Bola.com, Jakarta - Nama Lisandro Martinez jadi salah satu buah bibir pada bursa transfer musim panas tahun 2022. Pasalnya Arsenal dan Manchester United (MU) berebut untuk mendapatkannya.
Lisandro Martinez memulai kariernya di Argentina bersama Newell's Old Boys. Potensinya kemudian mencuri perhatian Defensa y Justicia. Lalu, pada tahun 2019, Martinez diboyong Ajax Amsterdam ke Belanda.
Baca Juga
Advertisement
Hengkang dari Argentina ke Belanda tentu bukan hal mudah. Martinez menghadapi tantangan besar untuk beradaptasi. Untungnya, dia bisa melewati tantangan itu dengan cepat dan dengan baik.
Artinya, Martinez dikembangkan langsung oleh Erik ten Hag, pelatih MU yang sekarang. Di Ajax, Martinez menjelma jadi 'tukang jagal' di lini belakang.
Dia agresif dalam bertahan, tapi bisa mengatur posisi dengan baik. Martinez juga berani membawa bola, bisa jadi pemain pertama yang membangun serangan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mirip Kimmich
Martinez memang banyak bermain sebagai bek tengah di Ajax, tapi dia pun bisa naik ke depan, bahkan terbilang cukup serbabisa. Dia bisa mengisi pos bek kiri atau bek tengah.
Awalnya Martinez direkrut Ajax untuk menggantikan posisi yang ditinggal Matthijs de Ligt. Namun, ternyata dia juga bisa menggantikan posisi Frenkie de Jong sebagai gelandang bertahan.
Ten Hag bereksperimen memainkan Martinez di posisi tersebut dan hasilnya sangat memuaskan. Martinez bisa nberadaptasi dengan baik, mendikte permainan dari lini tengah, dan menghubungkanl lini belakang ke lini tengah.
Advertisement
Mengagumi Kimmich
Sejak beradaptasi di lini tengah, gaya bermain Martinez berkembang mirip dengan bintang Bayern Munchen, Joshua Kimmich. Bahkan, dia terang-terangan mengagumi Kimmich.
"Ketika dia (Kimmich) bermain di lini tengah, saya suka ketenangannya dan cara dia membaca permainan," ujar Martinez.
Kembali ke Pos Bek Tengah
Usai terbukti main cukup bagus sebagai gelandang bertahan, Martinez harus kembali beradaptasi musim 2021/22 lalu. Ten Hag lebih suka memainkan Ryan Gravenberch di posisi deep-lying midfield, Martinez harus mengalah.
Kala itu, Martinez sempat dinilai bakal sulit bersaing dengan bek lain. Dia tidak terlalu tinggi untuk ukuran bek tengah, jadi diduga bakal sulit bersaing.
Biar begitu, Martinez kembali berjuang merebut tempat di tim inti. Dia berhasil mendapatkan kepercayaan Ten Hag dan membuat duet apik dengan Jurrien Timber.
Menariknya, meski bermain lebih ke dalam, Martinez masih jadi salah satu kepingan penting dalam proses build-up serangan Ajax.
Advertisement
Tinggi Badan Bukan Kendala
Masalah tinggi badan ternyata tidak jadi kendala bagi Martinez. Justru dia bisa bermain lebih cepat, lebih efektif, dan berani naik ke depan.
Musim lalu, Martinez membuat 29 headed clearance, lebih banyak dari pemain lain di Ajax. Dia pun memenangi 79 duel udara, jelas tidak ada masalah dengan tinggi badan.
Di Premier League tentu Martinez akan menghadapi lebih banyak lawan tangguh, tapi dengan modal yang sekarang, seharusnya dia tidak gentar hengkang ke Arsenal atau Man United.
Sumber: Bola, Sky Sports
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, Published 09/07/2022)