Bola.com, Manchester - Manchester United berhasil meraih kemenangan 2-0 saat menjamu Tottenham Hotspur dalam lanjutan Premier League 2022/2023, Kamis (20/10/2022) dini hari WIB. Namun, justru Cristiano Ronaldo yang menarik perhatian pada laga itu.
Padahal, Ronaldo tak dimainkan oleh manajer MU, Erik Ten Hag. Tindakan Ronaldo di akhir babak kedua pada pertandingan itu mengundang kritik.
Baca Juga
Advertisement
Diketahui, Ronaldo tampak marah dengan keputusan Ten Hag yang tidak memberinya kesempatan bermain di laga melawan Spurs itu. Ronaldo langsung masuk ke ruang ganti ketika laga babak kedua masih menyisakan beberapa menit.
Saat ditanya soal sikap Ronaldo itu, Ten Hag mengaku akan mengurus masalah itu nanti. Sebab, dia saat ini masih ingin merayakan kemenangan Setan Merah.
"Saya akan mengurusnya besok, bukan hari ini. Kami sekarang merayakan kemenangan ini," kata Ten Hag.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kritikan 1: Gary Lineker
Banyak pihak yang mempertanyakan keputusan Ronaldo itu, termasuk legenda Inggris, Gary Lineker. Ia bahkan menyebut tindakan Ronaldo itu sebagai sebuah tindakan yang menyedihkan.
Apalagi dengan status Ronaldo sebagai legenda sepak bola dunia. Eks striker Tottenham Hotspur itu tidak bisa menerima tindakan CR7.
"Kita semua tahu bagaimana Ronaldo adalah seorang pemain yang hebat," ujar Lineker dalam acara Match of The Day BBC.
"Tapi keluar dari lapangan dengan laga yang masih menyisakan dua menit maaf, saya harus katakan itu tidak bisa diterima. Itu menyedihkan bukan?," sambungnya.
Advertisement
Kritikan 2: Micah Richards
Sementara itu eks pemain Manchester City, Micah Richards dalam acara yang sama juga memberikan kritik terhadap Ronaldo. Ia menyebut Ronaldo telah merendahkan levelnya sendiri.
Richards menyebut selama ini Ronaldo selalu menjadi contoh bagi para pemain muda. Tindakan Ronaldo pada akhir laga melawan Tottenham itu menurut Richards tak bisa diterima.
"Untuk seseorang yang menjadi contoh dalam waktu yang lama, seseorang yang disebut salah satu pemai terbaik dalam sejarah dia seharusnya tidak melakukan itu, tidak bisa diterima," tandas Richards.
Frustrasi
Cristiano Ronaldo tampak sangat frustrasi di musim ini. Pemain berusia 37 tahun itu baru mencetak dua gol dan satu assist dari 12 laga.
Menit bermain Ronaldo di MU pun berkurang sangat drastis. Sejauh ini eks pemain Juventus itu baru mencatatkan total menit bermain selama 691 menit.
Manajer Manchester United, Erik Ten Hag lebih percaya pada pemain yang lebih muda. Sebut saja seperti Marcus Rashford dan Anthony Martial.
Dengan usia yang sudah mencapai 37 tahun, Ronaldo tampaknya sudah mulai harus berpikir realistis. Ia harus bisa menerima semakin sedikitnya menit bermain yang ia terima di level klub.
Advertisement
Kritikan 3: Danny Mills
Pandit Sky Sports, Danny Mills menyebut tindakan Cristiano Ronaldo sangat tidak sopan.
“Ini sedikit tindakan egois, seolah 'saya tidak terlibat'. Dia tahu betul, semua orang akan melihatnya,” kata mantan pemain Timnas Inggris itu di Sky Sports.
“Anda tahu bagaimana rasanya di Old Trafford, Anda harus berjalan jauh ke pinggir lapangan, tidak seperti Anda bisa menyelinap keluar," lanjutnya.
“Saya merasa kasihan pada United dan Ten Hag, ini adalah hasil yang luar biasa melawan tim papan atas, yang akan menjadi masalah sekarang adalah Ronaldo. Itu sangat tidak sopan."
Kritikan 4: Thierry Henry
MU tampil sangat dominan dalam laga itu. Pasukan Erik Ten Hag menekan dan mengurung Spurs. MU tercatat melepaskan 28 tembakan, 10 di antaranya mengarah ke gawang
Pandit lain, Thierry Hery menolak membahas gestur Ronaldo. Ia malah menekankan betapa impresifnya penampilan tuan rumah.
“Ceritanya bukan Ronaldo yang berjalan di terowongan lebih awal sebelum peluit dibunyikan. Ini adalah penampilan brilian dari United dan kami tidak perlu berbicara tentang Ronaldo setiap hari," kata Henry di Amazon Prime Video.
“Ketika ada tiga atau empat pemain yang bisa menjadi man of the match, Anda tahu itu performa yang fantastis. Ada banyak manajer yang mengelola permainan dengan sempurna, dan Anda mulai melihat bahwa para pemain sangat menghormatinya.”
Sumber: BBC, Sportbibble
Advertisement