian datanglah bencana. Juara Piala Dunia itu sering melakukan fatal di lini belakang Arsenal.
Dia sering diejek oleh penggemar The Gunners karena kesalahan yang sering dilakukannya. Seperti Xhaka, penampilan Mustafi meningkat di bawah Arteta.
Cedera hamstring pada paruh kedua musim 2019/2020, menghentikannya kemajuannya. Dia sepertinya akan meninggalkan klub pada Januari atau secara gratis pada akhir musim.
Â
Advertisement
Henrikh Mkhitaryan
Ketika Alexis Sanchez keluar dari Arsenal menuju Manchester United, Mkhitaryan datang sebagai penggantinya. Pemain asal Armenia itu datang ke Emirates untuk mencari kehidupan baru.
Pada start pertamanya, Mkhitaryan mencetak tiga assist melawan Everton dan mencetak gol melawan mantan klubnya Manchester United. Ia menjalani start yang bagus tetapi penampilannya kemudian perlahan-lahan menurun.
Mkhitaryan akhirnya dipinjamkan ke AS Roma sebelum bergabung dengan mereka secara permanen pada musim panas. The Gunners mengakhiri kontraknya dengan persetujuan bersama.
Â
Stephan Lichtsteiner
Lichtsteiner tampak seperti rekrutan yang cerdas pada saat itu. Ia bisa menjadi pelapis untuk Hector Bellerin.
Dia jarang bermain saat pemain Spanyol itu fit. Namun, pemain asal Swiss itu justru absen ketika Bellerin mengalami cedera lutut panjang pada awal 2019.
Unai Emery memilih bermain dengan lima pemain belakang dan memainkan Ainsley Maitland-Niles sebagai bek kanan. Setelah satu tahun bergabung dengan Arsenal, Lichtsteiner pindah ke Augsburg secara gratis.
Dia meninggalkan Arsenal setelah mencatatkan 23 penampilan untuk The Gunners.
Â
Advertisement
Denis Suarez
Prospek panas di Man City dan kemudian Barcelona, Emery mendaratkan bintang Spanyol itu untuk memperkuat lini tengahnya. Namun, kepindahan itu dengan cepat berubah menjadi bencana.
Karena cedera yang dideritanya beberapa hari setelah bergabung ke Arsenal dengan status pinjaman, Suarez hanya bermain selama 67 menit di Premier League. Ia juga tampil selama 28 menit di Liga Europa.
Suarez sebenarnya bisa jadi transfer yang bagus. Namun, nasib buruk membuat sang gelandang tidak bisa bersinar di Emirates.
Suarez kembali ke Barcelona pada akhir musim, dan pemain berusia 26 tahun itu sekarang bermain untuk Celta Vigo.
Sumber: talkSPORT
Disadur dari: Bola.net (Penulis: Aga Deta/Published: 22/12/2020)