Bola.com, Jakarta - Sejarah mencatat ternyata ada pemain berdarah Asia yang pernah memperkuat Timnas Inggris. Nama pemain itu adalah Frank Soo, yang juga kapten Stoke City.
Frank Soo sempat jaya pada masanya meskipun kini telah dilupakan di sepak bola Inggris. Soo adalah seorang bek tengah yang berbakat luar biasa.
Baca Juga
Advertisement
Dia merupakan pilar bagi Stoke City pada era 1930-an. Soo bahkan menjadi kapten Potters dan kemudian dipanggil masuk ke Timnas Inggris.
Meski Timnas Inggris juga berisi para pemain keturunan hingga kini, banyak orang yang tidak mengetahui cerita tentang Soo. Dia adalah orang pertama bahkan satu-satunya yang berdarah Asia dan masuk ke Timnas Inggris.
Lalu bagaimana cerita Frank Soo yang berdarah Asia ini bisa masuk ke Timnas Inggris? Mari simak ceritanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Asal Usul Keluarga dan Kehebatan Soo
Soo lahir di Derbyshire dari ayah China dan ibu Inggris. Dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Liverpool dan menjalani beberapa pertandingan untuk klub lokal Prescot Cables.
Soo kemudian masuk ke akademi Stoke City dan bergabung dengan tim Potters muda besutan Tom Mather pada 1933. Dia akhirnya masuk ke tim utama Stoke dan memupuk reputasinya hingga jadi bintang bahkan kapten tim.
Susan Gardiner adalah penulis The Wanderer, biografi yang menceritakan tentang kehidupan Soo. Dia mengungkapkan tentang kemampuan bermain Soo yang menjadikannya salah satu yang terbaik pada zamannya hingga masuk Timnas Inggris.
Soo bermain bersama para pemain hebat Inggris saat itu seperti Joe Mercer, Tommy Lawton, dan rekan setimnya di Stoke City Stanley Matthews. "Pada masanya, dia juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik oleh sesama pemain," kata Gardiner.
Advertisement
Komentar Rasis
Gardiner mengatakan banyak orang berkomentar bernada rasial terhadap Soo tetapi sang pemain menepisnya dengan kemampuan hebatnya.
"Dia selalu disebut 'Chinaman ' atau' pemain China', tapi saya pikir keterampilan dan pesona pribadinya membungkam orang yang berkata kasar," ujarnya.
Soo hanya mencetak sembilan belas gol dalam kariernya tetapi penguasaan bolanya sangat diperhitungkan banyak pihak saat itu. Dia akhirnya mengenakan jersey Timnas Inggris pada sembilan laga meskipun akhirnya banyak yang melupakannya.
Gangguan Perang
Seperti banyak pemain hebat pada zaman itu, kecemerlangan sepak bola Soo terganggu Perang Dunia Kedua. Pada 1939, dia berusia 25 tahun, serta hampir saja menyabet gelar liga dan Piala FA jika perang tidak berkecamuk.
Soo kerap diundang Everton, Newcastle, Chelsea dan Millwall untuk menjalani laga persahabatan pada masa-masa perang. Meskipun kehilangan tahun-tahun terbaik dalam kariernya, Soo terus bermain hingga 1950, bersama Leicester, Luton, dan Chelmsford City.
Advertisement
Merevolusi Sepak Bola Swedia
Semangat Frank Soo di dunia sepak bola tidak memudar setelah gantung sepatu sebagai pemain karena melanjutkan ke jalur kepelatihan. Dia menghabiskan lebih dari 30 tahun melatih di Skandinavia dan membawa ide-ide tentang kepelatihan yang merevolusi sepak bola Swedia
Revolusi Soo di Swedia ini jauh sebelum sosok-sosok seperti Bob Houghton dan Roy Hodgson muncul. Saat menjadi pelatih, Soo mampu mengantarkan Djurgardens IF menjadi juara Kejuaraan Allsvenskan untuk pertama kalinya bagi tim.
Sumber: Planet Football