Bola.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, tepatnya 14 Desember, Michael Owen genap berusia 43 tahun. Owen adalah legenda Liverpool dan sekaligus salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Timnas Inggris.
Di saat seperti ini, dimana Liverpool masih megap-megap di klasemen sementara Premier League 2022/2023, mengenang Owen merupakan sesuatu yang sangat mengasyikkan sekaligus menghibur hati.
Baca Juga
Advertisement
Oh ya, sebelum panjang lebar ihwal Michael Owen, hingga pekan ke-14 The Reds masih terseok-seok di posisi keenam dengan tabungan 22 poin atau terpaut 15 angka dari Arsenal selaku pemuncak klasemen.
Seiring dengan berakhirnya Piala Dunia 2022 dan akan dimulainya kompetisi, armada Jurgen Klopp harus bisa bangkit bangkit dari keterpurukan demi menjaga asa perburuan gelar musim ini.
Michael Owen adalah jebolan Akademi Liverpool (1991-1996). Bersama Robbie Fowler, Steve McManaman, Dominic Matteo, Jamie Carragher, Jamie Redknapp, dan David James dia kemudian naik pangkat ke tim senior pada 1997.
Di masa jayanya hingga 2004, Owen adalah panutan bagi pemain muda Liverpool selanjutnya. Dia tak hanya berpenampilan bersih, berdedikasi, tetapi dia juga terlahir sebagai pemenang.
Semua berawal ketika dia mencetak gol pertamanya 27 tahun yang lalu, di mana ketika itu dia masuk dari bangku cadangan menggantikan Patrick Berger saat Liverpool kalah 1-2 di Wimbledon pada 6 Mei 1997.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Meledak saat Belia
Owen baru berusia 17 tahun, tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda gugup saat dia mengejar umpan terobosan Stig Inge Bjornebye di depan Brian McAllister dan memasukkan bola dengan kaki kanan ke pojok bawah.
Itu akan menjadi pemandangan yang akrab bagi penggemar Liverpool dan Inggris selama beberapa tahun ke depan.
Owen bermain seperti pemain sayap liga rugby yang paling ulung, beraksi entah dari mana untuk merebut bola sebelum melesat ke gawang dengan kecepatan yang fenomenal dan memberikan penyelesaian yang tepat melewati penjaga gawang yang bergerak cepat.
Keefektifan luar biasa dari kecepatan kaki dan pikiran yang luar biasa itu paling baik diilustrasikan oleh raut wajah Gary Pallister setelah dikalahkan oleh Owen pada April 1998.
Owen mengalahkan Pallister, bek Manchester United, sebelum akhirnya menaklukkan kiper Peter Schmeichel yang membuat duel berakhir imbang.
Advertisement
Sejarah
Bukan kebetulan Owen menjadi pemain termuda yang mencapai 100 gol Premier League, atau bahwa ia menciptakan beberapa momen paling berkesan di sepak bola Inggris dalam 25 tahun terakhir.
Owen juga dikenang via gol indahnya ke gawang Argentina di ajang Piala Dunia 1998, gol ke gawang Arsenal di Piala FA 2001, hattrick-nya melawan Jerman dalam kemenangan 5-1 di Munich pada tahun yang sama, gol pembuka melawan Brasil di Piala Dunia 2002, serta gol kemenangannya di derby Manchester di 2009.
Ballon d'Or
Dia menjadi satu dari empat orang Inggris yang pernah memenangkan Ballon d'Or pada 2001 yang membuatnya sejajara dengan tiga legenda Inggris lainnya yaitu Stanley Matthews, Bobby Charlton, dan Kevin Keegan.
Setelah memperkuat Liverpool selama lebih kurang 10 tahun, Owen lalu melanjutkan petualangannya ke Real Madrid, Newcastle United, Manchester United, dan Stoke City.
Meski gonta-ganti klub, namun Owen lebih kesohor sebagai legenda Liverpool. Kepada klub yang bermarkas di Anfield itu, Owen mempersembahkan satu gelar FA Cup, dua Football League Cup, satu FA Charity Shield, satu UEFA Cup, dan satu UEFA Super Cup.
Sumber: Planetfootball
Advertisement