Bola.com, Jakarta - Hidup ini ibarat roda pedati. Ada kalanya di atas, terkadang juga di bawah. Ada saat sukses, adapula saat jobless. Tinggal bagaimana menyikapinya saja. Dalam perjalanan hidup, semua orang pasti pernah mengalaminya.
Termasuk juga Jose Mourinho. Seluruh publik tahu dia pelatih berkelas. Ada yang berani membantah? Namun, Mourinho pernah terpuruk dan dicap sebagai pelatih gagal. Itu terjadi kala dia menukangi Manchester United (MU), dari 2016 hingga 2018.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum mendarat ke Old Trafford, kesuksesan Mourinho membentang dari Portugal, Italia, dan Spanyol. MU sendiri bukan klub Inggris pertama yang pernah dibesutnya. Dia dua periode di Chelsea, 2004 - 2007 dan 2013 - 2015.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rekam Jejak
Rekam jejak yang mentereng itulah yang membuat petinggi MU kepincut dan segera membawa Mourinho ke Theatre of Dreams. Pada musim pertamanya, ia memberi tiga gelar, yakni Community Shield FA, Piala Liga Inggris, dan Liga Europa.
Namun, seiring dengan bergulirnya waktu, The Spesial One akhirnya harus angkat kaki pada Selasa, 18 Desember 2018. Performa buruk yang berujung kekalahan demi kekalahan membuat pelatih yang kini mengarsiteki AS Roma itu kehilangan pekerjaan.
Advertisement
Jelang Keruntuhan
Media ternama Inggris, BBC, menurunkan berita jelang runtuhnya rezim Mourinho. Selama 36 jam yang penuh gejolak, antara pukul 08:00 pagi waktu setempat pada hari Jumat, 6 Oktober 2018, dan 20:00 pada hari Sabtu adalah hal yang luar biasa.
Di hari Jumat pagi itu, Mourinho tiba-tiba menggelar konferensi pers. Soalnya tak ada penjelasan resmi. Satu yang pasti, Mou akan bertemu dengan wakil ketua eksekutif MU, Ed Woodward bersama dengan agennya Jorge Mendes.
Sempat Bingung
Dalam jumpa pers itu, wartawan sempat melontarkan beberapa pertanyaan. Satu di antaranya adalah apakah Mourinho bisa meyakinkan fans kalau dia sudah bekerja keras untuk membalikkan keadaan. Mourinho tak menjawab. Dia hanya menatap lurus ke depan.
Jumat malam, sebuah laporan surat kabar mengatakan kalau Mourinho akan dipecat pada akhir pekan. Tak peduli hasil pertandingan melawan Newcastle. Gary Neville, mantan kapten Setan Merah, merupakan orang yang menolak rencana pemecatan Mourinho.
Menurut Neville, keterpurukan MU tak sepenuhnya kesalahan sang pelatih. Keesokan harinya, Sabtu, MU menjamu Newcastle di Old Trafford. Seperti biasa, ribuan fans tumpah ruah memberikan dukungan.
Advertisement
Bahan Gunjingan
Beberapa saat sebelum duel, orang-orang membicarakan nasib Mourinho di kafe-kafe. Duel berlangsung sengit. Di pinggir lapangan, Mourinho tampak tegang. Terlebih kala armadanya ketinggalan 0-2.
Kala itu, The Magpies memimpin lewat gol Robert Kenedy pada menit ketujuh dan Yoshinori Muto tiga menit berselang. Mourinho segera melakukan pergantian.
Bek Eric Bailly ditarik keluar pada menit ke-19. Masuk Juan Mata. Scott McTominay yang kurang bergairah di lini tengah juga ditarik keluar pada menit ke-39.
Taktik Bagus
Gantinya, Mourinho memainkan Romelu Lukaku. Masuknya kedua pemain ini membuat daya gedor Setan Merah kian signifikan. Akhirnya, Mourinho bernafas lega, karena duel itu berakhir untuk kemenangan MU dengan skor 3-2.
MU membalikkan keadaan via Juan Mata pada menit ke-70, Anthony Martial menit 76', serta gol penentu Alexis Sanchez di menit-menit akhir pertandingan. Fans bertepuk tangan.
Mereka senang tim kesayangan suskes meraup angka penuh. Mourinho berjalan menuju terowongan, berhenti sebentar untuk menjabat tangan pelatih The Magpies, Rafael Benitez.
Advertisement
Sapa Penonton
Tak lupa, pelatih yang sebentar laga akan kehilangan pekerjaan itu menoleh ke tribun penonton. Melambaikan tangan. Fans meresponsya dengan tepukan tangan.
"Ini bukan tentang saya. Ini tentang klub sepak bola yang disukai para penggemar. Dalam pertandingan yang sangat penting bagi kami untuk menang, mereka benar-benar luar biasa," kata Mourinho, memuji kesetiaan fans.
Akan mudah mengatakan tekanan pada Mourinho telah mereda, tetapi tidak demikian halnya. Lebih tepatnya, dia sekarang memiliki ruang untuk bernafas.
Tetap Dibuang
Dia memiliki jeda internasional dua minggu untuk mengumpulkan pemikirannya dan membuat rencana selanjutnya. Dia menghadapi masa tiga minggu yang dimulai dengan kunjungan ke Stamford Bridge melawan Chelsea dan menjamu Juventus di Old Trafford lalu bertandang ke Turin.
Lalu, kembali ke Inggris guna melakoni derbi Manchester di Etihad Stadium. Jika menuai hasil positif, nasib Mourinho bisa saja selamat. MU siap memperpanjang kontrak pada Januari 2019. Tapi jika sebaliknya, Mourinho bisa dipastikan terjungkal.
Sejarah kemudian mencatat, Mourinho terdepak. "Pihak klub mengirim ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Jose dan seluruh stafnya karena telah bekerja keras selama berkarier di sini,” tulis pernyataan lengkap MU, 18 Desember 2018.
Advertisement