Bola.com, Jakarta - Manchester United 'membuang' Ole Gunnar Solskjaer. Sebuah keputusan yang tak terlalu mengejutkan, terutama ketika melihat penampilan inkonsisten Cristiano Ronaldo dkk sepanjang musim ini, baik di Liga Inggris maupun Liga Champions.
Bahkan, jauh sebelum surat pemecatan datang kemarin, sinyal kepergian Ole Gunnar Solskjaer sudah terlihat. Sayang, kala itu manajemen Setan Merah enggan segera menuntaskan masa kepelatihan Ole, melainkan masih memberi waktu.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Saat itu, fluktuasi yang berlebihan membuat jantung fans dan jajaran manajemen tak tenang setiap ada pertandingan. Tanda kalau posisi Ole goyah terjadi ketika Manchester United secara mengejutkan takluk dari Aston Villa di rumah sendiri.
Banyak pertanyaan muncul, karena sepekan sebelumnya, mereka sanggup menggilas tim papan atas, West Ham United di markas lawan. Sayang, satu gol dari Kortney Hause memberi rasa malu, meski bukan malu luar biasa.
Nah, frasa 'malu luar biasa' baru terjadi tiga pekan berselang, 24 Oktober 2021. Bagaimana tidak, Manchester United babak-belur dihajar Liverpool. Bermain di rumah sendiri, Liverpool justru berpesta pora di Old Trafford.
Manchester United kalah telak, 0-5. Hasil tersebut menjadi alarm yang luar biasa, dan sekali lagi, sayangnya manajemen Carrington tak peka untuk segera menutus kontrak mantan bomber The Red Devils tersebut.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Tanpa Sebab
Bukan tanpa sebab jika seharusnya momen kekalahan dari Liverpool menjadi ajang evaluasi besar-besaran bagi kinerja Ole Gunnar Solskjaer. Sepekan sebelum dipermalukan Liverpool, armadanya sudah dihajar habis-habisan di markas Leicester City.
Yup, Manchester United membawa pulang kekalahan 2-4 dari markas The Foxes. Namun, harapan untuk memperbaiki dalam waktu sepekan, sirna begitu saja. Kebobolan 9 gol dalam rentang sepekan menjadi horor luar biasa bagi perjalanan klub sebesar Manchester United.
Memang, pada rentang laga kontra Leicester City dan Liveprool, Manchester United sempat menangguk kemenangan. Namun, kondisi saat itu juga tak ideal. Karena, sekali lagi, mereka harus bekerja teramat keras ketika bersua Atalanta.
Gol Cristiano Ronaldo pada menit ke-81 memang membuat Manchester United menang 3-2 atas Atalanta. Empat hari berselang, giliran para pecinta Manchester United di seluruh dunia justru melihat Liverpool yang berpesta pora setelah merajalela.
Hasil minor tersebut menjadi rangkaian dari ketuk palu manajemen Manchester United terkait nasib Ole. Kekalahan dari Watford akhir pekan lalu membuat 'sakaratul maut' bagi Ole di Old Trafford datang juga.
Â
Advertisement
Banyak Tak Mengira
Banyak yang tak mengira jika nasib Ole Gunnar Solskjaer akan tragis. Maklum, ketika datang dari Molde dengan sederet catatan positif, publik berharap dia akan menaikkan pamor Manchester United lagi.
Sang raksasa memang tertidur pulas dan hanya berstatus 'ancaman saja' selepas kepergian Sir Alex Ferguson. Deretan nama keren yang datang, tak sanggup menahan tekanan agar Setan Merah berjaya.
Sebenarnya, Ole Gunnar Solskjaer mengawali perjalanan dengan bagus. Tak kalah pada lima pertandingan awal di panggung Liga Inggris 2021/2022 menjadi sebuah prestasi.
Ketika beban datang, Ole Gunnar Solskjaer seolah tak sanggup berpikir lebih jauh. Satu yang sering mendapat kritik adalah formasi 'yang itu-itu saja', sehingga membuat pola permainan lebih mudah terbaca.
Hal itu terlihat ketika mereka pulang dengan kekalahan dari markas Watford. Hanya mengandalkan pergerakan Cristiano Ronaldo, alur bola bisa terjegal. Memang, mereka sempat mencetak gol via pemain yang 'disia-siakan', Donny van der Beek, tapi itu tak cukup.
Kini, publik Manchester United berharap ada sosok pelatih yang punya kapasitas kreatif tinggi. Setidaknya, sang penghuni baru kursi panas adalah orang yang punya daya imajinasi beragam, sehingga akan melihat penampilan Manchester United yang berbeda setiap pekan.
Penulis Martin Samuel mengungkapkan, situasi di Manchester United memang serba sulit sekarang. Ia menulis, seharusnya Manchester United bisa menggaet Pocchettino atau Antonio Conte, tapi justru memilih Solskjaer. "Kini, mereka tak punya bos, dan sepertinya tak ada rencana apapun," katanya.