Bola.com, London - Chelsea kembali meraih hasil negatif di Premier League 2022/2023. Pada laga terakhir, klub berjulukan The Blues itu menyerah 0-2 dari Tottenham Hotspur pada laga Derbi London, Minggu (26/2/2023) malam WIB.
Kekalahan ini menjadi yang kesembilan dialami Chelsea di Premier League 2022/2023. Sejauh ini. The Blues hanya mampu meraih delapan kemenangan dan tujuh kali imbang dari 24 laga yang sudah dimainkan, sehingga mengumpulkan 31 poin.
Baca Juga
Advertisement
Akibatnya, Chelsea harus tercecer di posisi ke-10 klasemen sementara. Cesar Azpilicuetta dkk. tertinggal 26 poin dari Arsenal yang nyaman di puncak.
Bola.com mencatat, ada tiga faktor mendasar yang membuat Chelsea terpuruk sejauh ini di Premier League. Apa saja?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Menyatu
Chelsea merekrut banyak pemain pada musim 2022/2023. Klub asal London Barat itu menghabiskan dana transfer hingga Rp10 triliun.
Sebanyak 17 pemain didatangkan Chelsea ke Stamford Bridge. Pengeluaran terbesar berasal dari Enzo Fernandez yang didatangkan dari Benfica seharga 121 juta euro.
Sayangnya, 17 pemain baru yang didatangkan musim ini belum bisa beradaptasi dengan baik dengan nama lama. Inilah yang menjadi penyebab para pemain Chelsea sukar menyatu, sehingga permainan dan kekompakannya menurun di lapangan.
Advertisement
Lini Depan Tumpul
Manajer Graham Potter dikenal sebagai pelatih yang mengandalkan skema 4-2-3-1. Skema itu mewajibkan dalam susunan pemain memiliki penyerang tengah yang tajam dan berkualitas.
Namun, nyatanya Chelsea sejauh ini tak diperkuat penyerang yang benar-benar mampu menjalankan skenario tersebut. Joao Felix, David Fofana, hingga Pierra-Emerick Aubameyang belum mampu diandalkan menjadi pencetak gol ulung.
Adapun Armando Broja harus berjuang pulih dari cedera. Situasi ini membuat Potter mempercayakan lini depan pada Kai Havertz yang posisi aslinya adalah gelandang serang, sehingga tak maksimal.
Kurang Disegani
Penunjukkan Graham Potter pada September 2022 menjadi sumber bencana untuk Chelsea musim ini. Tim London Biru di bawah kepemilikan Todd Boehly terlalu berani memercayakan klub sebesar Chelsea pada Potter.
Chelsea biasanya diasuh pelatih dengan nama besar dengan prestasi mentereng dalam karier. Namun, kali ini Chelsea diasuh pelatih yang sama sekali belum pernah menjadi juara.
Dipercaya mengasuh klub sebesar Chelsea tentu membuat Graham Potter dalam tekanan besar. Apapun sudah diberikan oleh pemilik klub, namun sejauh ini penampilan The Blues di bawah asuhannya masih buruk yakni 10 kali kalah, tujuh kali imbang, dan cuma menang sembilan kali di berbagai ajang.
Advertisement