Sukses


7 Rekrutan MU yang Telat Panas, kemudian Meroket Jadi Legenda

Bola.com, Manchester - Manchester United banyak berbelanja pemain dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, perekrutan Setan Merah tidak selalu berhasil. 

Ada yang kemudian kariernya malah nyungsep setelah mendarat di Old Trafford. Namun, tak sedikit pula yang kariernya meroket. 

Namun, banyak legenda Setan Merah yang awalnya juga kesulitan beradaptasi. Mereka telat panas. 

Tidak semua bintang tersebut akhirnya terpuruk. Tak sedikit yang bangkit dan melesat menjadi legenda klub. 

Berikut ini tujuh rekrutan besar MU yang awalnya lambat panas kemudian menjelma menjadi legenda. 

--- 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

1. Patrice Evra

Evra menjalani debut pada Januari 2006 telah mewariskan legenda Manchester United.

“Setelah lima menit pertama saya bermain melawan Trevor Sinclair,” kata bek sayap itu tentang penampilannya di MU dalam derby Manchester.

“Saya terluka di kepala. Saya ingat saya menabrak tiang gawang, kemudian bilang pada diri sendiri, apa yang sebenarnya saya lakukan di sini." 

“Sepak bola di Inggris sangat cepat, sangat kuat. Saya bersantai di Monte Carlo – saya dinobatkan sebagai bek kiri terbaik sebanyak empat kali. Saya pikir sudah berhasil, bahwa saya adalah pemain besar. Lalu di babak pertama, itulah pertama kalinya saya diperkenalkan dengan hairdryer treatment  oleh Sir Alex Ferguson."

“Dia menghancurkan semua orang dan dia mendatangi saya dan berkata, ‘Kamu akan duduk di sebelah saya dan kamu akan belajar sepak bola Inggris’. Saya pernah bermain untuk Timnas Prancis, pernah berada di final Liga Champions – dan pada pertandingan pertama, saya diganti setelah 45 menit," kenang Evra. 

Untungnya, pemain Prancis itu menikmati karier yang luar biasa di Old Trafford. Ia menyabet 14 trofi – termasuk lima gelar Liga Inggris dan Liga Champions – dan bermain 379 kali untuk Setan Merah.

 

3 dari 8 halaman

2. Nemanja Vidic

Direkrut bersama Evra pada awal 2006, Vidic melakukan debutnya dalam kemenangan di semifinal Piala Liga atas Blackburn Rovers. Namun, kekalahan sebelumnya di tim cadangan membuat rekan satu timnya meragukan kemampuan Vidic.

Berbicara kepada saluran YouTube 'Talk of the Devils', mantan pemain United Phil Marsh, mengisahkan cerita itu. 

“Kami bermain melawan Wigan. Kami memiliki tim cadangan yang sangat bagus dan mendomonasi pertandingan. Vidic bermain, tidak ada yang tahu banyak tentangnya," kata Marsh. 

“Kami babak belur kalah 0-4 dan dia tidak tampil bagus. Dia mengalami masa-masa sulit dan terpeleset untuk salah satu gol… kami semua menggaruk-garuk kepala dan berpikir 'Siapa orang ini?'”

“Dia mendapat peluang di tim utama dan sisanya tinggal sejarah, tapi saya ingat kesan pertama saya adalah apa yang terjadi di sini, siapa yang telah kami rekrut." 

“Agar adil, kami memiliki beberapa pemain seperti itu selama bertahun-tahun, seperti Kleberson dan Djemba-Djemba… Vidic membuktikan bahwa semua orang salah dan semua orang menyukainya. Dia akhirnya menjadi pahlawan.”

Benar sekali, Vidic membutuhkan waktu setengah musim untuk menyesuaikan diri dengan Inggris dan kemudian menjadi legenda Setan Merah. 

 

4 dari 8 halaman

3. Rio Ferdinand

Mungkin terasa aneh menempatkan Ferdinand di sini. Namun kami bek tengah ini membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menjadi standar tinggi di Manchester United. 

 

5 dari 8 halaman

4. Michael Carrick

Setelah Roy Keane diusir begitu saja dari Old Trafford pada 2005, setiap orang tahu MU membutuhkan gelandang tengah untuk membantu merebut gelar dari genggaman Chelsea.

Namun, hanya sedikit yang mengira Carrick akan menjadi pemain seperti itu. Ia diboyong dari Tottenham seharga 18,6 juta pounds. Carrick pemain yang benar-benar berbeda dengan Keane dan para pakar mengantre untuk menyebut gelandang Inggris itu terlalu mahal.

Mungkin berlebihan untuk mengatakan Carrick memulai kariernya dengan lambat di MU, namun pengaruhnya selalu diabaikan hingga akhir kariernya. Ferguson telah mengambil keputusan tepat.

 

6 dari 8 halaman

5. David de Gea

Lupakan bahwa petualangan De Gea di Manchester United berakhir kurang manis. Dia juga banyak melakukan blunder pada tahun-tahun terakhirnya bersama Setan Merah. 

Sang kiper bisa dibilang pemain terbaik di Old Trafford sepanjang tahun 2010-an, menyelamatkan timnya dalam banyak kesempatan dan memenangi Penghargaan Pemain Terbaik Klub sebanyak empat kali.

Prestasinya lebih mengesankan mengingat startnya di sepak bola Inggris. Ia awalnya kerap terintimidasi pada awal-awal kariernya di MU. 

 

7 dari 8 halaman

6. Andy Cole

Kepindahan Cole senilai 7 juta pounds dari Newcastle United ke Manchester pada Januari 1995 menjadi berita utama. Saat itu manajer Newcastle, Kevin Keegan, berdiri di luar St James’ Park untuk menjelaskan mengapa klub menjual striker bintang mereka.

Meski Cole mencetak 12 gol di paruh musim pertamanya di Old Trafford, banyak yang memilih untuk fokus pada serangkaian kegagalannya di West Ham yang membuat MU kehilangan gelar.

Penyerang kelahiran Nottingham itu kesulitan sepanjang musim 1995/1996. Fans dan pakar mengecam karena penampilan buruknya. Dua patah kaki juga membatasi keterlibatannya pada musim 1996/1997.

Namun Cole pulih dan akhirnya bersinar selama musim perebutan treble pada 1998/1999. Ia mengakhiri masa kariernya di Manchester United dengan 121 gol dari 275 penampilan.

 

8 dari 8 halaman

7. Teddy Sheringham

Setelah Eric Cantona pensiun pada 1997, Sheringham dikontrak dari Tottenham sebagai penggantinya. Tidak ada tekanan, Teddy.

Meskipun berkembang pesat di Spurs, dan bersama Alan Shearer untuk Inggris, Sheringham awalnya kesulitan mendapatkan popularitas di Old Trafford. Dia gagal mengeksekusi penalti pada penampilan liga pertamanya – ironisnya di Tottenham – dan hanya mencetak 14 gol pada musim pertamanya.

Dia menghabiskan sebagian besar musim 1998/1999 sebagai pemain pengganti, lalu mencetak gol di final Liga Champions. Sheringham akhirnya memenangi Penghargaan Pemain Terbaik Tahun Ini dari PFA dan Penulis Sepakbola pada 2001 atas performa bagusnya.

Sumber: Planet Football

 

Video Populer

Foto Populer