Bola.com, Jakarta - Manchester United mendapat 'perlakuan tak senonoh' di markas Manchester City, Etihad Stadium, akhir pekan lalu. Sang raksasa asal old Trafford tersebut kebobolan enam gol, dan hanya tiga kali membalas.
Phil Foden dan Erling Haaland menjadi duet aktor Man City yang membuat MU kocar-kacir tidak keruan. Trigol dari mereka membuat ingatan para penggemar sepak bola kembali ke masa lalu.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Lewat bukunya, Leading, Alex Ferguson menyatakan kekalahan terburuk di kandang yang pernah dia alami kala menukangi Manchester United terjadi pada 23 Oktober 2011. "Itu kekalahan terbesar kami di kandang sejak 1955," tulisnya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Momen Itu
Apa yang terjadi? Menjamu Manchester City di Old Trafford, Setan Merah digiling 1-6. Tak ada yang menyangka Setan Merah bakal hancur lebur seperti itu, termasuk Ferguson. "City membantai kami," lanjut Ferguson.
Saat itu, City diarsiteki pelatih asal Italia, Roberto Mancini. Satu di antara bintang pertandingan The Citizens adalah David Silva. Sang peain mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-91, memaksimalkan asisst Edin Džeko.
Tanpa kesulitan berarti, Silva sukses menceploskan si kulit bundar melewati kolong kaki David de Gea. Semenit berselang atau beberapa saat sebelum duel berakhir, giliran Silva yang memberikan umpan manja kepada Džeko.
Â
Advertisement
Pesta Gol
Dzeko mengirim bola dengan kaki kiri, yang kembali memaksa De Gea memungut bola dari sarangnya. Sebelumnya, pada menit ke-90, Džeko juga menjadi petaka bagi De Gea.
Selain Silva dan Džeko, tiga gol lain Man City lahir via Mario Balotelli (2 gol) serta Sergio Agüero. Sebenarnya, Setan Merah mampu memperkecil skor pada menit ke-81 lewat aksi Darren Fletcher. Hanya saja, gol tersebut tak mampu meluputkan tuan rumah dari petaka.
Kembali ke Silva, dia memang tengah dalam perfor terbaiknya ketika itu. Sejatinya, pemain yang yang direkrut dari Valencia pada 2010 berperan sebagai gelandang. Tapi, kenyataannya, dia hampir terlihat di setiap sudut Old Trafford.
Â
Kali Pertama
Perlu diketahui, belum pernah sebelumnya ada seorang pemain berbaju biru langit yang mampu mengobrak-abrik Old Trafford dengan permainan yang anggun dan elegan. Aksi Silva yang memukau pada akhirnya mengantarkan Man City ke singgasana juara musim 2011/2012.
Ketika itu, Man City mengumpulkan 89 poin. Meski memiliki poin yang sama dengan MU, City tetap finis di tempat teratas karena menang selisih gol dari Setan Merah.
Silva tetap bertahan di Etihad Stadium sebelum akhirnya hengkang Real Sociedad pada 2020. Hingga kini, fans tetap menghormati Silva sebagai satu di antara legenda terbaik mereka.
Sumber: Manchestereveningnews
Advertisement