Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU)menatap Premier League 2022/2023 dengan sorot mata percaya diri. Kegagalan dalam beberapa musim terakhir membuat Setan Merah bertekad memenangkan kompetisi paling bergengsi di Negeri Ratu Elizabeth.
Kali terakhir MU memenangkannya pada musim 2012/2013. Guna merealisasikan target, Ten Hag mendaratkan sederet amunisi anyar ke Old Trafford. Melihat Curriculum Vitae pemain-pemain baru sepertinya menjanjikan.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jangan Pede
Dua di antaranya adalah Lisandro Martinez dan Tyrell Malacia. Martinez, bek asal Ajax diboyong dengan harga 57,5 juta euro. Sedangkan Malacia direkrut dari Feyenoord seharga 15 juta euro.
Tapi fans MU jangan gede rasa dulu ya. Takutnya pemain-pemain baru tadi layu sebelum berkembang.
Soalnya, di musim-musim sebelumnya, banyak pilar anyar yang tadinya diharapkan bisa memberikan kontribusi malah melempem di tengah jalan. Nggak percaya? Kepoin deh artikelnya di bawah ini.
Â
Advertisement
Diego Forlan
Kedatangannya ke MU justu menjadi bencana bagi striker Uruguay itu. Digadang-gadang bakal menjelma jadi bomber mengerikan di Premier League, Forlan dinilai bermain di bawah standar.
Pemain yang dibeli dari Independiente pada 2002 ini hanya tampil dalam 63 laga dengan koleksi 10 gol. Dia meninggalkan MU dua tahun berselang.
Â
Karel Poborsky
Panggung Euro 1996, Poborsky jadi buah bibir. Pemain sayap Ceko ini tampil mengilap sepanjang turnamen. Cepat, tak kenal capek, serta tak kenal takut. Itulah kenapa si gondrong itu dijuluki "Kereta Api Cepat".
Sayang, bergabung ke MU sejak 1996 hingga 1998, penampilan Poborsky masih jauh dari kata memuaskan. Dia hanya tampil dalam 48 laga dengan torehan enam gol sebelum pindah ke Benfica.
Â
Advertisement
Luke Chadwick
Bisa dibilang, fans fanatik MU sekalipun sudah tak kenal lagi dengan pemain ini. Berstatus jebolan Akademi MU tak membuat semuanya mudah bagi Chadwick.
Terbukti, naik pangkat ke tim senior pada 2000 justru membuat Chadwick mengelus dada. Bukannya mendapat tempat, sang gelandang malah dibuang ke sejumlah klub dengan status pinjaman.
Hingga dilepas pada 2004, Chadwick tak pernah merasakan balutan jersey kebanggaan Setan Merah.
Â
Quinton Fortune
Tadinya, Fortune dipersiapkan sebagai pengganti Ryan Giggs jika sang bintang cedera atau berhalangan main. Penampilan gemilangnya kala membela Atlético Madrid (1996-1999) memesona Ferguson.
Fortune lalu diboyong ke Old Trafford dengan iming-iming menggiurkan. Ya! Siapa yang tak bangga menggantikan peran abang Giggs yang nota bene adalah bintang MU. Tapi apa boleh buat, selama enam tahun di MU (1999–2006), Fortune bukanlah pilihan utama.
Â
Advertisement
Jordi Cryuff
Lain bapak, lain pula anaknya. Diharapkan bisa seperti Johan Cryuff, Jordi malah tak ada seujung kuku bokapnya dalam hal prestasi.
Jordi jatuh bangun dan kemudian tenggelam seiring dengan berjalannya waktu. Empat tahun di MU, dari 1996 hingga 2000, Jordi tak mampu membayar kepercayaan Ferguson. Total, dia hanya bermain dalam 34 laga dalam empat musimnya di The Theatre of Dreams.