Para Pemain Asia Tenggara yang Pernah Merasakan Atmosfer Liga Inggris: Ada Pemain Timnas Indonesia Lho

Politisi Thaksin Shinawatra mengambil alih Manchester City pada 2007 dengan target membawa City menjadi tim yang dominan di Premier League. Namun, Thaksin saat itu melakukan langkah yang menarik.

Ia turut memboyong tiga pemain muda Thailand yakni Teerasil Dangda, Kiatprawut Saiwaeo, dan Suree Sukha. Thaksin tentu berharap pemain ini bisa berkembang dan berdampak baik untuk Timnas Thailand.

Namun, Thaksin tampaknya lupa soal aturan pendaftaran pemain asing di Premier League yang ketat. Diketahui, Premier League memang hanya memperbolehkan setiap tim mendaftarkan pemain asing dari negara yang berperingkat 70 besar FIFA.

Saat itu, Thailand tentu jauh dari posisi itu. Bahkan saat itu mereka ada di luar 100 besar peringkat FIFA. Hal itu membuat Dangda, Sukha, dan Saiwaeo tidak pernah bisa bermain di ajang resmi bersama City.

Satu-satunya saat ketiga pemain pernah mengenakan seragam Man City terjadi pada akhir musim 2007/2008. Ketika itu, mereka main dari bangku cadangan dalam pertandingan persahabatan pascamusim melawan Thai League All-Stars XI. Man City menyerah 1-3 dengan Dangda gagal mencetak gol.

Kiper pemilik tinggi 188 cm ini bisa dikatakan sebagai pemain tersukses Asia Tenggara di Inggris sampai saat ini. Etheridge memang mewakili Filipina, tapi ia bisa berlaga di Premier League lantaran ia memiliki garis keturunan Inggris.

Neil Etheridge pun pernah merasakan bermain di Premier League selama satu musim penuh, yakni pada musim 2018/2019 yang lalu. Saat itu ia jadi kiper utama Cardiff City.

Saat ini Neil Etheridge sudah berusia 31 tahun. Ia memperkuat klub EFL Championship yang sebenarnya punya nama besar di Inggris, Birmingham City.

Birmingham adalah klub profesional Inggris kedelapan yang pernah diperkuat Etheridge. Sebelumnya ia pernah memperkuat Fulham, Charlton, Bristol Rovers, Crewe Alexandra, Oldham Athletic, Walsall, dan Cardiff City.

Pemuda berusia 22 tahun ini adalah salah satu pemain yang diharapkan jadi bintang Thailand dalam waktu dekat. Ia sudah berkelana di Eropa sejak tahun 2018 lalu.

Klub pertama Suengchitthawon adalah AS Nancy. Di klub Prancis itu ia memulai karier di tim U-19 hingga bisa menembus AS Nancy B.

Dua tahun di Nancy B, Suengchitthawon pindah ke Inggris. Ia menerima tawaran untuk menjadi bagian dari tim Leicester City U-23 sampai saat ini.

Di musim 2021/2022, Suengchitthawon sudah bermain sembilan kali untuk Leicester City U-23. Sejauh ini ia baru bisa mencetak satu assist.

Pesepak bola asal Brunei Darussalam ini kerap disebut sebagai pesepak bola terkaya di dunia. Sebutan itu bukan tanpa alasan, Faiq adalah keponakan dari raja Brunei, Hassanal Bolkiah yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia.

Sebagai orang Brunei yang dilahirkan di Amerika Serikat, Faiq mengawali karir sepakbolanya di Inggris. Tepatnya di akademi Newbury pada tahun 2009.

Ia sempat pindah ke akademi Southampton dan akademi Chelsea. Di The Blues, Faiq Bolkiah sempat bermain hingga level U-18.

Kemudian di tahun 2017, ia memutuskan pindah ke Leicester City U-18. Di klub tersebut, Faiq sempat bermain hingga level U-23.

Tak kunjung mendapatkan tempat di tim utama Leicester, Faiq Bolkiah memutuskan pindah ke klub Portugal Maritimo pada tahun 2020 lalu. Namun, sejak Desember 2021, Faiq bermain untuk klub Thailand, Chonburi.

Elkan Baggot memiliki latar belakang yang menarik. Ia dilahirkan di Bangkok, Thailand dari ibu orang Indonesia. Sementara ayahnya berasal dari Inggris.

Dengan posisi seperti itu, Baggott bisa memilih tiga negara untuk ia bela. Namun, pada akhirnya pemuda 19 tahun ini memilih untuk membela Timnas Indonesia.

Elkan Baggott memulai kariernya di akademi pemain muda Ipswich Town. Ia sempat pindah ke Kings Lynn selama beberapa bulan di tahun 2021 lalu.

Namun, sejak juli 2021, Baggott dipromosikan di tim U-23 Ipswich Town. Kini ia jadi salah satu pemain andalan di klub yang tim seniornya berlaga di League One itu.