Bola.com, Jakarta - Liga Inggris memiliki kombinasi, yakni berstatus kompetisi ketat sekaligus kejam. Ketat, karena semua bisa terjadi di sini. Artinya, tak menutup kemungkinan tim-tim unggulan justru kalah dari tim medioker.
Kekalahan Chelsea 1-2 dari Southampton serta kekalahan 0-4 Manchester United dari Brentford merupakan bukti tak ada yang pasti di Premier League. Kejam, karena kekalahan bisa berujung pemecatan pelatih.
Baca Juga
Advertisement
Tak lama setelah Liverpool membantai Bournemouth 9-0, Scott Parker langsung kehilangan pekerjaan alias dipecat. Parker menjadi pelatih pertama didepak di Liga Inggris 2022/2023.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sepak Terjang
Selain itu, sepak terjang tim-tim promosi seperti Nottingham Forest, Fulham, dan Bournemouth tak lepas dari sorotan. Ketiga tim ini bertekad memperpanjang nafas di kompetisi tertinggi Inggris. Dengan kata lain, ketiganya tak ingin hanya sebatas sebagai tim penggembira lalu musim depan kembali degradasi ke kasta kedua.
Tak ada salahnya jika Nottingham Forest, Fulham, maupun Bournemouth berkaca dari kegagalan tim-tim promosi sebelumnya. Tak berumur panjang, tim-tim itu kembali terlempar dari Premier League atau nyaris terdegradasi.
Â
Advertisement
Ipswich Town
Musim promosi baru: 2000/2001
Musim kedua: 2001/2002 (Degradasi)
George Burley menjadi pelatih yang sangat sukses di Portman Road, dari 1994 hingga 2002. Dia memimpin Tractor Boys mencapai play-off Divisi Satu selama empat musim berturut-turut. Pada akhirnya, ia membawa Ipswich Town promosi pada 2000 setelah mengalahkan Barnsley 2-4 di Wembley.
Bersaing di kasta tertinggi tak membuat armada Burley gentar. Kerja keras tanpa kenal lelah membuat mereka mampu finis di posisi kelima Liga Inggris 2000/2001. Mereka pun berhak tampil di Piala UEFA dan itu pertama kalinya sejak 1982.
Namun sayang, di musim selanjutnya, mantan klub bek Timnas Indonesia, Elkan Baggot ini melempem. Pada musim 2001/2002, Ipswich terkubur di posisi ke-18. Itu berarti mereka kembali turun kasta.
Â
Manchester City
Musim promosi baru: 2002/2003
Musim kedua: 2003/2004 (posisi 16)
Sebelum tahun-tahun kekayaan petrodollar dan dilatih Pep Guardiola, Manchester City adalah klub yang turun naik di awal tahun 1990-an. Setelah degradasi pada tahun 2001 di bawah Joe Royle, Kevin Keegan direkrut untuk kembali membawa City ke kasta tertinggi pada musim 2002/2003.
Â
Advertisement
Catatan Performa
Di musim itu, City finis di posisi kesembilan dan memenangkan derbi Manchester pertama mereka lebih dari 13 tahun. Kemenangan atas Manchester United tak lepas dari aksi gemilang eks kiper Setan Merah, Peter Schmeichel.
Selain Schmeichel City juga diperkuat bintang lain seperti Nicolas Anelka serta Marc-Vivien Foe. Tapi, The Citizens harus kembali gigit jari.
Semusim berselang, mereka nyaris nyemplung lagi ke kasta kedua. Hanya mampau mengemas 41 poin, City terdampar di posisi ke-16 klasemen akhir Premier League 2003/2004.
Â
West Ham
Musim promosi baru: 2005/2006
Musim kedua: 2006/2007 (posisi 15)
Sukses West Ham promosi melalui babak play-off pada tahun 2005 tak lepas dari sentuhan tangan dingin Alan Pardew. Pada musim 2005/2006, West Ham mampu finis di posisi kesembilan.
Di musim itu juga mereka menjadi runner up Piala FA. Kemenangan yang paling berkesan kala mereka mengalahkan Arsenal 3-2 di Highbury dan lolos ke Piala UEFA.
Â
Advertisement
Tak Guna
Memasuki musim baru, West Ham merekrut sejumlah pemain anyar. Dia di antaranya yang paling menyolok yakni Carlos Tevez dan Javier Mascherano.
Keduanya diharapkan bisa menambah daya dobrak West Ham di musim 2006/2007. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Tak hanya tersingkir dari Piala UEFA, West Ham juga gagal bersaing di Premier League dan terjerembab di posisi ke-15.
Arsenal Sanggup Bertahan?
Advertisement