Bola.com, Jakarta - Tottenham Hotspur memang kalah pamor dibanding Manchester United, Chelsea, hingga Liverpool di Liga Inggris karena minimnya gelar juara. Meski demikian, klub London Utara itu kerap menarik minat para pemain bintang untuk bergabung.
Namun, beberapa tahun terakhir Tottenham Hotspur terus berkembang. Apalagi kini pelatih jenius, Antonio Conte menangani langsung Harry Kane dkk.
Baca Juga
Advertisement
Mereka jadi Liga Champions tiga tahun lalu, dan kini juga jadi kandidat kuat meraih gelar Premier League. Tottenham memiliki lini serang menakutkan seperti Son Heung-min, Harry Kane, Richarlison, dan Dejan Kulusevski.
Namun, sebelum generasi ini, Tottenham Hotspur juga pernah diperkuat sejumlah bintang sepak bola. Sayangnya sinar mereka justru meredup saat berada di London dan bisa bersinar lagi saat meninggalkan Spurs.
Berikut tujuh pemain bintang yang gagal bersinar di Tottenham Hotspur. Jumlah penampilan mereka bahkan di bawah dari 30 laga bersama Spurs.Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Paul Konchesky
Penampilan di Tottenham: 15 laga
Jalur karier: Charlton, Tottenham (pinjaman), West Ham, Fulham, Liverpool, Notts Forest (pinjaman), Leicester, QPR (pinjaman), Gillingham, Billericay, East Thurrock, Billericay
Pemain muda berbakat yang Spurs pinjam dari Charlton dan sangat diinginkan oleh Liverpool. Sayangnya, dia hanya memainkan 15 laga di Tottenham, kemudian akhirnya bersinar bersama West Ham.
Â
Advertisement
2. Eidur Gudjohnsen
Penampilan di Tottenham: 14 laga
Jalur karier: Valur, PSV, KR Reykjavik (pinjaman), Bolton, Chelsea, Barcelona, Monaco, Tottenham (pinjaman), Stoke, Fulham (pinjaman), AEK Athena, Cercle Brugge, Club Brugge, Bolton, Shijiazhuang Ever Bright, Molde, Pune
Lebih dikenal saat bersama Chelsea, Gudjohnsen yang berusia 32 tahun didatangkan Spurs pada Januari 2010. Namun pemain yang diinginkan Harry Redknapp ini sudah di ambang senja karier saat didatangkan ke Spurs.
Â
3. Steven Pienaar
Penampilan di Tottenham: 18 laga
Jalur karier: Ajax Cape Town, Ajax, Borussia Dortmund, Everton, Tottenham, Everton, Sunderland, Bidvest Wits
Steven Pienaar sebenarnya dalam puncak karier saat Tottenham merekrutnya dari Everton. Sayang saat di London dia kerap mengalami cedera hingga akhirnya memutuskan hijrah ke Everton.Â
Â
Advertisement
4. Kevin-Prince Boateng
Penampilan di Tottenham: 25 laga
Jalur karier: Hertha Berlin, Tottenham, Borussia Dortmund (pinjaman), Portsmouth, Genoa, AC Milan, Schalke, AC Milan, Las Palmas, Eintracht Frankfurt, Sassuolo, Barcelona (pinjaman), Fiorentina, Besiktas (pinjaman), Monza, Hertha Berlin
Sebelum bersinar bersama AC Milan bahkan Barcelona, pemain asal Ghana ini sempat mengalami masa sulit bersama Tottenham. Baginya tentu lebih mudah memenangi La Liga bersama Barcelona daripada membuat Spurs ke papan atas.
Â
5. Fraizer Campbell
Penampilan di Tottenham: 22 laga
Jalur karier: Man United, Antwerpen (pinjaman), Hull City (pinjaman), Tottenham (pinjaman), Sunderland, Cardiff, Crystal Palace, Hull, Huddersfield
Pemain jebolan akademi Manchester United ini digadang-gadang jadi masa depan Inggris karena penampilan mengesankan di berbagai kelompok umur. Sayang, penampilannya di sejumlah klub termasuk Tottenham sangat buruk dan terbuang ke klub kecil.
Â
Advertisement
6. Georges-Kevin Nkoudou
Penampilan di Tottenham: 27 laga
Jalur karier: Nantes, Marseille, Tottenham, Burnley (pinjaman), Monaco (pinjaman), Besiktas
Nkoudou datang ke Tottenham dengan harapan yang sangat tinggi karena pernah disejajarkan dengan Kevin de Bruyne. Namun, penampilannya di London juga kurang mengesankan hingga dipinjamkan dan kemudian dibuang ke Besiktas.
Â
7. Nicola Berti
Penampilan di Tottenham: 21 laga
Jalur karier: Parma, Fiorentina, Inter Milan, Tottenham, Alaves, Northern Spirit
Sebelum hijrah ke Tottenham, Nicola Berti adalah gelandang yang membawa Inter Milan Scudetto tahun 1989 dan turut mengantar Italia runner-up Piala Dunia 1994. Namun kehebatannya meredup saat di London karena faktor usia.
Sumber: SportkeedaÂ
Advertisement