Bola.com, Manchester - Keluarga Glazer dikabarkan mengabaikan protes keras fans Manchester United. Alih-alih menjual klub seperti yang diinginkan fans, keluarga Glazers malah berambisi merealisasikan rencana jangka panjang klub.
Miliarder asal Amerika Serikat itu berencana meningkatkan nilai Manchester United menjadi 7 miliar pounds (Rp139,9 triliun). Saat ini, klub berjuluk Setan Merah itu bernilai sekitar 3,05 miliar pounds (Rp61,2 triliun).
Baca Juga
Advertisement
Padahal, tekanan dari fans supaya keluarga Glazer segera menjual MU makin masif, dipicu keterlibatan Setan Merah pada proyek Liga Super Eropa. Kekesalan fans mencapai puncaknya pada Minggu (2/5/2021) malam.
Mereka mendobrak masuk ke Stadion Old Trafford untuk melakukan protes, menjelang laga akbar Manchester United kontra Liverpool. Sekitar 200 orang masuk ke stadion.
Ribuan fan lainnya berkumpul di luar Old Trafford sembari melontarkan yel-yel protes kepada Glazers, sembari membawa berbagai spanduk dan menyalakan flare.
Suporter juga terlibat gesekan dengan suporter. Para suporter juga menyatakan protes ini baru awal, hingga keinginan mereka terwujud. Pertandingan MU kontra Liverpool akhirnya ditunda karena alasan keamanan.
Seperti dilansir Mirror, Selasa (4/5/2021), demonstrasi besar-besaran itu tidak membuat keluar Glazer ciut nyali. Mereka tetap ingin melanjutkan rencana ambisius di Manchester United.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dongkrak Pendapatan Manchester United
Apa rencana ambisiun Keluarga Glazer untuk Manchester United? Ternyata, mereka ingin menjadikan MU klub yang kali pertama bernilai 7 miliar pounds.
Misi itu menjadi salah satu alasan MU terlibat di Liga Super Eropa. Tetapi, proyek tersebut malah kolaps hanya dalam 48 jam.
Liga Super Eropa seharusnya bisa mendongkrak pendapatan MU, serta menumbuhkan merek mereka dalam skala dunia di tengah pandemi Covid-19. Namun, proyek tersebut mendapat tentangan keras dari suporter dan berbagai pihak, sehingga akhirnya dibatalkan.
Sumber: Mirror
Advertisement