Bola.com, London - Enzo Fernandez telah menjadi pemain Chelsea. Kedatangan pemain asal Portugal itu membuat The Blues mengeluarkan uang dengan jumlah yang luar biasa.
Sejak kedatangan Todd Boehly, Chelsea telah mengeluarkan dana lebih dari 500 juta poundsterling. Padahal, Boehly belum genap satu tahun berada di London.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi itu menimbulkan pertanyaan. Apakah aturan Financial Fair Play (FFP) tidak berlaku bagi Chelsea?
Diketahui FFP di Premier League berlaku aturan setiap klub hanya boleh kehilangan 105 juta poundsterling dalam periode tiga tahun. Sementara UEFA bahkan lebih ketat dengan hanya 53 juta paun dalam periode yang sama.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nyicil
Hasil penghitungan keuangan terbaru Chelsea juga cukup mengkhawatirkan. The Blues diketahui mengalami kerugian sekitar 387 juta pounds dalam waktu tiga tahun.
Namun, dampak Pandmei COVID-19 membuat adanya dispensasi dan pelonggaran aturan tersebut. Chelsea juga diketahui menjual banyak pemain dengan harga yang cukup mahal belakangan ini.
Jangan lupakan juga pemain bergaji mahal yang dilepas secara gratis oleh Chelsea. Sebut saja Marcos Alonso dan Andreas Christensen yang dilepas ke Barcelona.
Chelsea juga menggunakan priode mencicil. Misalnya dalam kasus transfer Mykhailo Mudryk. Biaya total yang harus dikeluarkan Chelsea mencapai 88,5 juta pounds. Namun, mereka bisa mencicil transfer itu selama delapan tahun dengan biaya 11 juta pounds per tahun.
Advertisement
Kontrak Jangka Panjang
Chelsea juga menerapkan tren baru dalam memberikan kontrak kepada pemain. The Blues memilih kontrak durasi panjang.
Mykhailo Mudryk dikontrak delapan tahun. Wesley Fofana bergabung dengan kontrak tujuh tahun, Benoit Badiashile menandatangani kontrak enam setengah tahun, sementara Noni Madueke bergabung dengan kontrak tujuh setengah tahun.
Meski demikian, Chelsea tak bisa begitu saja bersantai. Mereka tetap dipantau oleh pihak terkait, terutama UEFA.
Ancaman embargo transfer hingga tidak boleh berlaga di Liga Champions menghantui The Blues. Real Madrid dan Atletico Madrid pernah merasakan poin pertama hukuman tersebut. Sementara AC Milan pernah merasakan poin kedua.
Strategi Jitu
Beberapa pakar olahraga dan ekonomi memberikan pendapat mereka mengenai langkah cerdik Chelsea.
“Mereka telah mengamortisasi kontrak selama kesepakatan jangka panjang yang luar biasa, lebih dari standar lima tahun,” jelas Jake Cohen, pengacara olahraga untuk Mackrell Solicitors.
“Amortisasi adalah praktik akuntansi standar dalam olahraga yang akan melihat biaya transfer tersebar selama kontrak pemain. Transfer £50 juta dengan kontrak lima tahun tidak akan diperhitungkan di muka tetapi akan menelan biaya £10 juta setahun," katanya.
Advertisement
Ekstrem Tapi Tak Salah
Pakar keuangan sepak bola Kieran Maguire dan penulis Price Is Football menyebut langkah itu ekstrem tapi tidak salah.
“Itu telah mengecewakan La Liga dan direktur mereka, Javier Tebas, tentu saja orang yang sangat marah. Saya pikir itu telah memperkuat pandangan bahwa Premier League adalah Liga Super," katanya.
“Masuk sebelum perubahan aturan terjadi di semua lapisan masyarakat. Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan. Hanya saja mereka melakukannya pada level yang sangat ekstrem yang belum pernah kita lihat di sepak bola, selain saat Roman Abramovich pertama kali tiba,"lanjutnya.
“Itu bisa berhasil atau Anda bisa terjebak dengan pemain dengan gaji tinggi dan tidak mau pergi. Chelsea membelanjakan uang seperti pemabuk di kasino, itu mungkin masih berhasil karena risiko tinggi dapat menghasilkan imbalan yang tinggi."
Sumber: Evening Standard