Bola.com, Jakarta - Liga Inggris melahirkan banyak pemain bintang dan beberapa di antaranya terkenal dengan sikap kontroversialnya. Satu di antaranya adalah Emmanuel Adebayor.
Bagi generasi kini, Adebayor bukanlah siapa-siapa. Atau, bisa jadi, tak mengenalnya. Dulu, sebelum Bukayo Sako dan Erling Haaland jadi buah bibir di pentas Premier League, Adebayor sudah lebih dulu melakukannya.
Baca Juga
5 Hot News BRI Liga 1 2024 / 2025 Sore Ini : Ramai Kekonyolan Ada 12 Pemain PSM di Lapangan sampai Sindiran Persita untuk Persib Bandung
Besok, 2 Laga Piala AFF 2024 yang Bikin Tegang Fans Timnas Indonesia, Ada Apa Nih ?
Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang Berasal dari Pegadaian Liga 2: Menjadi Benteng Terakhir Pertahanan
Advertisement
Datang dari negeri yang sangat jauh, Togo, Adebayor mengawali petualangannya bersama tim senior klub Prancis, Metz, pada 2001. Ia tiba di sana setelah dua tahun ditempa di tim akademi (1999-2001).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pindah ke Monaco
AS Monaco merekrutnya dua tahun kemudian, menyusul permainannya yang memukau di lini depan Metz. Tiga tahun di Monaco, Adebayor terbang ke Inggris, menerima pinangan Arsenal di bawah rezim Arsene Wenger. Titik ini menjadi awal kegilaan itu dimulai.
Sejatinya, Adebayor sangat mencintai Arsenal. Sejak kedatangannya pada 2006 sampai kepergiannya pada 2009, rapor bomber kelahiran 26 Februari 1984 itu tak bisa dibilang buruk. Pada 2007/2008, Adebayor tampil sangar dengan koleksi 30 gol di semua ajang kompetisi.
Tapi, pada musim berikutnya, Adebayor tumbang. Cedera yang kerap mengganggu membuatnya menepi. Toh begitu, fans masih mencintainya.
Advertisement
Berbeda Jauh
Namun, semua berbalik 180 derajat ketika Adebayor mengamini tawaran Manchester City. Gara-garanya, Man City datang menggoda dengan nilai transfer menggiurkan kala itu, 25 juta pounds atau setara Rp 353,6 miliar.
Fans berharap sang idola tetap bertahan, akan tetapi mereka bertepuk sebelah tangan. Adebayor tetap berlalu. Fans menuding, Adebayor mata duitan.
Adebayor balik menggedor. "Kalau memang mata duitan, aku sudah lama pindah ke Barcelona dan AC Milan," kata Adebayor, menepis penghakiman fans, seperti dilansir dari laman resmi The Citizens.
Waktu Tepat
Waktu yang ditunggu-tunggu itu pun tiba. Arsenal bertandang ke Etihad Stadium, markas baru Adebayor dalam balutan jersey tim yang lain. Adebayor memang sudah menanti duel pekan keempat Premier League 2009/2010 itu.
Dia ingin tampil sebaik mungkin di hadapan Wenger, juga fans The Gunners. Benar saja, Arsenal remuk 2-4. Adebayor, yang dicap si pengkhianat itu menyumbang sebiji gol pada menit ke-80.
Ia menerima umpan lambung dari sisi kanan. Adebayor, bak seekor singa yang terluka, menyambut bola dengan tandukan keras. Gol!
Advertisement
Lari Kencang
Adebayor berlari kencang ke arah fans Arsenal. Sejurus kemudian, dia meluncur di atas rumput dengan kedua lututnya seraya membentangkan tangan di hadapan suporter yang dulu sangat memujanya.
Terbakar amarah, fans Arsenal balik mengecam dan melontarkan makian kepada Adebayor. Bahkan ada yang ingin masuk ke lapangan. Beruntung, pihak keamanan yang bertugas berhasil menghalau.
Atas selebrasi gokilnya tersebut, wasit mengganjar Adebayor dengan kartu kuning. Dia juga disanksi denda 25 ribu pounds.
Belakangan, Adebayor blak-blakan soal selebrasinya. "Saya ingat pergi ke stadion dan penggemar Arsenal ada di sana. Yang saya dengar hanyalah nyanyian yang berisi ejekan," katanya.
Cerita Asli
“Ayah saya bekerja di penukaran mata uang dan ibu saya adalah seorang pengusaha. Tapi nyanyian itu terus berlanjut. Jadi bagaimana saya bisa membalas? Saya tidak memiliki suara untuk melawan ribuan pendukung," jelas Adebayor.
Sang striker menyatakan kalau dia sebenarnya tak ingin pergi dari Arsenal. Wenger-lah penyebabnya. "Saya telah menandatangani kontrak lima tahun di Arsenal. Saya kembali untuk pramusim dan Wenger berkata 'Anda harus pergi'. Saya berkata 'Mengapa saya harus pergi?' Saya meminta satu tahun lagi dan jika tidak berhasil, maka saya akan pergi," kata Adebayor.
Banyak curhat Adebayor terkait Sang Professor. Kini, semuanya tinggal kenangan, dan selebrasi Adebayor bakal menjadi 'ikon' yang tak mungkin terlupakan begitu saja.
Sumber: Planetfootball
Advertisement