Bola.com, Jakarta - Keberhasilan Manchester United (MU) menyakinkan Casemiro untuk merapat ke Old Trafford bisa jadi keputusan transfer tepat. Sang gelandang jangkar Manchester United diyakini menjadi pemecah masalah MU beberapa musim terakhir.
Sebelumnya, Setan Merah terlihat getol merayu gelandang Barcelona, Frenkie de Jong, yang notabene bekas anak buah Erik ten Hag di Ajax Amsterdam. Tapi apakah keputusan meminang De Jong tepat.
Baca Juga
Advertisement
MU sudah punya sosok Christian Eriksen dan Bruno Fernandes, pemain setipe De Jong saat ini. Gelandang dengan karakter menyerang bukan kebutuhan utama Red Devils.
Sudah lebih dari tiga musim Manchester United tak punya sosok gelandang jangkar paten. Fred dan Nemanja Matic (yang musim ini hengkang ke Barcelona) gagal memenuhi ekspekstasi di posisi tersebut. Termasuk Paul Pogba yang menderita saat dimainkan sebagai gelandang bertahan.
Scott McTominay, pemain belia akademi juga terlihat tak bisa fasih bermain sebagai pelapis pertahanan di lini kedua MU. Efek nyata dari ketiadaan sosok gelandang bertahan dengan karakter kuat membuat Manchester United loyo.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lini Belakang Jadi Pesakitan
Orang banyak menyalahkan bek-bek dari rekor kebobolan Manchester United beberapa musim terakhir. Harry Maguire, kapten MU jadi objek pesakitan karena sering membuat blunder yang membuat Setan Merah kerap kebobolan di laga-laga krusial.
Petinggi MU sudah mendatangkan Raphael Varane dengan reputasi mentereng di Real Madrid. Kemudian Lisandro Martinez pada musim panas ini dari Ajax. Faktanya, kehadiran kedua stoper tak membuat pertahahan Manchester United membaik.
Eric ten Hag mulai sadar, masalah utama United bukan di sektor belakang, melainkan kebocoran yang terjadi di lini kedua. Lini belakang MU begitu mudah ditembus lawan karena tidak ada sosok perusak permainan lawan di lini kedua.
Advertisement
Paul Pogba Menderita
Saat Manchester United sukses mendominasi Premier League di era Sir Alex Ferguson, mereka selalu punya sosok gelandang angkut air paten.
Siapa tak kenal Roy Keane, kapten tim kharismatik yang bermain di posisi satu ini. Setelah era Keane, ada sosok Michael Carrick yang menjadi sosok kuat bermain sebagai gelandang bertahan.
Keduanya sukses menciptakan kenyamanan. Poros pertahanan sulit ditembus karena agresivitas keduanya di sektor tengah.
Mantan pelatih MU, Jose Mourinho, mereka butuh sosok pemain di posisi ini. Ia meminta pemain dengan kualitas kelas satu di posisi ini. Tapi, manajemen MU terkesan meremehkan rengekan The Special One. Mereka membayar mahal sosok Paul Pogba dengan keyakinan bisa jadi figur menjawab kegelisahan Mou.
"Penampilannya memalukan. Ia tidak tahu cara bertahan dengan baik," keluh Roy Keane sebagai pundit Sky Sports saat membicarakan aksi blunder Pogba di salah satu laga Premier League.
Matic dan Fred Tak Maksimal
Nyatanya Paul Pogba gagal total sebagai jangkar di Manchester United. Ia bahkan berseteru dengan Jose Mourinho yang membuat sang manajer dipecat.
Sebenarnya petinggi MU tidak juga pelit-pelit amat ke Jose Mourinho. Mereka mendatangkan Matic dan juga Fred untuk memperkuat sektor gelandang bertahan. Toh, kombinasi mereka berdua dengan Pogba dalam sistem permainan 4-2-3-1 tak berjalan mulus.
Di era Ole Gunnar Solskjaer situasi tak berubah. MU terkesan mengabaikan posisi satu ini. Ole terlalu terobsesi dengan permainan menyerang. Ia lupa MU butuh penguatan untuk bisa menjaga stabilitas permainan menyerangnya.
"Fans mengharapkan United bermain menyerang. Itu bisa dilakukan jika kami memiliki pertahanan yang kuat," ucap Jose Mourinho, pelatih yang sempat dicap gagal namun belakangan jadi sosok terbaik setelah era Fergie dengan tiga raihan trofi.
Advertisement
Don Carlo Sejatinya Tak Rela
Lebih baik terlambat dibanding tidak sama sekali. Kehadiran Casemiro jadi penyegar.
Di usia 30 tahun ia masih dalam masa emas sebagai gelandang bertahan. Real Madrid yang langganan juara Liga Champions merasakan peran besar sang pemain.
Nakhoda El Real, Carlo Ancelotti antara rela dan tak rela melepas kepergian Casemiro.
“Lini tengah Luka Modric, Toni Kroos, dan Casemiro sangat... sangat penting bagi Real Madrid. Rekan setim Casemiro menghormati dia dan keputusannya. Mereka mencintainya, klub mencintainya."
Casemiro telah bergabung dengan klub ibu kota sejak 2013, selama waktu itu ia telah memenangkan gelar Liga Champions lima kali, serta tiga gelar La Liga dan empat trofi domestik lainnya.
Keseimbangan Terjaga
Masuknya Casemiro akan membuat keseimbangan permainan MU era Ten Hag terjaga. Saat tim menyerang, mereka tak akan merasa risau lawan akan dengan mudah melakukan counter attack.
Casemiro bakal jadi benteng kukuh yang membuat bek-bek MU tak jadi bahan olok-olokan karena tim digelontor gol-gol kubu maya. Fans MU, kalian setuju?
Sumber: Berbagai sumber
Advertisement