Sukses


Nyungsep karena Salah Beli, Ini 5 Transfer Terburuk Liverpool Era Gerard Houllier

Bola.com, Jakarta - Ribuan fans Liverpool yang berjubel di Anfield tampak gusar. Sempat leading 3-0 hanya dalam waktu 15 menit babak pertama, tim kesayangan nyaris berbagi poin setelah tim tamu, Tottenham Hotspur, mampu menyamakan skor menjadi 3-3 via Harry Kane, Son Heung-min, dan Richarlison.

Akhirnya, tim asuhan Jurgen Klopp terhindar dari rasa malu di depan pemuja setianya. Momen itu terjadi setelah Diogo Jota memastikan kemenangan 4-3, hanya beberapa saat sebelum wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga. Plong!

Jota sontak jadi pahlawan. Gol penentunya pada akhir pekan silam membuat Liverpool meraup tripoin dan naik ke posisi kelima klasemen sementara dengan tabungan 56 poin. Saat ini, berkat kemenangan kontra Fulham, Liverpool mengoleksi 59 angka.

Kembali ke Jota, yang belum lama bergabung dengan Si Merah. Penyerang 26 tahun itu datang ke Anfield tiga tahun silam setelah Klopp meminangnya dari Wolverhampton Wanderers.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

Jota Spesial

Meski tak selalu jadi starter, Jota sosok yang sangat berarti bagi Liverpool dan itu diamini Klopp. "Bagi kami, dia sangat berharga," kata Klopp singkat, tak lama setelah Liverpool melumat Nottingham Forest 3-2 pada laga sebelumnya. Kemenangan di pekan ke-32 tersebut juga tak lepas dari aksi ciamik Jota. Pemain Portugal itu memborong dua gol.

Jika Jota merupakan satu di antara rekrutan terbaik Liverpool, di era pelatih sebelumnya, Gerard Houllier, sedikitnya ada lima lima pemain anyar yang dianggap pembelian sia-sia. Houllier, yang meninggal dunia pada 2020, menukangi The Reds dari 1998 hingga 2004.

Di bawah asuhannya, Liverpool sukses memenangkan banyak trofi. Di antaranya Piala FA, Piala UEFA, dan Piala Super Eropa. Namun, selama berkuasa, Houllier pernah panen kritik terkait keputusannya di jendela transfer. Berikut lima transfer terburuk Houllier :

 

3 dari 8 halaman

Bernard Diomede

Juni 2000, Liverpool merogoh kocek 3 juta pounds untuk membawa pemain Prancis, Bernard Diomede, dari Auxerre. Liverpool membutuhkan pemain sayap kiri dan Gerard Houllier menganggap Diomede pasti cocok dengan kebutuhan tersebut.

Diomede melakukan debutnya melawan Southampton. Dia mencetak gol, namun sayang wasit menganulirnya. Dalam duel-duel selanjutnya, Diomede memble.

Dia hanya mengemas lima pertandingan untuk Liverpool dalam periode dua setengah tahun sebelum dipinjamkan ke Ajaccio pada Januari 2003. Ia pergi secara permanen pada musim panas 2004 ke Creteil dengan status bebas transfer.

 

4 dari 8 halaman

Salif Diao

Julukannya keren: The Next Vieira. Nyatanya tak demikian. Diboyong dari klub Prancis, Sedan, pada 2002, Diao diharapkan bisa menambah daya gempur skuad besutan Gerard Houllier dari lini tengah.

Tapi, apa yang tersuguh selanjutnya sungguh mengecewakan. Diao tak mengemban misi yang dipercayakan Houllier.

Merasa kecewa, Houllier lalu menendang Diao ke sejumlah klub sebagai pemain pinjaman. Akhirnya, Liverpool melepasnya ke Stoke City pada 2007. Lima tahun yang sia-sia.

 

5 dari 8 halaman

Chris Kirkland

Nama panjangnya Christopher Edmund Kirkland. Posisinya kiper. Pada 2001, Gerard Houllier membungkusnya dari Coventry City dengan nilai transfer 7 juta pounds.

Ketika Houllier berencana merekrut Kirkland, tak sedikit yang heran. Soalnya, banyak yang menilai Kirkland biasa-biasa saja alias tak ada istimewanya.

Toh, Houllier tetap hakulyakin dengan pilihannya. Namun waktu jualah yang akhirnya menjawab.

Houllier salah rekrut. Kirkland jadi sasaran kritikan lantaran tak mampu menjadi "spiderman" di bawah mistar The Reds. Belum lagi cedera yang kerap mendera. Hingga 2006, Kirkland lebih banyak dipinjamkan kepada klub-klub lain.

 

6 dari 8 halaman

Djibril Cisse

Pemain lain yang juga tak membawa dampak signifikan bagi Liverpool adalah Djibril Cisse. Gerard Houllier menyetujui biaya pembelian 14 juta pounds untuk mengontrak Cisse dari Auxerre pada 2004.

Saat itu, Cisse laris manis. Banyak klub-klub beken Eropa yang memburu tanda tangannya. Tapi dia lebih condong ke Liverpool.

Ketika tiba di Anfield, fans menyambutnya bak seorang pangeran. Bomber anyar ini diharapkan bisa bahu membahu dengan Michael Owen di lini depan. Hanya saja itu tak terjadi, karena Owen pergi dua bulan kemudian.

Sayang, selama tercatat sebagai pemain Liverpool hingga 2007, Cisse tak seperti yang dibayangkan. Kariernya sempat terhampat lantaran cedera patah kaki.

Setelah hanya dua musim di klub, dia dipinjamkan ke Marseille dan menyelesaikan kepindahan permanen ke klub yang sama pada musim panas berikutnya. Kala itu, Liverpool menderita kerugian 8 juta pounds.

 

7 dari 8 halaman

El Hadji Diouf

Gerard Houllier sangat terkesan dengan El Hadji Diouf. Sang pelatih berangan-angan suatu saat nanti bisa memiliki penyerang Lens itu.

Pada 2002, doa Houllier terkabul. Kala memperkenalkan pemain barunya, hati Houllier berbunga-bungan. "Anda akan menyukai anak laki-laki dari Senegal yang baru saja saya tandatangani," kata Houllier.

Sebelumnya, Diouf tampil luar biasa di Piala Dunia 2002 bareng Timnas Senegal. Selama waktunya di Lens, dan sebelum itu di Sochaux dan Rennes, dia telah menunjukkan kemampuan untuk menjadi seorang bintang.

Fans Liverpool menanti janji Houllier, terkait pemain seharga 10 juta pounds. itu. Nyatanya, Diouf tak terlalu istimewa jika dibandingkan dengan harga dan koar-koar Houllier.

Diouf hanya memainkan 79 pertandingan dan mengemas enam gol. Momen paling 'berkesan' dalam karier di Liverpool adalah ketika dia meludahi seorang penggemar Celtic yang dia yakini telah membuat komentar rasis terhadapnya.

Pada 2004-2005, Liverpool melepasnya ke Bolton Wanderers sebagai pemain pinjaman.

Sumber : Bleacherreport

8 dari 8 halaman

Liverpool Merangkak

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer