Bola.com, Jakarta - Dunia sepak bola nyaris identik dengan pertikaian, yang seolah menjadi sesuatu tak terhindarkan. Menariknya, cekcok mulut atau adu jotos tidak slelau melibatkan pemain atau pelatih yang tempramental.
Pemain 'pendiam' seperti Zinedine Zidane juga tak lepas dari emosi. Mungkin, yang paling identik dengan emosi tinggi adalah Roy Keane.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gemar Tegang
Legenda Manchester United (MU) menjadi satu di antara pemain yang kerap bersitegang dengan pemain lain selama bertahun-tahun dalam kariernya di sepak bola. Meski begitu, eks gelandang pekerja keras yang kini berusia 51 tahun ini merupakan seorang pemenang.
Bersama MU, dari 1993 hingga 2005, Keane memenangkan banyak gelar di kompetisi domestik maupun zona Eropa. Nah, guna mengetahui betapa Keane kerap bertikai, di bawah ini ada informasi menarik terkait sisi lain sang legenda asal Republik Irlandia itu, dilansir givemesport.
Â
Advertisement
Roy Keane Vs Patrick Vieira
Orang keras Irlandia itu tidak pernah jauh dari kontroversi, apalagi ketika musuh bebuyutannya, Vieira, berada di dekat yang sama. Bentrokan di terowongan Stadion Highbury pada 2005 sebelum duel MU kontra Arsenal menjadi momen pahit yang tak terlupakan.
Emosi Keane tersulut karena Vieira berteriak agar Gary Neville jangan menendang pemain Arsenal seperti yang dia lakukan pada laga sebelumnya di Old Trafford. Alhasil, Keane dan Vieira terlibat cekcok mulut sampai-sampai wasit turun tangan untuk melerai. Laga sendiri berakhir dengan kemenangan MU 4-2.
Â
Roy Keane Vs Alf-Inge Haaland
Keane juga pernah terlibat pertikaian hebat dengan bokap striker anyar Manchester City, Erling Haaland, yakni Alf-Inge Haaland. Hal itu terjadi pada derby Manchester 2001.
Alf-Inge tumbang lalu terkapar setelah ditebas Keane secara brutal. Atas tebasan horornya tersebut, Keane diganjar kartu merah.
Â
Advertisement
Pensiun Dini
Rupanya, empat tahun sebelumnya, saat Alf-Inge berseragam Leeds United, Keane sempat berang dengan Alf-Inge karena menuding dia penipu usai ditekel dan berguling-guling di lapangan. Alf-Inge tak percaya Keane benar-benar mengalami kesakitan.
Alf-Inge sendiri memutuskan pensiun dini dua tahun kemudian. Soalnya, cedera Alf-Inge belum pulih 100 persen sehingga memutuskan gantung sepatu lebih cepat.
Lucunya, dalam sebuah wawancara, Keane mengaku tak bermaksud melukai Alf-Inge. Tapi dia juga tak menyesal.
Â
Roy Keane Vs Mick McCarthy
Keane, dalam kapasitasnya sebagai Kapten Timnas Irlandia, mengkritik persiapan tim menjelang Piala Dunia 2002 dalam sebuah wawancara kepada media. Saat itu, Irlandia ditukangi Mick McCarthy.
Kritikan pedas Keane disusul dengan pengunduran dirinya dari skuad racikan McCarthy. Keane bernazar tak akan kembali ke timnas selama masih ada McCarthy.
Â
Advertisement
Luis Suarez Vs Patrice Evra
Selain Keane, pemain yang juga pernah bertikai adalah Luis Suarez. Pada satu di antara babak terburuk sejarah Liga Premier, Suarez didakwa melakukan pelecehan rasial terhadap Evra.
Suarez membantahnya. Liverpool mendukungnya dan bersikeras mereka akan melawan klaim tersebut. Mereka mengenakan kaos yang mendukung untuk menambah bahan bakar ke api yang tengah berkobar.
Sampai hari ini insiden itu tidak pernah sepenuhnya diselesaikan dan tetap menjadi noda bagi karier Suarez. Sir Alex Ferguson, pelatih Manchester United, menyimpulkan perasaan banyak orang pada saat itu. Ferguson mencap Suarez sebagai "aib bagi Klub Sepak Bola Liverpool".
Â
Zinedine Zidane Vs Marco Materazzi
Semua penggemar permainan indah harus menyaksikan Zizou berjalan melewati trofi Piala Dunia 2006 dengan kepala tertunduk. Prancis baru saja terkulai lemas kontra Italia di partai final.
Zidane tampil trengginas sepanjang laga, termasuk ketika menaklukkan Gianluigi Buffon via tendangan penalti ala Panenka pada menit ketujuh yang membuat Prancis unggul 1-0 lebih dulu. Namun, memasuki menit 19', Italia menyamakan skor lewat Materazzi.
Â
Advertisement
Komentar Zizou
Bertahan hingga babak perpanjangan waktu, laga akhirnya dipungkasi dengan adu penalti. Italia menang 5-3.
Duel dinodai dengan cekcok Zidane vs Materazzi. Zidane yang merasa terhina karena Materazzi memfitnah saudara perempuannya, menanduk dada bek Italia itu. Zidane kemudian diganjar kartu merah.
Pada 2010, Zidane menyatakan bahwa dia akan "lebih baik mati" daripada meminta maaf atas tindakannya terhadap Materazzi.
Kapal MU di Dasar Laut
Advertisement