Sukses


Pertikaian Ikonik Sir Alex Ferguson Vs Jurnalis ; Tentang Performa MU sampai Kritik Taktik dan Strategi

Bola.com, Jakarta - Manchester United tampil loyo sepanjang musim ini. Hingga pekan ke-20 Liga Inggris 2023/2024, MU masih nyungsep di posisi ke-8 klasemen sementara, dengan tabungan 31 poin.

Jebloknya performa Bruno Fernandes dkk. tak hanya membuat fans muak dan marah. Mereka mulai mengancam posisi Erik ten Hag sebagai pelatih. Jika tak cepat bangkit dari kuburan, bisa dipastikan orang Belanda itu bakal terdepak dari singgasananya.

Kali terakhir MU menjadi juara terjadi pada musim 2012/2013, kala ditukangi nakhoda legendaris asal Skotlandia, Sir Alex Ferguson. Setelah era beliau berlalu, tak satu pun pelatih, termasuk Ten Hag, yang mampu mengembalikan nama besar kubu Old Trafford di kancah tertinggi Liga Inggris.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Sosok Jenius

Tak ada yang meragukan kejeniusan Sir Alex sebagai orang nomor satu di ruang ganti. Tak heran kalau sang opa sukses mempersembahkan segepok gelar bagi Manchester United.

Tapi, Ferguson bukan tanpa sisi menarik yang cenderung bikin 'rusuh'. Satu di antara yang paling menonjol adalah perseteruan dengan media, terutama kontra BBC. Semoga masih ingat ya.

Pada 27 Mei 2004, BBC menayangkan film dokumenter berjudul 'Fergie And Son'. Karya ini menyelidiki hubungan dan urusan bisnis antara Manchester United dan putra Ferguson, Jason, seorang agen.

 

3 dari 6 halaman

Musuh BBC

Narasi dalam film ini terkait kesepakatan finansial yang melibatkan kiper Massimo Taibi dan Jaap Stam. Tayangan tersebut menyulut emosi Sir Alex. Bisa ditebak, Ferguson menolak berbicara dengan jurnalis BBC.

Tak berhenti sampai di situ, Ferguson juga melakukan boikot total terhadap beberapa jurnalis media pemerintah tersebut. Ferguson benar-benar jengkel dan marah.

"Sombong yang melampaui keyakinan," semprot Ferguson ketika diminta mengapa tega memboikot BBC tiga tahun berselang. Sikap Ferguson jelas, ia tak ingin BBC mengganggu putranya.

 

4 dari 6 halaman

Tak Ingin Diganggu

Ferguson mencapai gencatan senjata dengan raksasa penyiaran tersebut pada 2011. Sir Alex luluh setelah berdiskusi dengan Direktur Jenderal Komunikasi Publik Inggris, Mark Thompson.

BBC bukanlah satu-satunya media besar yang pernah bertikai dengan Ferguson. Pada tahun yang sama, ketika Ferguson menyetujui perdamaian dengan BBC, ia melarang Sky News menghadiri konferensi pers.

Latarnya, Sky News secara tak sengaja menangkap percakapan Sir Alex mengenai alasan mengapa Ryan Giggs absen dalam sesi latihan. Ketika hal tersebut ditanyakan, Ferguson jelas tak senang dan meminta agar pertanyaan serupa tak disinggung lagi.

 

5 dari 6 halaman

Tak Takut

Selama masa jabatannya sebagai ahli taktik Manchester United, Ferguson tidak takut kehilangan wibawanya di depan pers. Pada 2002, para jurnalis pernah mendapat umpatan tak mengenakkan dari Sir Alex.

Hal itu terjadi setelah kalangan media mengirim kritikan tajam terhadap penampilan Juan Sebastian Veron. Presenter MUTV mencoba memberikan masukan kepada Ferguson, penggemar lebih suka melihat Manchester United dalam formasi 4-4-2 daripada 4-5-1.

Walaupun begitu, publik tetap mengenang Sir Alex sebagai pelatih yang paling cemerlang dalam sejarah panjang Manchester United. Dan entah sampai kapan fans MU meradang karena tak pernah melihat tim kesayangan juara Premier League.

Sumber : Planetfootball

6 dari 6 halaman

MU Masih di Bawah

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer