Bola.com, Jakarta - Bursa transfer Januari biasa digunakan oleh klub-klub Eropa untuk memperbaiki performa tim agar bisa menjalani sisa musim dengan harapan bisa lebih baik dari paruh pertama. Namun, tak semua transfer tengah musim pada Januari itu berjalan sukses. Arsenal sudah beberapa kali mengalaminya.
Arsenal saat ini berada di peringkat keempat dalam klasemen Premier League saat ini. Namun, The Gunners hanya unggul satu poin di atas West Ham United, di mana Tottenham Hotspur dan Manchester United juga mengekor di bawahnya.
Baca Juga
Arsenal Ngebet Ingin Rekrut Alexander Isak, Eh Edu Gaspar Meninggalkan Tim: Ganggu Aktivitas Transfer The Gunners Dong Nih
Deretan Fakta Menarik Hasil Liga Inggris Semalam: Man City dan Arsenal Kompak Kalah! Erling Haaland Mandul, Liverpool Full Senyum
Foto: Melihat Perjuangan Keras Newcastle United Tumbangkan Arsenal di Liga Inggris
Advertisement
Demi mempertahankan posisi atau bahkan menembus posisi yang lebih baik pada musim ini, manajer Arsenal, Mikel Arteta, dan Direktur Teknik Edu, tampaknya akan segera bergerak untuk mendapatkan pemain baru demi paruh kedua musim yang lebih baik.
Satu hal yang pasti, Arsenal sebaiknya jangan sampai melakukan pembelian yang berakhir dengan kekecewaan. Seperti halnya klub Premier League lainnya, Arsenal juga pernah melakukan keputusan yang salah ketika merekrut pemain pada bursa transfer Januari.
Siapa saja pemain Arsenal yang dianggap sebagai pembelian buruk di bursa transfer Januari? Berikut daftarnya:Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kim Kallstrom
Keputusan Arsene Wenger merekrut Kallstrom tidak benar-benar merugikan. Tapi, tetap saja ini menjadi transfer yang mengundang tawa mengejek.
Gelandang asal Swedia itu layak berada di puncak, memenangkan gelar liga di Prancis bersama Lyon dan tampil dalam 131 pertandingan bersama Timnas Swedia.
Arsenal seharusnya tidak pernah merekrutnya dari Spartak Moscow dengan status pinjaman selama sisa musim 2013/2014.
Kallstrom yang kala itu sudah berusia 33 tahun tiba di Emirates dengan cedera punggung dan tidak bermain hingga ahir Maret 2014. Ia hanya tampil 3 kali di Premier League.
Kontribusi nyatanya hanya mencetak gol penalti dalam kemenangan adu penalti yang diraih Arsenal kala menghadapi Wigan di semifinal Piala FA.
"Meski kontribusi saya kecil dalam 120 tahun sejarah klub, itu adalah sebuah sorotan bagi saya. 15 menit terbesar dalam hidup saya," ujarnya pada 2016.
Advertisement
Denis Suarez
Penggemar Arsenal sempat senang dengan perekrutan Deni Suarez sebagai pemain pinjaman dari Barcelona pada Januari 2019. Namun, langkah itu tidak sesuai dengan rencana.
Pemain Spanyol itu hanya tampil empat kali di Premier League. Suarez dengan cepat terlupakan di Emirates.
Seperti halnya Kallstrom, Suarez gagal melakukan debutnya sebelum Maret, di mana para penggemar mempertanyakan keberadaannya.
"Adaptasinya bbagus tapi butuh waktu. Ia baik-baik saja untuk mulai bergabung dalam tim utama, tapi juga berada di bangku cadangan hingga nanti dia bisa bermain dalam pertandingan," ujar bos Arsenal kala itu, Unai Emery.
"Adaptasi ini penting bagi kami dan kemudian dia juga bisa bermain. Tapi, dia perlu mendapatkannya, sedikit demi sedikit, untuk mendapat menit bermain, kepercayaan diri, dan ritme bersama kami," lanjut Emery.
Tidak seperti Kallstrom, Suarez bahkan tidak menikmati 15 menitnya dalam sorotan. Suarez kembali ke Barcelona pada akhir musim setelah gagal sekali pun bermain sebagai starter.
Henrikh Mkhitaryan
Arsenal menghadapi situasi yang mengerikan pada Januari 2018, karena pemain bintang seperti Alexis Sanchez hanya punya enam bulan tersisa dalam kontraknya.
Penggemar The Gunners berharap dia bisa bertahan, tapi tawaran dari Manchester United membuat Arsenal tidak berdaya untuk menahannya menyetujui kontrak dengan gaji 400 ribu pound per pekan di Old Trafford.
Namun, Arsenal berhasil melakukan penyelamatan dari situasi tersebut. Mereka membujuk Manchester United menyepakati kesepakatan pertukaran pemain yang melibatkan Henrikh Mkhitaryan.
Pada saat itu, Mkhitaryan merupakan pemain bagus dan pengganti yang layak untuk Sanchez. Artinya, kedua belah pihak sepertinya mendapatkan keuntungan.
Namun, ternyata itu menjadi bencana bagi semua pihak. Sanchez hanya mencetak tiga gol Premier League untuk Manchester United, sementara Mkhitaryan hanya berhasil mencetak delapan gol untuk Arsenal.
Advertisement
Wellington Silva
Sebuah kegagalan transfer Arsenal yang kurang dikenal, karena Silva tidak pernah bermain untuk The Gunners.
Pemain asal Brasil itu mengejutkan pelatih Arsenal dengan empat gol selama pertandingan uji coba yang membuat mereka dengan cepat merekrut pemain muda itu.
Namun, Silva tidak dapat menyelesaikan kepindahannya dari Fluminense karena masih berusia di bawah 18 tahun.
Namun, Arsenal berhasil mengatur izin kerja sementara untuknya, yang memungkinkan Silva datang ke Inggris secara berkala untuk sesi latihan dan akhirnya mengatur interval untuk menyelesaikan transfer secara resmi.
Namun, FA dengan cepat memutarbalik keputusan mereka, menolak visa spesial dan membuat Arsenal dalam kesulitan. Enam periode peminjaman pun harus dilalui Silva hingga akhirnya kembali ke Fluminense.
Berusia 29 tahun, kini Silva bermain di Jepang bersama Gamba Osaka.
Lassana Diarra
Diarra tiba di Arsenal dari Chelsea pada Agustus 2007 dengan banyak janji, tapi dia tidak memenuhinya di Emirates.
Wener menjual pemain asal Prancis itu ke Portsmouth dengan harga 5,5 juta pound hanya untuk enam bulan dan tujuh penampilan di Premier League. Itu membuat Wenger menyesali keputusannya.
Diarra kemudian menjuarai Piala FA musim itu dan kemudian dijual ke Real Madrid, hampir tepat satu tahun setelah Arsenal melepasnya dengan harga 18,8 juta pound. Sebuah pukulan finansial yang besar pada masa itu.
"Saya benar-benar tidak mengerti mengapa Wenger memilih untuk membuat keributan lagi mengenai saya. Mengapa ia tidak bisa melanjutkan hidup? Ia bicara tentang saya lebih banyak ketimbang ketika saya di sana. Sangat aneh. Memenangkan Piala FA lebih dari membenarkan keputusan saya untuk meninggalkan Arsenal," ujar Diarra pada 2008.
Advertisement