Bola.com, Jakarta - Duel Liverpool kontra Chelsea pada laga lanjutan Liga Inggris 2022/2023 pekan lalu terasa seperti bukan big match. Penyebabnya, kedua klub raksasa itu kini berada di papan tengah Liga Inggris musim ini.
Liverpool dan Chelsea, yang mencicipi juara Liga Champions dalam empat tahun terakhir itu, keluar dari persaingan enam besar Premier League. Kini, kedua tim berada di belakang Brighton, Brentford, dan Fulham.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun sama-sama sedang terseok-seok di papan tengah, mereka memiliki rivalitas yang lama. Rivalitas Chelsea dengan Liverpool terjadi sejak 2003.
Walau bukan seperti rivalitas Derby London Arsenal dengan Chelsea atau Liverpool dengan Manchester United, pertemuan kedua tim kerap menyajikan drama. Hasil akhirnya juga sulit ditebak.
Seperti apakah rivalitas antara Liverpool dan Chelsea serta bagaimana awal mulanya? Simak keterangannya lebih lanjut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejak Roman Abramovich Datang
Perseteruan tersengit Liverpool dan Chelsea terjadi antara Oktober 2004 dan 2009 kala mereka berhadapan 24 kali. Pada 2003, Chelsea dilanda krisis keuangan dan harus mengalahkan Liverpool di laga terakhir demi mendapatkan tiket Liga Champions.
Alhasil Jesper Gronkjaer mencetak gol kemenangan dan mendorong Roman Abramovich untuk membeli The Blues. Sementara itu, Liverpool juga mencari investor demi memperkuat klubnya.
Advertisement
Benitez Vs Mourinho
Kedatangan Rafael Benitez sebagai Manajer Liverpool dan Jose Mourinho di Chelsea pada 2004 menjadi awal persaingan kedua tim. Bahkan Mourinho secara terbuka ingin merekrut kapten Liverpool Steven Gerrard ke Stamford Bridge yang membuat suporter The Reds marah.
Kemarahan suporter berlanjut saat Gerrard mencetak gol bunuh diri ketika Liverpool bertemu Chelsea di Final Piala Carling. Gol tersebut membuat pertandingan kedua tim harus berlanjut ke perpanjangan waktu hingga Chelsea menjadi juara.
Sengit di Liga Champions
Kedua tim juga bertemu di semifinal Liga Champions dan Liverpool yang kali ini lolos ke final berkat gol hantu Luis Garcia. Mourinho terlihat murka saat wasit mengesahkan gol itu dan menganggap bola tidak melewati gari gawang.
"Anda bisa mengatakan hakim garis yang mencetak gol. Itu adalah gol yang datang dari bulan atau dari tribun Anfield Road," ujar Mourinho.
Setelah itu, Liverpool akhirnya menjadi kampiun Liga Champions, sedangkan Chelsea juara Premier League.
Advertisement
Satu Grup di Liga Champions
Setelah juara Liga Champions, Liverpool gagal masuk empat besar Liga Inggris. The Reds tetap melenggang meskipun harus menjalani kualifikasi di Liga Champions.
Alhasil, Liverpool lolos ke babak penyisihan grup dan tidak mendapat keistimewaan. Mereka satu grup dengan Chelsea meski akhirnya sama-sama lolos ke 16 besar.
Akan tetapi Rafael Benitez mengeluarkan pernyataan yang menyindir Chelsea serta Jose Mourinho.
"Bagi saya, Arsenal memainkan sepak bola yang jauh lebih baik. Mereka memenangi pertandingan dan menarik untuk ditonton. Barcelona dan AC Milan juga. Mereka menciptakan kegembiraan jadi bagaimana Anda bisa mengatakan Chelsea adalah tim terbaik di dunia?"
Perseteruan Terus Berlanjut
Meskipun Mourinho maupun Benitez telah meninggalkan klubya masing-masing, preseteruan antara Liverpool dan Chelsea terus berlanjut. Pada awal 2011, Chelsea memicu api persaingan saat merekrut striker bintang Liverpool Fernando Torres.
Namun, dalam beberapa tahun ke belakang, perseteruan kedua tim lebih mereda. Manchester City yang lebih banyak mencuri perhatian dan menjadi pesaing Liverpool meraih gelar Premier League.
Sumber: Sportsbible
Advertisement