Bola.com, Jakarta - Liga Inggris sempat mengalami perubahan nama pada medio awal 1990-an. Kala itu, pihak pengelola menginginkan penyegaran.
Semua terealisasi alias menjadi kenyataan pada 1992. Brand Premier League menjadi pilihan nama kompetisi kasta tertinggi di Inggris. Satu di antara konsekuensinya adalah ruang gerak bagi perkembangan klub-klub itu sendiri, terutama dari sisi bisnis.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Tak heran jika nyaris tiga dekade silam, klub-klub seolah berlomba menggelontorkan poundsterling demi sebuah gengsi dan nama besar yang direkrut. Terkadang, proses bursa transfer semakin menggila ketika berada di ujung deadline.
Walhasil, Liga Inggris memiliki warna-warni menawan yang layak dikenang para penggila sepak bola. Maklum, jika fans saja sampe tergila-gila, kadang tim kesayangan mereka juga melakukan hal di luar keinginan dan atau asa penggemar.
Satu di antara yang terkadang membuat banyak orang menggelengkan kepala adalah melepas pemain bintang. Para manajer dan jajaran manajemen memang memiliki banyak pertimbangan ketika melepas sang nama besar. Tapi, kemurnian bisnis menjadi pertaruhan yang tak bisa disembunyikan begitu saja.
Di bawah ini ada secuil cerita Manchester City melepas beberapa nama yang sebenarnya masih bersinar :
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kisah Ke Bayern
1. Bikin kaget : Leroy Sane ke Bayern Munchen (45 juta pounds, Juli 2020)
2. Nama lain : Carlos Tevez ke Juventus (2013)
Sistem kerja transfer Manchester City berbeda dengan sang rival sekota, Manchester United. Nyaris tak ada kehebohan kala mereka menjual pemain, meski berbeda 180 derajad ketika Manchester Biru mendatangkan nama baru.
Satu di antara contoh yang sempat membuat publik bingung adalah melepas Leroy Sane ke Bayern Munchen pada 2020. Sayap lincah nan tajam tersebut dibuang dari Etihad Stadium ke FC Hollywood karena dianggap tak berkembang.
Padahal, Sane datang dari Schalke 04 pada musim panas 2016, mengusung sebagai pemain yang menjanjikan. Ia dianggap sebagai tukang serbu potensial di kawasan Eropa
Sane melakoni debut pada usia 20 tahun di Manchester City, dengan hasil menyenangkan. Kala itu, Sane senang karena Pep Guardiola menempatkannya di area sayap kiri, posisi yang menjadi favoritnya.
Sederet gelar bergengsi pernah didapat, baik bersama tim maupun individu. Sane merasakan back to back gelar Liga Inggris, plus Pemain Muda Terbaik 2017-2018 pilihan Asosiasi Pesepak Bola Profesional.
Meskipun tampil menawan di level domestik dan Liga Champions, Leroy Sane mulai disangkutkan dengan Bayern Munchen pada 2018-2019. Sayang, Sane mendapat musibah, yakni cedera di panggung Community Shield 2019.
Walhasil, ia harus istirahat, dan bisa kembali pada Juni 2020 saat Manchester City menjamu Burnley. Beberapa pekan berikutnya, Sane pindah ke klub raksasa Bundesliga tersebut.
Nasib Leroy Sane sempat tak menentu di Bayern Munchen. Namun, penampilannya semakin bagus saat Bayern Munchen berada di bawah asuhan Julian Nagelsmann.
Advertisement