Bola.com, Jakarta - Sergio van Dijk menceritakan awal mula kariernya sebagai pemain sepak bola profesional. Banyak kenangan yang ia dapatkan, termasuk satu klub dengan Arjen Robben.
"Dari ayah saya. Beliau juga suka main sepak bola dari kecil. Klub sepak bola Heerenveen pernah tertarik sama ayah saya, tapi dulu sepak bola tidak seperti pekerjaan biasa ya, orang tua ayah saya bilang lebih baik ke sekolah dan kerja biasa, jangan di sepak bola," kata Sergio van Dijk saat sesi wawancara dengan Yussa Nugraha.
Advertisement
Sergio van Dijk memulai semuanya dari klub amatir di Liga Belanda. Ia telah berkenalan dengan sepak bola sejak usia 6 tahun. Eks Persib Bandung itu terus berlatih hingga ada tawaran dari pemandu bakat untuk meminangnya.
Ia tak sendiri. Lusinan anak-anak berusia 12-13 tahun berharap ada tim scout yang memantau mereka setiap Sabtu. Jika potensinya terpantau, maka gerbang menuju karier profesional sedikit terlihat.
"Saya masuk akademi FC Groningen saat berusia 13 tahun. Di sana saya bertahan sampai usia 19 atau 20 tahun saya lupa. Ada satu pemain hebat sekali, itu adalah Arjen Robben. Saya kenal dia sejak masih muda," kata Sergio.
Selepas itu, Sergio van Dijk pindah-pindah klub demi mendapatkan menit bermain, mulai dari Helmond Sport, FC Emmen. Kenyang di Liga Belanda, ia lalu pindah ke Australia, sebelum akhirnya hijrah ke Persib Bandung.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jadi Agen Pemain, Ingin Bawa Pemain Indonesia ke Eropa
Sergio van Dijk saat ini menetap di Belanda usai hengkang dari Persib pada 2018 silam. Ia masih aktif bermain sepak bola, tapi hanya di klub amatir.
Mengenai pilihan kariernya bergerak di dunia manajerial setelah gantung sepatu dari sepak bola profesional memang telah diembuskan sejak lama. Pada 2017 misalnya, ia sudah memikirkan menjadi manajer.
"Kalau tidak sebagai pemain, saya tertarik tetap berkarier di sepak bola. Seperti di belakang layar untuk jadi manajer," kata Sergio van Dijk kala masih berseragam Persib.
Impian itu terwujud, setidaknya meski tidak sebagai manajer, dengan bergabung ke agensi pemain sepak bola yang berlokasi di Belanda. Adapun nama agensi tersebut yakni Tevreden Group.
Sudah ada lusinan pemain yang masuk agensi Tevreden Group, dan rata-rata berusia muda. Jelte Pal, pemain berdarah Indonesia, bergabung pada Oktober 2020 dan kini dikontrak Willem II Tilburg.
Sergio van Dijk memiliki mimpi besar, bahwa akan ada banyak pesepak bola Indonesia yang berkarier di luar negeri, khususnya di Eropa. Lewat agensinya, ia berharap impiannya itu terwujud.
Sejauh ini, baru ada beberapa pemain saja yang berkarier di Eropa. Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Bagas Kahfi tercatat bermain di Benua Biru.
"Sekarang saya sudah menjadi agen pemain sepak bola. Ada beberapa pemain di Liga Belanda, talenta-talenta di klub profesional. Kurang lebih satu tahun saya menggeluti bidang ini, ya akhirnya saya masuk dunia sepak bola lagi," kata Sergio van Dijk saat sesi bincang daring disadur dari YouTube Yussa Nugraha
"Saya ingin bawa pemain dari usia muda hingga menjadi pesepak bola profesional. Dengan pengalaman saya, penting buat pemain muda tahu apa yang harus dilakukan."
"Saya mau coba bawa pemain Indonesia, tapi itu tidak gampang. Karena di Eropa ada banyak aturan untuk pemain non-Eropa. Tapi, saya akan cari kesempatan, yang terpenting buat pemain Indonesia kalau mau ke Eropa, harus serius, kuat mental, karena di sini keras," katanya lagi.
Advertisement
Momen Terindah
Performa Sergio van Dijk cukup lumayan, terutama jika melihat catatan golnya selama membela Adelaide United dan Brisbane Roar. Laman Transfermarkt mencatat, dari 85 penampilan bersama dua klub tersebut, ia menceploskan 40 gol, artinya nyaris tiap dua pertandingan pemain berkepala pelontos itu mencetak satu gol.
Namun demikian, ia memuji atmosfer sepak bola di Indonesia. Ia menceritakan pengalamannya 'terjebak' di dalam bus selama enam jam karena jalan penuh sesak dengan Bobotoh, pendukung Persib,
"Momen terbaik adalah menjadi top scorer di Liga Australia. Karena di sana ada banyak striker yang cukup bagus juga, ada Robbie Fowler, Emile Heskey, tapi akhirnya saya menjadi pencetak gol terbanyak," kata Sergio van Dijk.
"Kalau di Persib, saya ingat melawan Arema di Kanjuruhan, kami menang 1-0. Sepak bola Indonesia sangat luar biasa ya, masih teringat kenangan terjebak di dalam bus selama enam jam, padahal jarak tempuh dari stadion cuma 20km saja. Saya sering cerita dengan orang-orang di sini (Belanda) mengenai sepak bola di Indonesia. Luar biasa," ujarnya lagi.
Sumber: YouTube/Yussa Nugraha