Bola.com, Jakarta - Premier League 2023/24 tak hanya menanti sensasi lanjutan Manchester City dan mimpi Arsenal untuk menyudahi puasa gelar sekian purnama, tapi juga terkait Mason Mount. Pertanyaan kritisnya, mampukah dia membawa keberuntungan bagi Manchester United?
Semua orang tahu, Manchester United sampai harus menguras kas demi mendapatkan gelandang 24 tahun itu dari Chelsea. Dari segi finansial, MU tak setajir beberapa tahun lampau.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Setan Merah berada di bawah Manchester City, Arsenal, Chelsea, atau bahkan Newcastle United. Jadi, dana 60 juta pounds atau setara Rp 1,1 triliun, jangan sampai menguap begitu saja tanpa hasil.
Sejauh ini, pelatih Erik ten Hag belum memastikan akan memainkan Mount di posisi mana. Selama di Chelsea, Mount biasa beroperasi di tengah atau beberapa kali diplot sebagai sayap.
Peran Mount di Manchester United tak banyak berubah. Fans sangat berharap Mount bisa menjadi pasangan yang mematikan atau berduet dengan pemain depan lainnya. Musim lalu misalnya, dua jenderal lapangan tengah MU, yakni Casemiro dan Bruno Fernandes menjadi "pelayan" bagi Marcus Rashford.
Tak hanya asis, baik Fernandes maupun Casemiro kerap menjelma menjadi striker. Nah, peran itulah yang akan diemban Mount nantinya. Artinya, dia harus bisa jadu duet maut dengan Rashford atau penyerang MU yang lain.
Dalam sejarah panjang Premier League, duet maut bukanlah isapan jempol. Mereka nyata dan menjadi andalan timnya masing-masing. BBC menyodorkan data dan fakta terkait pasangan teratas yang menghasilkan gol dan asis paling banyak sejak Premier League bergulir.
Berikut ini beberapa di antaranya :
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Darren Anderton dan Teddy Sheringham (Tottenham Hotspur) - 27 Gol
Dalam tujuh musim, dibagi menjadi dua periode, duo ini menggunakan semua visi, keterampilan, dan tipu muslihat mereka untuk menghasilkan 27 gol. Sheringham mencetak sebagian besar dari gol itu (20).
Puncak sebagai mitra terjadi pada awal musim 1994/1995. Anderton memberikan enam asis bagi Sheringham di paruh pertama musim. Mereka juga bermain bersama sebanyak 15 kali untuk Timnas Inggris, terutama sepanjang Euro 1996 saat mencapai semifinal di kandang sendiri.
Kepergian kedua Sheringham dari Spurs pada tahun 2003 ke Portsmouth mengakhiri hubungan mereka. Anderton meninggalkan klub setahun kemudian, lalu bergabung dengan Birmingham.
Â
Advertisement
Robert Pires dan Thierry Henry (Arsenal) - 29 Gol
Henry memiliki porsi gol lebih besar, yakni mencetak 17 gol, sedangkan Pires hanya 12 gol. Tidak mengherankan jika keduanya sangat bermanfaat bagi tim besutan Arsene Wenger.
Dalam enam musim bersama di Arsenal, di mana Pires mencetak 63 gol dan 42 asis, mereka memenangkan lima trofi domestik.Performa itu termasuk gelar 'Invincibles' Premier League 2003/04.
Â
David Silva dan Sergio Aguero (Manchester City) - 29 Gol
Aguero mencetak 21 gol dari 29 kombinasi gol mereka. Setelah sembilan musim bersama di City, yang membawa 11 trofi utama termasuk empat gelar liga, kerja sama itu berakhir ketika Silva bergabung dengan Real Sociedad pada 2020.
Aguero meninggalkan klub tahun berikutnya. Sang legenda memutuskan berkarier sebentar di Barcelona sebelum pensiun.
Â
Advertisement
Didier Drogba dan Frank Lampard (Chelsea) - 36 Gol
Lampard terlibat dalam 240 gol, yakni mengantongi 147 gol dan 93 asis. Sementara itu, Drogba mencetak 104 gol dan 64 asis di kasta teratas untuk Chelsea.
Dalam delapan musim bersama di klub, mereka menggabungkan 36 gol. Drogba mencetak 24 di antaranya. Duet ini bekerja sama dua kali di final untuk membantu Chelsea memenangkan Piala FA.
Saat itu, Lampard memberi umpan kepada Drogba untuk mencetak satu-satunya gol untuk mengalahkan Manchester United di perpanjangan waktu di final 2007. Lalu membantu golnya dalam kemenangan 2-1 atas Liverpool di 2012.
Kemitraan produktif mereka berakhir pada 2012 ketika Drogba meninggalkan Chelsea untuk bergabung dengan klub Liga Super China, Shanghai Shenhua.
Â
Harry Kane dan Son Heung-min (Tottenham Hotspur) - 47 Gol
Mereka telah menjadi pasangan penyerang yang paling dipuji di Liga Inggris dalam beberapa musim terakhir. Kane telah lama menjadi penembak jitu terkemuka Premier League, mencetak 213 kali gol hingga saat ini.
Dari 47 kombinasi mereka, Son mengoleksi gol dengan 24 berbanding 23 untuk Kane. Dalam periode dua musim yang produktif, 2020/2021 dan 2021/2022, mereka terhubung 21 kali untuk mencetak gol.
Kane memberikan semua asis untuk empat gol Son di Southampton saat mereka menggabungkan sembilan gol dalam lima pertandingan di awal musim 2020/2021. Duo ini masih bermain bareng ketika Tottenham Hotspur melakoni laga pramusim di Singapura.
Sumber : BBC
Advertisement