Bola.com, Jakarta - Kompetisi kasta tertinggi Liga Inggris telah menghadirkan begitu banyak pesepak bola berbakat dan kelas dunia dari berbagai belahan dunia. Mereka bertanding bersama klub-klub besar Inggris, seperti Liverpool, Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City. Namun, jarang dari mereka yang berhasil meraih penghargaan Ballon d'Or.
Selama bertahun-tahun, Premier League telah menghadirkan begitu banyak pemain yang mampu menciptakan momen-momen tidak terlupakan dan rekor-rekor mengagumkan dalam dunia sepak bola.
Baca Juga
Advertisement
Pemain seperti Cristiano Ronaldo, Thierry Henry, Eden Hazard, Sergio Aguero, dan Fernando Torres pernah meraih penghargaan individual di Premier League. Namun, penghargaan individual tertinggi sepak bola dunia, Ballon d'Or, jarang mampir ke Inggris.
Sejak kompetisi kasta tertinggi Inggris itu diperbarui menjadi Premier League pada 1992, hanya dua pemain dari kompetisi Liga Inggris yang sudah memenangi Ballon d'Or.
Pertama adalah Michael Owen pada 2001 ketika masih memperkuat Liverpool. Kemudian yang kedua adalah Cristiano Ronaldo yang memenangkan Ballon d'Or pada 2008 ketika masih bermain bersama Manchester United untuk pertama kalinya.
Sejak saat itu, Cristiano Ronaldo yang bermain bersama Real Madrid berhasil empat kali meraih Ballon d'Or. Sementara dalam beberapa edisi, penghargaan tersebut dimenangkan oleh rival utama Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, saat berseragam Barcelona.
Padahal jika melihat perjalanan di Premier League, cukup banyak pemain hebat yang seharusnya bisa memenangi Ballon d'Or kala berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Liga Inggris itu. Berikut lima di antaranya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Wayne Rooney (Manchester United)
Performa Wayne Rooney selama bermain untuk Manchester United bisa digambarkan dengan satu kata, mengkilat. Rooney mampu mencetak gol dengan kaki kanan, kaki kiri, dan kepalanya.
Tak jarang Rooney melakukannya dari luar kotak penalti dan dari situasi tendangan bebas. Rooney pun berhasil membawa Manchester United lima kali menjuarai Premier League, satu trofi Piala FA, satu trofi Liga Champions, satu trofi Liga Europa, dan satu trofi Piala Dunia Antarklub ketika memperkuat Manchester United.
Rooney merupakan satu di antara pemain terhebat Inggris yang pernah mengenakan jersey Manchester United. Musim terbaik Rooney bersama The Red Devils adalah pada 2009/2010.
Namun, Manchester United hanya meraih trofi Piala Liga pada musim itu, menjadi klub pertama yang mempertahankan trofi tersebut sejak Nottingham Forest melakukannya pada 1990.
Manchester United kalah dari Chelsea dalam persaingan menjadi juara Premier League pada saat itu. Mereka juga tersingkir dari Liga Champions di tangan Bayern Munchen dan kalah dari Leeds United di Piala FA.
Namun, yang tidak terlupakan dari Rooney adalah keberhasilannya mencetak 34 gol dan 7 assist dalam 44 pertandingan pada musim itu, menyelesaikan musim dengan menjadi top scorer. Sebanyak 26 gol di antaranya lahir di Premier League.
Jumlah itu sama seperti yang diraih oleh Lionel Messi bersama Barcelona. Namun, Wayne Rooney yang pantas mendapatkan Ballon d'Or pada saat itu, gagal memenangkannya.
Advertisement
Frank Lampard (Chelsea)
Frank Lampard, seorang gelandang tengah, merupakan top scorer sepanjang masa Chelsea. Ia tercatat mencetak 211 gol dalam 648 penampilan di semua kompetisi.
Ia juga menciptakan 150 assist untuk rekan-rekan setimnya. Lampard adalah bagian penting dari skuad Chelsea dan Timnas Inggris pada era 2000-an, dengan kesuksesan meraih sejumlah penghargaan.
Frank Lampard menjuarai Premier League tiga kali, empat kali Piala FA, satu kali Liga Champions, dan satu kali Liga Europa bersama Chelsea. Musim terbaiknya datang ketika Chelsea diasuh oleh Jose Mourinho pada musim 2004/2005.
Chelsea memecahkan rekor dan mencatatkan rekor baru, di mana Lampard memainkan peran penting dalam kesuksesan mereka di Premier League. Gelandang Inggris itu berkontribusi dalam 31 gol dari lini tengah dan memainkan semua pertandingan Premier League musim itu.
Frank Lampard baru berusia 23 tahun saat itu, tampil dalam 58 laga bersama Chelsea pada musim tersebut. Ia mencetak 19 gol dan 21 asssist di semua kompetisi. Lepas dari itu, 13 gol dan 18 gol membantu Chelsea meraih gelar juara Premier League. Itu masih menjadi rekor assist di lima liga top Eropa dalam satu musim.
Namun, yang lebih mengejutkan bagi para penggemar Chelsea saat itu, Frank Lampard harus kehilangan Ballon d'Or karena kalah dari pemain Barcelona, Ronaldinho. Pemain asal Brasil itu tak membuat catatan yang lebih impresif jika dibandingkan Lampard.
Saat itu masih menjadi momen teraneh Ballon d'Or karena kegagalan Lampard yang merupakan satu di antara pemain terbaik Chelsea dan Timnas Inggris sepanjang masa.
Eric Cantona (Manchester United)
Legenda Premier League, Eric Cantona, kerap diingat karena sikap panas, provokatif, dan agresif dalam sepak bola Inggris. Namun, kemampuannya dalam bermain sepak bola tak ada duanya, terutama dalam hal menciptakan gol dan peluang untuk rekan setimnya.
Cantona, lahir di Marseille pada 1966, memulai kariernya di Ligue 1. Ia kemudian direkrut oleh Leeds United pada Januari 1992 dengan status pinjaman dengan nilai 100 ribu pound. Kemudian ia dipermanen dengan tambahan transfer 900 ribu pound.
Belum genap 11 bulan di Leeds United, Cantona mencetak 14 gol indah dan mencatatkan 5 assist dalam 34 pertandingan dalam musim pertamanya di Inggris. Performa itu membuat Manchester United membidiknya dan merekrutnya dengan harga 1,2 juta pound pada November 1992.
Pemain asal Prancis itu kemudian mencetak 81 gol dan 62 assist dalam 180 pertandingan untuk The Red Devils. Musim yang paling luar biasa bagi Cantona adalah 1993/1994.
Setelah menjadi peringkat ketiga dalam perebutan Ballon d'Or 1993, saat masih bersama Leeds United, Cantona diramalkan bakal memenangi penghargaan itu ketika bermain bersama Manchester United. Ia mencetak 24 gol dan 13 assist dalam 45 penampilan di semua kompetisi.
Namun, Cantona bahkan tidak menembus tiga besar Ballon d'Or saat itu. Kandidat pemenang saat itu adalah pemain Barcelona, Hristo Stoichkov, yang akhirnya menjadi pemenang, kemudian Roberto Baggio yang masih memperkuat Juventus, dan Paolo Maldini yang bermain bersama AC Milan.
Advertisement
Virgil van Dijk (Liverpool)
Pemain kelahiran Breda, Belanda, pada 1991 itu membela klub lokal daerah asalnya, Groningen, sebelum pondah ke klub raksasa Skotlandia, Glasgow Celtic.
Taktikal dan fisikal yang menjadi pendekatannya saat bermain membuatnya mendapatkan perhatian dari klub Premier League, di mana Southampton merekrutnya pada 2015. Selama di sana, Van Dijk memperlihatkan kepada tim lain megnapa ia begitu bernilai, tampil solid bersama Jose Fonte di lini belakang The Saints.
Pada 2018, Liverpool menghubunginya dan mengajukan tawaran senilai 75 juta pound untuk mendapatkan jasanya. Pemain asal Belanda itu langsung memberi dampak luar biasa di Anfield.
Pada musim pertamanya secara penuh, yaitu 2018/2019, Van Dijk memainkan semua pertandingan Liverpool di Premier League. Ia memiliki catatan statistik yang luar biasa saat itu. Pemain asal Belanda itu juga menjadi pemain penting bagi keberhasilan Liverpool meraih trofi Liga Champions keenam mereka dalam sepanjang sejarah.
Performa luar biasa itu membuat Van Dijk mendapatkan pujian dari seluruh dunia, dengan banyak yang menjadikannya favorit untuk memenangi Ballon d'Or. Ia akan menjadi bek pertama sejak Fabio Cannavaro yang menjuarai Ballon d'Or pada 2006.
Namun, Van Dijk hanya menempati peringkat kedua dalam voting final, dan harus menyerahkan trofi pemain terbaik dunia itu kepada Lionel Messi dengan hanya berbeda tujuh suara saja.
Thierry Henry (Arsenal)
Thierry Henry merupakan satu di antara striker terhebat yang pernah ada dalam dunia sepak bola. Ia tak pernah gagal saat membidik targetnya. Henry direkrut oleh manajer legendaris Arsenal, Arsene Wenger, dari Juventus pada 1999 dengan nilai transfer 11 juta pound.
Kemudian Henry mencetak 228 gol dan mencatat 106 assist dalam 376 laga bersama The Gunners. Selama berada di London, Henry memenangkan dua trofi Premier League dan dua trofi Piala FA. Ia juga membantu The Gunners tampil tak terkalahkan pada musim 2003/2004, di mana Arsenal menjadi juara.
Pemain asal Prancis itu juga meraih empat penghargaan sepatu emas Premier League. Ia dua kali menjadi pemain terbaik Premier League dan enam kali secara berturut-turut masuk dalam PFA Team of the Year pada awal 2000-an.
Henry juga menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Timnas Prancis, mencetak 51 gol dalam 123 penampilan. Ia membantu Prancis menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.
Pada musim 2002/2003, dunia sepak bola menyaksikan sesuatu yang aneh. Pavel Nedved memenangi Ballon d'Or, mengungguli Thierry Henry. Padahal Henry tampil luar biasa saat itu, mencetak 32 gol dan 28 assist. Ia bahkan unggul kontribusi hingga 29 gol ketimbang pemain asal Republik Ceska itu.
Mengatakan bahwa ini adalah perampokan terbesar dalam sejarah sepak bola mungkin terkesan meremehkan. Namun, Henrry mampu terus tampil luar biasa di lapangan hijau selama beberapa tahun.
Ia secara mengejutkan berada di peringkat ketiga dalam persaingan memperebutkan Ballon d'Or 2006, kalah dari Fabio Cannavaro dan Gianluigi Buffon, dua pemain yang membantu Italia menjuarai Piala Dunia 2006 di Jerman.
Sumber: Sportskeeda
Advertisement