Bola.com, Jakarta - Duel Liverpool versus Chelsea pada duel pekan ke-21 Liga Inggris 2022/2023 di Anfield, Sabtu (21/1/2023) malam WIB, berakhir tanpa pemenang.
Chelsea sebagai tim tamu tampil cukup apik. Sementara, Liverpool yang tidak bisa menurunkan banyak pemain utamanya tidak tampil buruk dan punya beberapa peluang mencetak gol.
Baca Juga
Advertisement
Sebenarnya, Chelsea sempat merayakan gol pada menit ke-3. Namun, aksi Kai Havertz harus dianulir VAR karena dinilai offside. Gol yang dicetak pemain asal Jerman itu tidak disahkan wasit.
Hasil imbang ini Liverpool tertahan di peringkat delapan dengan raihan 29 poin, sementara Chelsea tertahan di peringkat 10 dengan raihan 29 poin juga tapi kalah selisih gol.
Lantas, fakta apa dari duel Liverpool vs Chelsea?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Imbang Melulu
Liverpool dan Chelsea imbang, apakah hasil yang mengejutkan? Harusnya tidak.
Sebab, pada empat laga terakhir kedua tim, skor waktu normal selalu imbang. Musim lalu, Liverpool dan Chelsea empat kali bertemu. Semuanya imbang di waktu normal. Liverpool dua kali menang lewat adu penalti.
- 14/05/22 Chelsea 0 - 0 Liverpool (FA Cup)
- 27/02/22 Chelsea 0 - 0 Liverpool (EFL)
- 02/01/22 Chelsea 2 - 2 Liverpool (EPL)
- 28/08/21 Liverpool 1 - 1 Chelsea (EPL)
Advertisement
Debut Oke Mykhailo Mudryk
Chelsea langsung memainkan pembelian mahal mereka, Mudryk. Pemain yang nilai transfernya berpotensi mencapai 100 juta euro itu masuk pada menit ke-55.
Mudryk memberi impresi yang bagus untuk Chelsea. Pada menit ke-65, Mudryk mampu mengobrak-abrik lini belakang Liverpool. Dia hanya tidak beruntung karena sepakan yang dilepas tidak tepat sasaran.
Mudryk tidak mencetak gol atau assist, akan tetapi performanya sangat menjanjikan. Jika dibanding Sterling atau Pulisic, 35 menitnya Mudryk mungkin lebih menyenangkan dilihat bagi fans Chelsea.
Regenerasi Lini Tengah
Jurgen Klopp dan Graham Potter membuat sejumlah perubahan di starting XI. Nah, jika dicermati, ada kesamaan dari apa yang dilakukan kedua manajer yakni memainkan gelandang 18 tahun.
Klopp memberikan kepercayaan pada Stefan Bajcetic menggantikan peran Fabinho. Tengah pekan lalu, Bajcetic tampil apik lawan Wolves. Sedangkan, kubu Chelsea memainkan Lewis Hall.
Mereka sama-sama tidak bermain penuh, akan tetapi perannya tak bisa dianggap remeh. Hall sangat kuat di lini tengah Chelsea dan sempat punya satu peluang. Sementara, Hall membuat dua umpan kunci bagi Liverpool.
Advertisement
Gakpo Mandul
Cody Gakpo tampil luar biasa di Piala Dunia 2022. Dia selalu mencetak gol pada tiga laga fase grup. Liverpool kemudian membayar 50 juta euro untuk membeli Gakpo.
Gakpo telah memainkan empat laga bersama Liverpool, termasuk pada duel lawan Chelsea. Gakpo selalu dimainkan sejak menit awal. Namun, Gakpo belum mampu mencetak gol.
Pemain 23 tahun punya awal yang berat bersama Liverpool. Gakpo datang saat klub tidak dalam performa terbaik. Ada tekanan yang berat pada diri Gakpo. Jika tak segera mendapat gol, mungkin situasinya bakal lebih sulit.
Pelatih Kebingungan
Liverpool dan Chelsea, sebelum berlaga, dalam kondisi yang sama-sama sulit. Kubu The Reds sempat tiga laga beruntun tanpa kemenangan. Sedangkan, Chelsea, hanya sekali menang pada empat laga terakhir.
Klopp dan Potter sama-sama membuat perubahan pada laga di Anfield. Mereka sedang mencari solusi untuk mencapai potensi terbaik dan tampil konsisten.
Klopp mencadangkan Alexander-Arnold, Fabinho, dan Henderson bersamaan. Keputusan ini membuat Liverpool tampil dengan gaya berbeda. Sementara, Potter menaruh Koulibaly dan memainkan Hall sejak menit awal.
Sumber: Bola.net
Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin)
Advertisement