Bola.com, Jakarta - Karier seseorang tak ada yang tahu. Itulah yang dialami Danny Mountain, mantan pesepak bola Southampton yang setelah banting setir jadi bintang film dewasa justru meneguk sukses besar dan dicap sebagai artis porno termahal di Inggris.
Danny Mountain, ya, itu nama aslinya, bukan stage name, sama seperti anak muda Inggris pada umumnya; ingin menjadi pesepak bola profesional. Setidaknya ia telah memulai langkahnya dengan bergabung ke Southampton saat berusia 9 tahun.
Advertisement
Dinukil dari SportBible, Danny Mountain pernah diminati tiga tim London, yakni Chelsea, West Ham, dan Tottenham Hotspur. Laiknya produk akademi Southampton yang telah melahirkan Theo Walcott hingga Gareth Bale, Mountain pun digadang-gadang bakal jadi pemain hebat.
Mantan pemain Timnas Inggris yang tergabung dalam skuad juara Piala Dunia 1966, Alan Ball, bahkan menyebut Mountain adalah satu di antara prospek cerah The Three Lions. "Saya mendapat pujian darinya (Alan Ball), itu tidak sembarangan."
"Dia dan Geoff Hurst melihat saya latihan, waktu itu saya masih 12 tahun. Ball menghampiri ayah saya sambil mengatakan kalau saya mungkin akan bermain untuk Timnas Inggris. Saya girang bukan main. Saya langsung besar kepala," kata Mountain kepada Daily Echo.
Mimpi tinggalah mimpi, suratan takdir berkata lain. Saat usianya menginjak 16 tahun, ia menderita cedera lutut parah. Southampton berupaya keras memberikan bantuan berupa terapi, tapi usaha itu tak membuahkan hasil. Kariernya hancur, Danny Mountain kemudian belajar jadi tukang kayu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gugup di Depan Kamera dan Restu Orang Tua
Sadar menjadi tukang kayu tak menjanjikan masa depannya, Danny Mountain mencari bidang pekerjaan lain. Hingga satu waktu, ia menjajal masuk ke industri film porno.
Suatu hari ia mengencani seorang model Page Three. Manajernya ingin memasukannya ke dunia film dewasa. Dari sanalah semuanya bermula.
"Dia tidak begitu tertarik, tapi manajer atau agennya terus merayunya. Lalu saya menemaninya audisi di London. Saya tidak tahu seperti apa (industri film porno), tapi saya cukup yakin," kata Mountain.
"Saya tidak gugup perihal seksnya, tapi melakukannya di depan kamera sungguh sulit, karena saya tidak bisa mengontrol ekspresi wajah saya saat sedang melakukannya."
Mengenai restu orang tua, Mountain sadar bahwa untuk meyakinkan ibunya tidaklah mudah. Berbanding terbalik, ayahnya justru mendukung penuh apapun yang terbaik buat anak laki-lakinya.
"Ibu saya terkejut, sebab sama seperti orang kebanyakan, pikirnya itu adalah (pekerjaan) kotor. Tapi saya terus meyakinkannya, dan setelah berusia 19 tahun, barulah ia ikhlas, apalagi setelah melihat saya merasa bahagia. Kalau ayah saya justru mendukung saja," kata Mountain.
Advertisement
Cita-Cita Membela Timnas Inggris
Menurut Scorum, Danny Mountain masuk ke dalam sepuluh besar bintang film dewasa dengan bayaran tertinggi di dunia dan memiliki pendapatan lebih dari £1 juta.
Diakuinya, membela Timnas Inggris adalah mimpinya sejak kecil. Bahkan ia sering mem-posting kecintaannya terhadap sepak bola dan The Three Lions.
"Saat kecil, saya bermimpi menjadi pesepak bola terkenal. Sayangnya, saya tidak akan pernah mencetak gol untuk Inggris, tetapi itu tidak menghentikan saya untuk menjadi sukses."
"Hari ini saya memiliki rumah besar, saya makan di restoran, dan bermain sepak bola dengan Vinnie Jones, Jason Statham, dan selebritas lainnya di akhir pekan."
Aktingnya di atas ranjang berbuah manis saat Mountain berusia 20 tahun. Ia pindah ke kawasan elite di Los Angeles, dia sudah menikah dua kali, dengan Eva Angelina dan Mia Malkova, juga bintang porno.
Dia adalah ayah dari seorang gadis bernama Silvi dan anak laki-laki bernama Jaxon. "Apakah saya ingin putri saya menjadi aktris porno? Tentu saja tidak."
"Tapi, jika aku punya anak laki-laki, aku akan memberitahunya dengan cara yang sama seperti ayahku dulu, 'Kamu harus berani, nak!'," ujar Mountain memungkasi.