Bola.com, London - Lionel Messi melanjutkan kariernya ke Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat dengan bergabung ke Inter Miami. Bermain ke MLS, Messi seperti tampil di kasta kedua Liga Spanyol.
Kapten Timnas Argentina itu bergabung dengan Inter Miami pada 7 Juni 2023. Namun, Lionel Messi baru resmi diperkenalkan ke publik pada pada Minggu (16/7/2023) dini hari WIB.
Baca Juga
Advertisement
Klub Florida tersebut merilis video perkenalan Messi di berbagai akun media sosial mereka. Bersama Inter Miami, La Pulga akan tetap memakai nomor punggung 10 yang identik dengan dirinya.
Selain itu, Lionel Messi menandatangani kontrak bersama Miami hingga Desember 2025. Messi kabarnya mendapatkan bayaran hingga 62 juta dolar AS atau setara dengan Rp 929 miliar per tahun dari Inter Miami.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tampil di Kasta Kedua Liga Spanyol
Keputusan Lionel Messi bergabung ke Inter Miami terbilang mengejutkan. Messi seperti turun level dengan bermain di MLS.
Apalagi, La Pulga adalah pesepak bola top dunia dengan segudang prestasi, baik di Barcelona, Paris Saint-Germain, hingga membawa Timnas Argentina menjuarai Piala Dunia 2022.
"Di sini ada perpaduan budaya, ada banyak pemain dari Amerika tengah dan selatan. Anda memiliki banyak pemain yang dibesarkan di Amerika, di Florida, Texas, dan California selatan, yang sangat Latin berdasarkan budaya dan gaya sepak bola," kata eks kiper Tottenham Hotspur, Brad Friedel.
"Jadi akan lebih mudah membandingkannya dengan gaya sepak bola Portugal atau Spanyol. Spanyol mungkin perbandingan yang lebih baik, jadi menurut saya MLS seperti La Liga 2. Tetapi kami menjadi lebih baik dan lebih baik lagi," sambungnya.
Advertisement
Ujian Ketahanan
Meski begitu, Brad Friedel menilai tampil di MLS bakal menjadi pengalaman berbeda bagi Lionel Messi. Menurut Friedel, tampil di MLS merupakan ujian ketahanan dalam menjalani kompetisi.
"Sangat sulit membandingkan MLS dengan standar sepak bola Inggris mana pun karena gayanya sangat berbeda," kata Friedel.
"MLS misalnya adalah kerja keras pertengahan minggu hingga akhir pekan sepanjang musim, terutama pada musim dingin yang jadwal yang padat."
"Itu adalah permainan persentase, ini adalah ujian ketahanan selama musim 46 pertandingan. Ada beberapa tim hebat di MLS," jelasnya.
Sumber: Daily Star