Bola.com, London - Bukayo Saka sempat menuai pujian menyusul performa gemilangnya pada laga terakhir Grup D Euro 2020. Tetapi kini, pemain berusia 19 tahun itu menuai caci, karena dianggap sebagai biang keladi kegagalan Timnas Inggris menjuarai Euro.
Pemain muda Arsenal itu hanya duduk di bangku cadangan dalam dua pertandingan pertama Timnas Inggris di Grup D Euro 2020. Hingga akhirnya, Bukayo Saka mendapat kesempatan tampil sebagai starter, ketika Inggris bersua Republik Ceska pada laga terakhir fase grup.
Baca Juga
Advertisement
Menjalani pertandingan di Stadion Wembley, 23 Juni lalu, Saka bermain sebagai gelandang serang kanan. Bukayo Saka pun tampil impresif dalam laga tersebut.
Meski tak mencatatkan namanya di papan skor, Saka ikut berperan dalam gol Raheem Sterling pada menit ke-12. Sampai laga berakhir, skor 1-0 untuk kemenangan Timnas Inggris atas Republik Ceska tetap bertahan.
Berkat performa tersebut, Bukayo Saka dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam duel kontra Ceska. Dia juga menuai pujian dari berbagai kalangan.
"Dia maju ke depan, bermain dan menikmati dirinya sendiri. Dia luar biasa. Inggris memiliki persaingan sekarang," ujar mantan pemain Arsenal dan Timnas Inggris, Ian Wright.
"Bukayo Saka tampil dengan gemilang pada hari ini, man of the match. Gareth memiliki beberapa penyebab sakit kepala sekarang," kata Ashley Cole, eks bek Chelsea dan Timnas Inggris.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menjadi Sasaran Caci
Selepas duel kontra Republik Ceska, Bukayo Saka selalu mendapat kesempatan untuk tampil. Saka hanya absen ketika Timnas Inggris menang 4-0 atas Ukraina pada laga perempat final Euro 2020, 3 Juni lalu. Dia tak bisa bermain akibat cedera.
Dalam pertandingan final kontra Italia di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB, Bukayo Saka turut dipercaya tampil. Saka masuk ke lapangan pada menit ke-71 menggantikan peran Kieran Trippier.
Sayangnya, sang pemain tak mampu membawa Timnas Inggris meraih kemenangan. Maju sebagai penendang penalti kelima, bola hasil sepakan Saka ke sisi kanan mampu digagalkan kiper Gli Azzurri, Gianluigi Donnarumma.
Inggris akhirnya takluk 2-3 dari Italia dan gagal merengkuh trofi Euro 2020. Penentuan pemenang terpaksa dilakukan lewat adu penalti, karena skor imbang 1-1 bertahan selama 120 menit.
Kegagalan penalti tersebut membuat Bukayo Saka menjadi sasaran caci maki suporter di dunia maya. Dia dianggap sebagai biang kerok Timnas Inggris urung mengangkat trofi juara Piala Eropa 2020.
Bahkan, cician yang diterima Saka menjurus ke arah rasisme. Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), mengutuk tindakan rasialisme online yang diterima Bukayo Saka.
"FA mengutuk keras semua bentuk diskriminasi dan terkejut dengan rasialisme online yang ditunjukkan pada beberapa pemain Timnas Inggris kami di media sosial," kata juru bicara FA seperti dikutip BBC.
Ibrat kata pepatah "kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda". Dengan adanya kegagalan di final Euro 2020, Bukayo Saka bisa semakin teruji dan semakin matang untuk menjadi pesepak bola bintang.
Sumber: Berbagai sumber
Advertisement