Sukses


Liga Inggris: Masa Sulit di Chelsea Bikin Timo Werner Jadi Sosok yang Lebih Down to Earth

Bola.com, London - Timo Werner sudah kalem. Masa sulit yang dijalani Chelsea dan juga ditunjuknya Thomas Tuchel sebagai manajer membuat dirinya lebih down to earth.

Awalnya, Timo Werner sanggup menunjukkan kualitasnya di Liga Inggris 2020/2021. Ia mencetak delapan gol dalam sebelas penampilan. Bahkan pada awal Desember, The Blues sempat menduduki puncak klasemen Liga Inggris.

Sentuhan magis Werner, bagaimanapun, perlahan mulai sirna. Selama periode Natal hingga Januari, yang berbuntut pada pemecatan Frank Lampard, performa striker asal Jerman itu menurun.

Kehadiran Tuchel, meski belum berdampak signifikan buat Werner, membuat pemain berusia 24 tahun itu makin percaya diri. Terakhir, ia kembali mencetak gol di Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam 15 pertandingan.

Timo Werner tak menampik bahwa ia merasa kesulitan untuk settle pada musim perdananya di Liga Inggris. Namun, masa sulit di Chelsea yang ia lewati membuatnya kini lebih down to earth alias rendah hati.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Tuchel Bikin Werner Merasa di Rumah

Satu persoalan Timo Werner adalah bahasa. Ia terkendala dengan bahasa Inggris. Beruntung, Tuchel datang pada saat yang tepat karena keduanya berbicara menggunakan bahasa Jerman.

"Meskipun saya banyak belajar bahasa Inggris, saya tidak selalu dapat mengekspresikan diri seperti yang saya inginkan dan harus berhati-hati agar tidak ada salah paham," kata Werner kepada majalah Jerman Kicker.

"Itu secara alami sekarang tidak lagi menjadi masalah, jadi kamu hampir merasa lebih betah."

3 dari 3 halaman

Tajam

Peningkatan performa Werner sangat penting dalam memastikan Tuchel membuat awal yang positif di Chelsea. Werner mengakui bahwa beberapa bulan terakhir tidak mudah baginya dan bahwa minimnya gol setelah menjadi predator di Bundesliga adalah sebuah penurunan performa.

"Pada awalnya, saya memiliki citra diri bahwa saya dapat terus melakukan pekerjaan saya di sini, tetapi beberapa bulan terakhir ini saya telah rendah hati. Ternyata beginilah sepak bola Inggris di mana Anda tidak pernah bisa tenang."

"Para pemain memiliki tinggi 1,9 meter, brutal secara fisik dan sangat cepat - termasuk para pemain bertahan. Saya terkesan dengan intensitas di Liga Inggris."

Sumber: Football London

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer