Bola.com, Jakarta - Panggung Premier League tak akan pernah lepas dari duel Liverpool kontra Manchester United. Bisa dibilang, duel tim besar Inggris itu merupakan laga sarat makna dalam kalender kasta sepak bola tertinggi Inggris.
Menariknya, duel tak lagi berpatokan di posisi mana kedua tim berada di papan klasemen. Soalnya, pertemuan kedua raksasa penuh gengsi dan emosi yang menyangkut nama besar. Itulah mengapa, duel keduanya bertajuk 'North West Derby'.
Baca Juga
5 Hot News BRI Liga 1 2024 / 2025 Sore Ini : Ramai Kekonyolan Ada 12 Pemain PSM di Lapangan sampai Sindiran Persita untuk Persib Bandung
Besok, 2 Laga Piala AFF 2024 yang Bikin Tegang Fans Timnas Indonesia, Ada Apa Nih ?
Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang Berasal dari Pegadaian Liga 2: Menjadi Benteng Terakhir Pertahanan
Advertisement
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terbiasa Perang
Maklum, The Reds dan Setan Merah yang sama-sama berdomisili di Inggris Barat Laut, sudah sejak dulu terlibat persaingan ekonomi dan industri. Keputusan para pedagang Kota Manchester yang mendanai pembangunan Manchester Ship Canal mendapat cibiran keras dari politisi Liverpool.
Sepak bola kemudian dijadikan "ajang" pembuktian. Duel kedua tim kerap diwarnai momen-momen "gila", baik di dalam maupun di luar lapangan. Penasaran? Berikut lima di antaranya, seperti dilansir bleacherreport.
Â
Advertisement
Rasis Suarez
Pada 15 Oktober 2011, striker Liverpool, Luis Suarez, terlibat konflik dengan pemain Manchester United, Patrice Evra. Nama terakhir menuduh Suarez melecehkannya dan melayangkan penghinaan rasis kepadanya saat Setan Merah bertandang ke Anfield.
FA meluncurkan penyelidikan atas masalah ini dan Suarez dinyatakan bersalah. Hukumannya, Suarez dilarang tampil dalam delapan pertandingan. Sampai hari ini, Suarez merasa kalau dia tidak melakukan kesalahan. "Saya tidak melakukan kesalahan dan merasa sangat kecewa dengan kejadian itu," katanya.
Â
Selebrasi Neville
Gary Neville harus berhadapan dengan FA setelah melakukan selebrasi di depan pendukung Liverpool usai Rio Ferdinand mencetak gol. Lesakan itu membuat MU menang 1-0 atas raksasa Merseyside pada tahun 2006.
Selebrasi itu merupakan upaya terang-terangan menghasut para penggemar, tetapi Neville tidak menyesal sama sekali. "Ini adalah keputusan yang buruk, bukan hanya untuk saya tetapi untuk semua pesepakbola. Dan saya bertanya kepada pihak berwenang: ke mana sepak bola dibawa? Menjadi robot, tanpa gairah, dan semangat, jelas merupakan jalan ke depan bagi pesepakbola modern," keluhnya.
Â
Advertisement
Owen ke MU
Tidak ada pemain yang ditransfer langsung antara MU dan Liverpool sejak Phil Chisnall melakukannya pada tahun 1964. Pemain terakhir yang melakukan ini adalah Michael Owen.
Pernah menjadi anak emas The Kop, Owen memenangkan FIFA Ballon d'Or pada tahun 2001 selama hari-harinya di Merseyside, tetapi akhirnya dijual ke Real Madrid pada tahun 2004.
Â
Dibuang Keluar
Owen pindah dari Madrid ke Newcastle United sebelum akhirnya ditandatangani dengan status bebas transfer oleh Alex Ferguson ke Manchester United pada 2009.
Tak perlu dikatakan, Owen mendapat sambutan dingin saat kembali ke Anfield. Tanda-tanda diangkat tinggi-tinggi yang menyatakan dia sebagai "Yudas." Yudas adalah sindiran bagi mereka yang berkhianat.
Â
Advertisement
Kaus Sindiran
Sebuah situs web penggemar MU nekat menjual t-shirt yang dihiasi dengan lelucon yang tidak menyenangkan tentang tragedi Stadion Heysel. Orang-orang kemudian menjadi tahu setelah diwartakan Daily Mail pada tahun 2011.
T-shirt menampilkan tiga bintang di atas slogan, "tanpa membunuh siapa pun," dalam referensi yang menyakitkan. Tujuannya jelas, mengingatkan malam bencana kala Liverpool dan Juventus bersua di final Piala Champions pada tahun 1985. Saat itu, sedikitnya 39 penggemar meninggal.
Â
Soal Gabriel
Gabriel Heinze memiliki dua tahun tersisa di kontraknya di Old Trafford ketika meminta pergi dari klub pada tahun 2007. Manajer Alex Ferguson setuju untuk menjual pemain dengan harga tertentu dan Liverpool mengajukan tawaran.
Sementara tawaran Liverpool cukup tinggi, Ferguson tidak ingin Heinze bermain untuk klub saingan. Belakangan, MU malah menolak tawaran tersebut. Heinze mengeluh dan FA melakukan penyelidikan. Hasilnya, mereka mendukung keputusan MU. Gagal ke MU, Heinze melanjutkan perjalanannya ke Real Madrid.
Advertisement